Jalur Tikus Masuknya Senjata Api Ilegal-Amunisi ke Papua

Papua

Jalur Tikus Masuknya Senjata Api Ilegal-Amunisi ke Papua

Jonh Roy Purba - detikSulsel
Selasa, 16 Mei 2023 08:45 WIB
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa.
Foto: Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa. (Jonh Roy Purba/detikcom)
Jayapura -

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa mengatakan senjata api dan amunisi ilegal dari Papua New Guinea (PNG) masuk ke Papua melalui jalur tikus. Sementara dari Filipina masuk melalui jalur laut.

"Masyarakat memasukkan amunisi dan senjata dari PNG biasanya melalui jalur tikus. Lalu Filipina melalui perairan Maluku menuju Nabire," kata Mayjen Saleh kepada wartawan saat ditemui di Kodam XVII/Cendrawasih, Senin (15/5/2023).

Mayjen Saleh menuturkan PNG dan Filipina merupakan daerah yang menyuplai senjata api dan amunisi ilegal kepada kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Dia kembali menegaskan senjata dan amunisi ilegal itu dikirim melalui jalur tikus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"PNG dan Filipina merupakan daerah penyuplai amunisi dan senjata api ilegal," ujarnya.

Dia juga mengungkap ada oknum aparat yang menjual senjata api ke kelompok kriminal di Papua. Bahkan masyarakat sipil juga disebut terlibat dalam menyuplai senjata api ke KKB.

ADVERTISEMENT

"Selain adanya oknum aparat yang menjual ilegal senjata api dan amunisi kepada kelompok kriminal bersenjata ada juga upaya masyarakat sipil dalam tanda kutip," bebernya.

Masyarakat Diminta Ikut Awasi Jalur Tikus

Mayjen Saleh memastikan pengamanan pintu masuk PNG-RI di Papua telah diperketat namun jalur tikus itu sangat banyak. Dia pun meminta masyarakat itu mengawasi penyelundupan senjata api ilegal melalui jalur tikus.

"Kita tahu banyak jalan tikus masuk ke Papua melalui PNG, jadi yang terbaik melakukan pencegahan masuknya amunisi dan senjata api ke Papua strateginya pengamanan sosial sekuriti. Jadi keamanan dibangun oleh masyarakat itu sendiri. Jadi kesadaran masyarakat untuk sama-sama membangun keamanan itu, jangan digantungkan ke aparat saja," lugasnya.

Sebagai bentuk pencegahan penyalahgunaan jual beli senjata api dan amunisi oleh oknum aparat maka pengawasan diperketat. Hasilnya, awal tahun 2023 ada 2 kasus diungkap di Jayawijaya.

"Ada organik (Kodam XVII/Cendrawasih) seperti kejadian terakhir di Jayawijaya yang berhasil ditangkap. Kemudian ada juga beberapa kasus dari Satgas yang terjadi antara awal Januari-Juli 2022 banyak dari Satgas yang bertugas di Papua," tegasnya.

Oknum TNI Jual Senpi karena Harga Mahal

Mayjen Saleh juga mengungkap ada 24 kasus jual beli senjata api dan amunisi sejak tahun 2022 yang dilakukan oleh oknum anggota TNI. Dia menilai oknum prajurit tergiur menjual senjata api dan amunisi karena harganya yang mahal.

"Saya rasa kalau 1 butir dijual mencapai Rp 200.000 dan bisa dia naik kan mencapai Rp 300.000, tentu sangat menggiurkan lah," ujar Mayjen Salah.

Dia pun menyayangkan ada anggota TNI yang terlibat dalam jual beli amunisi dan senjata api KKB Papua. Apalagi, amunisi yang dijual akan digunakan untuk melakukan teror termasuk menembak aparat.

"Sangat disayangkan apabila oknum anggota melakukan jual beli amunisi dan senjata, karena amunisi itu akan digunakan menembak prajurit kita dan teror terhadap masyarakat," katanya.




(hsr/hsr)

Hide Ads