Bocah berusia 12 tahun di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) diduga diperkosa oleh 7 pria hingga mengalami pendarahan di sekolah. Pemerkosaan terjadi pada Oktober 2022 dan Januari 2023.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Konawe Ipda Ni Kadek Karmiati mengatakan korban bersama rekannya perempuan inisial IC awalnya pergi ke rumah DS untuk mengakses jaringan Wifi pada Senin (10/10/2022) lalu.
"Sekitar pukul 18.30 Wita, IC pamit pulang, korban ingin ikut tapi IC melarang," ujar Ipda Kadek saat dimintai konfirmasi, Jumat (3/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban kemudian lanjut bersantai di rumah DS. Tiba-tiba, dua terduga pelaku yakni AD (13) dan DW (16) datang ke rumah tersebut. Korban lalu berinisiatif pamit pulang dengan alasan akan dicari orang tuanya, namun dilarang oleh keduanya.
"DW lalu menarik tangan korban menuju kamar mandi, namun karena DW merasa tidak aman maka korban diajak keluar," ungkapnya.
Saat itu, terduga pelaku inisial BA (16) muncul dan membolehkan DW menggunakan kamarnya. Aksi pemerkosaan secara bergilir oleh 3 terduga pelaku pun terjadi di rumah BA.
"Setelah itu korban diantar pulang oleh BA dan DW menggunakan motor sampai di depan lorong rumah korban," imbuhnya.
Pemerkosaan Kedua Terjadi Pada Januari 2023
Kadek mengungkapkan aksi tak senonoh tersebut kembali terjadi pada Senin (2/1). IC bersama rekannya inisial RA kembali mengajak korban untuk mengakses Wifi di rumah DS.
"Sekitar pukul 18.30 Wita, RA mengajak korban ke sebuah rumah kebun, korban menolak tapi RA tetap memaksa," ujarnya.
Setibanya mereka di dekat rumah kebun tersebut, korban melihat terduga pelaku DW (16), SA (14), BD (15), AD (13), OK, dan HE (14). Korban kemudian ditarik oleh HE ke dalam rumah kebun tersebut hingga terjadi pemerkosaan secara bergilir oleh 5 terduga pelaku.
"Saat korban ditarik ke rumah kebun itu, RA hanya berdiam diri dan tidak menolong korban," bebernya.
Usai kejadian nahas itu, korban dan RA pulang ke rumah mereka masing-masing. Korban yang bertemu orang tuanya tak berani membeberkan kejadian yang baru saja menimpanya.
"Ketahuan saat di sekolah kepala sekolah melihat bercak darah di rok korban dan melapor kepada orang tuanya," ungkapnya.
Kadek mengungkapkan korban dan para pelaku saling kenal. Belakangan diketahui DW merupakan mantan pacar korban.
"Menurut korban DW itu mantannya," katanya.
Simak di halaman berikutnya...
Korban Pendarahan di Sekolah
Kadek mengungkapkan peristiwa tersebut terkuak saat korban sedang membersihkan ruangan sekolah. Seorang siswa lainnya datang menjahilinya hingga perut korban tertendang.
"Ini ketahuan waktu SE sedang menyapu teras sekolah dan siswa lain lewat. SE melarang lewat karena sedang membersihkan, tapi siswa ini tidak terima dan menendang perutnya," ujarnya.
Saat itu, SE mengalami kesakitan di bagian perut dan mengeluarkan bercak darah di roknya. Pihak sekolah yang mengetahui kejadian tersebut lalu melaporkan kepada orang tua korban.
"Di rok korban ada bercak darah dan kepala sekolah melapor kepada orang tua SE," ujarnya.
Korban kemudian mengakui peristiwa tak senonoh yang pernah dialaminya pada Oktober dan Januari lalu. Tak terima akan peristiwa yang menimpa sang anak, orang tua korban lalu melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
"Kami belum bisa menyatakan korban hamil atau tidak kecuali sudah ada hasil visum dokter. Tapi keterangan kakeknya baru habis dipakaikan tes pack tapi hasilnya negatif," ungkapnya.
Kadek mengungkapkan polisi sudah menetapkan 7 anak di bawah umur tersebut sebagai tersangka dugaan pemerkosaan terhadap korban.
"Anak-anak ini sudah ditetapkan tersangka dan dititipkan di sini selama 15 hari. Sudah kita buatkan juga surat penitipan untuk orang tua anak-anak ini," ujarnya