"Iya dibongkar, didalami berdasarkan laporan ibunya (terkait dugaan penganiayaan)," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Ridwan Hutagaol kepada detikSulsel, Rabu (15/3/2023).
Ridwan mengatakan pihaknya membongkar makam Alif di tempat pemakaman islam Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Selasa (14/3). Selanjutnya dilakukan autopsi di lokasi.
"Iya (diautopsi) di situ, dekat kuburan situ," katanya.
Ridwan mengaku pihaknya ingin mengetahui korban meninggal karena murni miras oplosan atau karena tindak kekerasan yang dilakukan kerabatnya.
"Ibunya itu melaporkan anaknya dianiaya sehingga mati perlu diautopsi, anaknya dicekoki karena miras kah atau apakah itu," ungkapnya.
Kronologi Pesta Miras Oplosan Berujung Maut
Lima remaja termasuk korban sebelumnya menggelar pesta miras selama dua hari berturut-turut yang menyebabkan total 3 orang tewas. Mereka yang terlibat adalah AD, MD, MSA, MAF dan MA alias Muhammad Alif.
"Kejadian pada tanggal 21 (Februari), jadi ada meninggal 3 orang di mana mereka sebelumnya pada tanggal 20 sudah sering minum tuak atau ballo di perkumpulan mereka yang pesta miras," ujar Ridwan saat dikonfirmasi pada Rabu (1/3).
Ridwan menjelaskan, awalnya AD menemukan alkohol 96 persen di sebuah rumah kosong yang tak jauh dari rumahnya pada Senin (20/2). Alkohol tersebut kemudian dicampur dengan coca-cola dan diminum oleh korban, pelaku, serta enam temannya yang lain di sebuah bengkel.
"Pada tanggal 20 mereka menemukan alkohol 96 persen di rumah kosong kemudian mereka bawa dan diracik bersama coca-cola dan mereka minum pada malam hari pukul 19.00 Wita, itu mereka minum di bengkel ada sekitar 8 orang," katanya.
Miras oplosan itu tidak habis, sisanya pun dibawa ke sekolah mereka pada Selasa (21/2). Mereka kemudian berpesta miras oplosan di sekolahnya.
"Kemudian mereka minum itu berlanjut pada hari Selasa-nya lagi tanggal 21 Februari minuman ini dibawa ke sekolah di SMK Techno ada 6 orang hasil pemeriksaan 6 orang yang minum," terang Ridwan.
Lanjut Ridwan, karena masih tidak habis, miras oplosan tersebut kemudian dibawa ke rumah kos di Jalan Sanrangan dan diminum belasan orang termasuk pelaku dan korban.
"Kemudian mereka pada pukul 19.00 Wita lagi mereka lanjut lagi di kos-kosan, di kos-kosan ada dua belas orang minum," ujarnya.
Ridwan menambahkan, di rumah kos tersebutlah diduga terjadi aksi penganiayaan terhadap pelajar bernama Ahmad Alif dan video ajakan meminum miras oplosan yang viral di media sosial.
"Di malam itu ada terjadi penganiayaan setelah itu viral yang mengajak minum alkohol 96 persen ini," ungkap Ridwan.
(hmw/sar)