Aktivis HAM Ungkap Korban Tewas Kerusuhan Wamena Alami Luka Tembak di Kepala

Papua Pegunungan

Aktivis HAM Ungkap Korban Tewas Kerusuhan Wamena Alami Luka Tembak di Kepala

Jonh Roy Purba & Hermawan Mappiwali - detikSulsel
Jumat, 24 Feb 2023 17:19 WIB
Potret kerusuhan maut di Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan.
Potret kerusuhan maut di Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan. Foto: Dokumen Istimewa.
Jayawijaya -

Aktivis HAM Theo Hesegem mengatakan korban tewas Kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan mengalami luka tembak di kepala dan daerah vital lainnya. Namun Polda Papua menegaskan pihaknya masih.

"Ini kan luka tembak korban meninggal rata-rata terkena luka tembak di kepala, leher dan itu sudah terukur yang dilakukan aparat. Jadi saya pikir ini bisa ada dugaan pelanggaran HAM," ujar Theo kepada wartawan, Jumat (24/2/2023).

Ia menjelaskan senjata api tak bisa bisa digunakan sembarangan karena ada mekanisme atau standar operasional prosedur (SOP) yang harus dilakukan. Dia mendorong protap aparat diselidiki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Senjata api tidak bisa digunakan sembarang itu ada aturan dan mekanisme dalam penggunaannya. Kan ada protap atau SOP saya tidak tahu apakah polisi sudah menggunakan protap atau tidak. Atau apakah mereka langsung menembak," katanya.

Theo mengaku telah melihat 10 korban meninggal dunia, 8 di antaranya mendapat luka tembak. Bahkan saat ini ada 17 orang yang mendapat perawatan medis yang hampir keseluruhannya terluka akibat tertembak.

ADVERTISEMENT

"17 orang luka-luka itu mengalami luka tembak, ada yang ada yang kena di bagian belakang, ada yang kena di bagian betis, ada yang kena di bagian pungunjung, ada yang kena di bagian kaki dan tangan, ada yang kenah di bagian leher, ada yang kena di bagian ketiak. Beberapa orang yang kena peluruh masih tersarang di tubuh," terangnya.

Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan pihaknya masih bekerja di lapangan. Dia meminta semua pihak menunggu penyelidikan pihaknya.

"Mudah-mudahan Pak Theo ada di lokasi sana. Kalau tidak tentunya, saya berharap tidak menyampaikan kemana pun sebagaimana dari sudut pandang dia sendiri," kata Mathius saat dihubungi terpisah.

Kronologi Kerusuhan Wamena

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan kerusuhan di Wamena bermula dari adanya mobil kelontong yang disetop oleh 2 orang warga di Sinakma, Kota Wamena pada Kamis (23/2) sekitar pukul 12.30 WIT. Mobil kelontong itu disetop lantaran dicurigai melakukan penculikan anak.

"Lalu informasi itu diterima kepolisian. Kapolres Wamena langsung menuju ke tempat kejadian perkara untuk bernegosiasi dengan massa dan kemudian meminta permasalahan ini diselesaikan di Polres," kata Kombes Benny, Kamis (23/2).

Pada saat mediasi terjadi, ada sekelompok massa yang berteriak dan kemudian menyerang anggota polisi. Hal itu memicu adanya perlawanan massa dengan aparat kepolisian.

"Hal itu kemudian direspons dengan meminta penebalan pasukan dari BKO Brimob dan Kodim. Dari sana kemudian chaos tak bisa dihindarkan lagi," ujarnya.

Tak hanya menyerang petugas, massa juga melakukan pembakaran terhadap kios-kios milik warga di Sinakma. Bahkan masyarakat di sekitar lokasi kejadian ketakutan dan kemudian menyelamatkan diri dari amukan massa.

Insiden ini kemudian menyebabkan 10 orang meninggal dunia dan 18 aparat TNI-Polri luka-luka. 14 Warga lainnya juga dilaporkan terluka.




(hmw/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads