Mahasiswa Unhas Tewas saat Diksar Tinggalkan Petunjuk Disiksa Lewat Alkitab

Mahasiswa Unhas Tewas saat Diksar Tinggalkan Petunjuk Disiksa Lewat Alkitab

Agil Asrifalgi - detikSulsel
Jumat, 27 Jan 2023 16:27 WIB
Momen Virendy Marjefy memegang alkitab saat Diksar Mapala Teknik Unhas.
Momen Virendy Marjefy memegang alkitab saat Diksar Mapala Teknik Unhas. Foto: Dokumen Istimewa.
Maros -

Mahasiswa Univesitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, tewas saat Diksar Mapala Fakultas Teknik, Virendy Marjefy (19) meninggalkan petunjuk dugaan kekerasan melalui pesan singkat di ponselnya. Dia juga disebut meninggalkan petunjuk kekerasan lainnya melalui Alkitab miliknya.

"Kakaknya penasaran apa itu yang dibaca Virendy di Alkitab, terus kakaknya minta dibuka Alkitab yang dibawa ke lokasi. Ternyata itu ada dia beri garis bawah warna kuning baru dia lingkari," kata Ayah Vrendy, James Wehantouw kepada detikSulsel, Jumat (27/1/2023).

James mengatakan alkitab yang diberi tanda oleh Virendy seolah menggambarkan kekerasan yang dia alami selama proses Diksar. Sebab setiap ayat yang berkaitan tentang kekerasan diberi tanda menggunakan pulpen miliknya.

"Isinya itu kesannya menggambarkan apa yang dia alami, yang bilang dia disiksa ditindas itu ayat-ayat semua yang dia lingkari," ujar James.

James turut menjelaskan bahwa anaknya sering menyendiri membaca Alkitab sambil memegang pulpen. Informasi tersebut diterima keluarga Virendy usai peserta Diksar lainnya menceritakan kebiasaan Virendy selama di lokasi.

"Teman ceweknya yang peserta bilang itu kita (peserta) kalau malam di kemah, kalau dia (Virendy) belum bisa tidur dia menyendiri baca Alkitab pegang-pegang pulpen," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, kematian Virendy disebut meninggalkan petunjuk soal dugaan kekerasan oknum seniornya. Hal itu diungkap ayah korban yang menemukan bukti chat Virendy dengan rekan kampusnya.

"Dia baku chat sama temannya di handphone-nya dia (Virendy) bilang untungnya dia pake kaca mata jadi tappe'-nya (tempeleng) senior tidak ke arah mata," kata Ayah Virendy, James Wehantouw, Jumat (27/1/).

James mengatakan kekerasan yang dialami oleh Virendy tidak diketahui kapan terjadinya. Namun Ia mengatakan curhatan anaknya terkait perlakuan senior yang kemudian diceritakan kepada teman kampusnya.

Sebelumnya, pihak Mapala Teknik Unhas sudah pernah membantah dugaan kekerasan di kasus Virendy Marjefy.

"Yang pertama ini kegiatan pendidikan dasar ini kita bukan kali pertama kita lakukan ini sudah 27 kali sampai yang kemarin dan dari kami sangat terpukul dengan kondisi kemarin kondisinya itu bukan kita yang minta tidak diinginkan oleh siapapun," ujar Ketua Mapala Teknik Unhas Ibrahim kepada wartawan, Minggu (15/1) malam.

Ibrahim menjamin tidak terjadi kontak fisik saat proses diksar itu berlangsung di Maros, sejak hari Senin hingga hari Jumat. Mereka hanya melakukan pembinaan sebelum Diksar itu berlangsung dengan membekali persiapan materi maupun latihan.

"Kalau dari pihak panitia tidak ada sama sekali kekerasan kontak fisik yang ada kita hanya melatih fisiknya untuk bagaimana dia caranya bisa disiplin dan lain-lain. Ini sebelum perjalanan kan ada persiapan mulai dari jogging, bina materi, latihan simulasi renang dan lain-lain," jelas Ibrahim.



Simak Video "Kejanggalan Mahasiswa Meninggal Saat Diksar Mapala Unhas Versi Ortu"
[Gambas:Video 20detik]
(hmw/hmw)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT