Keluarga Ungkap Kejanggalan di HP Mahasiswa Unhas Tewas saat Diksar Mapala

Keluarga Ungkap Kejanggalan di HP Mahasiswa Unhas Tewas saat Diksar Mapala

Agil Asrifalgi - detikSulsel
Jumat, 27 Jan 2023 17:16 WIB
Virendy Marjefy (19), mahasiswa Fakultas Teknik Unhas yang meninggal saat ikut diksar Mapala.
Foto: Virendy Marjefy (19), mahasiswa Fakultas Teknik Unhas yang meninggal saat ikut diksar Mapala. (Reinhard Soplantila/detikSulsel)
Makassar -

Ayah Virendy Marjefy (19), James Wehantouw mengungkap kejanggalan terkait kematian anaknya saat mengikuti Diksar Mapala Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Pasalnya di handphone (HP) milik Virendy ditemukan beberapa bukti kekerasan yang dialami.

"Banyak itu di handphone-nya, tapi saya tidak tahu persis itu karena anak saya (kakak Virendi) yang kasih screenshotnya ke penyidik polres Maros," kata James kepada detikSulsel, Jumat (27/1/2023).

James mengatakan belakangan ini baru sempat terpikirkan untuk mengecek HP milik Virendy. Itupun setelah password HP Virendy bisa terbuka berkat rekan Diksar yang ikut bersama anaknya.

"Belakangan baru ada informasi, kita kan tidak tahu passwordnya tapi salah satu peserta itu, dia (Virendy) titip nomor passwordnya, terbukalah," ucap James.

Namun James tidak bisa memberikan secara detail apa isi pesan yang ada di ponsel anaknya. Sebab beberapa pesan yang dikirim maupun diterima sudah ditarik.

"Ada beberapa chatnya kudapat yang sudah ditarik," ujar james.

Sebelumnya diberitakan, kematian Virendy disebut meninggalkan petunjuk soal dugaan kekerasan oknum seniornya. Hal itu diungkap ayah korban yang menemukan bukti chat Virendy dengan rekan kampusnya.

"Dia baku chat sama temannya di handphone-nya dia (Virendy) bilang untungnya dia pake kaca mata jadi tappe'-nya (tempeleng) senior tidak ke arah mata," kata James.

James mengatakan kekerasan yang dialami oleh Virendy tidak diketahui kapan terjadinya. Namun Ia mengatakan curhatan anaknya terkait perlakuan senior yang kemudian diceritakan kepada teman kampusnya.

Mapala Teknik Unhas Bantah Ada Kekerasan

Sebelumnya, Ketua Mapala Fakultas Teknik Unhas Ibrahim membantah dugaan kekerasan di kasus Virendy Marjefy. Dia menegaskan diksar merupakan bentuk pendidikan sehingga tidak ada kekerasan.

"Yang pertama ini kegiatan pendidikan dasar ini kita bukan kali pertama kita lakukan ini sudah 27 kali sampai yang kemarin dan dari kami sangat terpukul dengan kondisi kemarin kondisinya itu bukan kita yang minta tidak diinginkan oleh siapapun," ujar Ibrahim kepada wartawan, Minggu (15/1) malam.

Ibrahim menjamin tidak terjadi kontak fisik saat proses diksar itu berlangsung di Maros, sejak hari Senin hingga hari Jumat. Mereka hanya melakukan pembinaan sebelum Diksar itu berlangsung dengan membekali persiapan materi maupun latihan.

"Kalau dari pihak panitia tidak ada sama sekali kekerasan kontak fisik yang ada kita hanya melatih fisiknya untuk bagaimana dia caranya bisa disiplin dan lain-lain. Ini sebelum perjalanan kan ada persiapan mulai dari jogging, bina materi, latihan simulasi renang dan lain-lain," jelas Ibrahim.



Simak Video "Kejanggalan Mahasiswa Meninggal Saat Diksar Mapala Unhas Versi Ortu"
[Gambas:Video 20detik]
(hsr/sar)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT