Kasus kematian Virendy Marjefy (19), mahasiswa yang meninggal dunia saat Diksar Mapala 09 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) memasuki babak baru. Keluarga pun mengungkap sejumlah fakta terkait kasus ini.
Keluarga memutuskan untuk melakukan autopsi terhadap jasad Virendy, meski sebelumnya sempat menolak. Kematian Virendy dianggap janggal sehingga autopsi akhirnya dilakukan dengan membongkar makam pada Kamis (26/1).
Dirangkum detikSulsel, Sabtu (28/1/2023) berikut 5 fakta terkait kasus kematian Virendy saat mengikuti Diksar Mapala Teknik Unhas:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Bukti Chat soal Kekerasan
Ayah Virendy, James Wehantouw mengungkap petunjuk kekerasan dalam kasus kematian anaknya. James menemukan bukti chat Virendy dengan rekan kampusnya.
"Dia baku chat sama temannya di handphone-nya dia (Virendy) bilang untungnya dia pake kaca mata jadi tappe'-nya (tempeleng) senior tidak ke arah mata," kata James Wehantouw kepada detikSulsel, Jumat (27/1).
Hanya saja James mengaku tidak mengetahui pasti kapan kekerasan itu terjadi. Namun yang pasti, kata dia, anaknya curhat ke rekannya terkait kekerasan yang dilakukan seniornya di kampus.
"Saya tidak sempat tanya itu apakah di lokasi diksar atau sebelum yang jelasnya itu banyak curhat-curhatannya anak saya," ujar James.
2. Masuk Mapala Atas Perintah Senior
James juga mengungkap bahwa anaknya masuk Mapala atas perintah senior. Bahkan biaya pendaftaran ditanggung oleh seniornya agar Virendy mau ikut Diksar Mapala Teknik Unhas.
"Ada catatannya di HP-nya mengenai sebelum ikut Diksar apa kalau tidak masuk selalu ditahan di sekretariat, dia pun masuk Mapala itu seniornya yang bayarkan untuk biaya pendaftaran masuk Mapalanya," ucapnya.
3. Virendy Beri Petunjuk Lewat Alkitab
Almarhum Virendy juga disebut menyimpan petunjuk melalui Alkitab miliknya. Ada beberapa ayat terkait kekerasan yang ditandai Virendy menggunakan pulpen.
"Kakaknya penasaran apa itu yang dibaca Virendy di Alkitab, terus kakaknya minta dibuka Alkitab yang dibawa ke lokasi. Ternyata itu ada dia beri garis bawah warna kuning baru dia lingkari," kata James Wehantouw.
Menurutnya, ayat dalam Alkitab yang diberi tanda oleh Virendy seolah menggambarkan kekerasan yang dia alami selama proses diksar. Sebab setiap ayat yang berkaitan tentang kekerasan diberi tanda menggunakan pulpen miliknya.
"Isinya itu kesannya menggambarkan apa yang dia alami, yang bilang dia disiksa ditindas itu ayat-ayat semua yang dia lingkari," ujar James.
Fakta lainnya di halaman selanjutnya.
4. Virendy Suka Menyendiri Baca Alkitab
James turut menyebutkan Virendy sering menyendiri membaca Alkitab sambil memegang pulpen. Informasi tersebut diterima keluarga Virendy usai peserta Diksar lainnya menceritakan kebiasaan Virendy selama di lokasi.
"Teman ceweknya yang peserta bilang itu kita (peserta) kalau malam di kemah, kalau dia (Virendy) belum bisa tidur dia menyendiri baca Alkitab pegang-pegang pulpen," ucapnya.
5. Kejanggalan di Handphone Virendy
Ayah Virendy juga menyebut ada beberapa kejanggalan dari HP anaknya. Hal itu diketahui setelah HP Virendy berhasil dibuka setelah mengetahui password-nya dari rekan Virendy.
"Banyak itu di handphone-nya, tapi saya tidak tahu persis itu karena anak saya (kakak Virendy) yang kasih screenshotnya ke penyidik polres Maros," kata James.
Dia menuturkan baru sempat terpikirkan untuk mengecek HP milik Virendy belakangan ini. Itupun setelah password HP Virendy bisa terbuka berkat rekan diksar yang ikut bersama anaknya.
"Belakangan baru ada informasi, kita kan tidak tahu passwordnya tapi salah satu peserta itu, dia (Virendy) titip nomor passwordnya, terbukalah," ucap James.
Kendati begitu, James tidak bisa memberikan secara detail apa isi pesan yang ada di ponsel anaknya. Sebab beberapa pesan yang dikirim maupun diterima sudah ditarik.
"Ada beberapa chatnya kudapat yang sudah ditarik," ujar james.