Drama Sekuriti Proyek IKN Rekayasa Penyekapan Demi Naik Gaji

Kalimantan Timur

Drama Sekuriti Proyek IKN Rekayasa Penyekapan Demi Naik Gaji

Riani Rahayu - detikSulsel
Minggu, 29 Jan 2023 07:30 WIB
Sekuriti perusahaan di Sepaku, PPU ditahan usai buat laporan palsu sebagai korban pengeroyokan.
Sekuriti perusahaan di Sepaku, PPU ditahan usai buat laporan palsu sebagai korban pengeroyokan. Foto: Dok. Istimewa
Penajam Paser Utara -

Seorang sekuriti perusahaan pada proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) berinisial FR di Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) mengaku menjadi korban pengeroyokan dan penyekapan. Aksi itu rupayanya hanya rekayasa FR agar dapat meminta kenaikan gaji.

FR melaporkan skenarionya itu kepada tim Satgas Pengawalan Pembangunan Proyek IKN Nusantara, Kelurahan Sepaku, Penajam, Selasa (24/1) malam. Saat itu FR datang dengan kondisi pakaian yang sudah kotor dan robek, serta luka di pinggang bagian kirinya.

"Dia melapor ke tim satgas, mengaku disekap oleh tiga orang tak dikenal," ujar Kapolres PPU AKBP Hendrik Eka Bahalwan kepada detikcom, Jumat (27/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi dia mengaku kena timpas. Ada luka di bagian pinggang kiri. Saat dilihat oleh penyidik seperti ada yang janggal," terangnya.

Belakangan laporan palsu dari FR itu akhirnya terungkap setelah polisi menggelar prarekonstruksi. Polisi merasa ada kejanggalan dari keterangan FR.

ADVERTISEMENT

"Keterangannya semua gak nyambung dan ngelantur. Akhirnya oleh anggota dia dites urin dan ternyata positif metafetamin," jelasnya.

Polisi saat itu juga langsung meminta FR mengaku dan memberi keterangan yang sebenarnya. Setelah dilakukan prarekonstruksi ulang, FR terungkap membuat laporan palsu dan langsung ditetapkan tersangka.

"Kami tetapkan tersangka dan menutup laporan pertama atau SP3 dan melanjutkan kasus dengan LP yang baru," tutur Hendrik.

Sementara itu, luka di pinggang kiri FR terungkap karena terjatuh. Atas perbuatannya, FR pun ditahan dan dijerat dengan Pasal 226 KUHP Subs Pasal 220 KUHP tentang keterangan palsu.

Modus Minta Naik Gaji

Polisi juga mendalami motif FR membuat laporan palsu tersebut. Rupanya FR melakukan itu agar dapat meminta kenaikan gaji di perusahaan tempatnya bekerja.

"Alibinya supaya gajinya dinaikkan," kata Kapolres PPU AKBP Hendrik Eka Bahalwan.

Awalnya polisi melakukan BAP terhadap FR sebagai korban pengeroyokan dan penyekapan. Namun dalam BAP tersebut, FR membuat polisi curiga lantaran cerita kejadian yang disampaikan janggal.

"Dia ngaku diseret, diancam dan dibacok di pinggang sebelah kiri. Tapi begitu penyidik kita di lapangan melihat bekas luka yang di pinggang sebelah kiri, kita ada suatu yang janggal," kata Hendrik.

"Tapi karena statement dia tetap ngotot waktu itu, ya sudah kita ambil sesuai apa yang dia sampaikan berulang-ulang itu. Dia konstruksi kan," imbuhnya.

Selanjutnya menjelang pagi, prarekonstruksi pun dilakukan oleh polisi. Saat itu kecurigaan polisi semakin nyata, lantaran keterangan dari FR yang tidak konsisten.

"Ternyata gak nyambung semuanya. Setelah gak nyambung, kita curiga dia mulai ngelantur kan. Langsung kita inisiatif coba cek urin dia rupanya yang bersangkutan positif amfetamin," ungkapnya.

Setelah itu, FR pun langsung mengakui bahwa dirinya telah membuat laporan palsu.

"Langsung kita geledah lagi rumahnya. Pada saat digeledah rumahnya, di situlah dia mengakui bahwa dia itu mengonstruksi cerita. Malah dia alibi ke gaji," ungkapnya.




(asm/hsr)

Hide Ads