Bantahan Mapala Teknik Unhas Tak Lakukan Kekerasan ke Virendy saat Diksar

Bantahan Mapala Teknik Unhas Tak Lakukan Kekerasan ke Virendy saat Diksar

Tim detikSulsel - detikSulsel
Selasa, 17 Jan 2023 08:55 WIB
Ketua Mapala 09 Fakultas Teknik Unhas Ibrahim.
Foto: Ketua Mapala 09 Fakultas Teknik Unhas Ibrahim. (Reinhard Soplantila/detikSulsel)
Makassar -

Ketua Mapala Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) Ibrahim membantah dugaan adanya tindakan kekerasan terhadap Virendy Marjefy (19) yang tewas saat mengikuti diksar di Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Ia menjamin tidak ada kontak fisik oleh panitia saat proses diksar.

"Kalau dari pihak panitia tidak ada sama sekali kekerasan kontak fisik yang ada kita hanya melatih fisiknya untuk bagaimana dia caranya bisa disiplin dan lain-lain. Ini sebelum perjalanan kan ada persiapan mulai dari jogging, bina materi, latihan simulasi renang dan lain-lain," jelas Ibrahim, kepada wartawan, Minggu (15/1/2023).

Ibrahim mengatakan pelaksanaan diksar tersebut dilakukan dengan persiapan matang. Bahkan pihaknya menyaring mahasiswa yang dinilai mampu dan siap untuk kegiatan diksar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil penjaringan dari 25 orang calon peserta hanya 10 orang yang lolos mengikut seleksi atau diksar termasuk korban.

"Karena kita memang untuk melaksanakan pendidikan dasar ini kita sudah lakukan persiapan dengan sangat matang," sebut Ibrahim.

ADVERTISEMENT

Keluarga Virendy Marjefy Tempuh Jalur Hukum

Kakak Virendy Marjefy, Viranda mengaku telah membuat laporan di Mapolres Maros pada Minggu sore (15/1). Mereka melaporkan dugaan tindak pidana yang menyebabkan nyawa seseorang meninggal dunia.

"Kami melapor ke Polres Maros," ujar Viranda.

Viranda mengatakan, pihak keluarga masih mencurigai terdapat tindakan kekerasan yang dialami oleh korban saat mengikuti diksar Mapala. Kecurigaan ini lantaran terdapat sejumlah luka lebam di tubuh korban.

"Terkait ini kan baru dilihat foto banyak lebam-lebamnya, mungkin ini kekerasan," sebut Viranda.

Meski telah melakukan pelaporan resmi ke Mapolres Maros, Viranda mengaku pihak keluarga belum melakukan visum kepada korban untuk melengkapi bukti-bukti pelaporannya.

"Visumnya belum itu baru direncanakan oleh keluarga cuma untuk jalur hukumnya masih dilanjut," sebutnya.

Simak selengkapnya di halaman berikut.

Polisi Usut Dugaan Kekerasan

Kasat Reskrim Polres Maros Iptu Slamet mengatakan telah menerima laporan dari keluarga korban. Pihak kepolisian turun tangan melakukan penyelidikan.

"Pihak korban membuat pengaduan bahwa diduga adanya kekerasan di kegiatan diksar tersebut," ujarnya kepada detikSulsel, Minggu (16/1).

Slamet mengatakan saat ini polisi melakukan kordinasi dengan pihak Polsek setempat untuk mendapatkan informasi.

"Pihak kepolisian sampai saat ini melakukan full baket kordinasi dengan polsek terkait TKP yang jaraknya jauh dari kota di mana di sana tidak ada jaringan," kata Slamet.

Slamet mengatakan pihaknya meminta keluarga untuk segera melakukan autopsi kepada jenazah Virendy. Namun pihak keluarga korban menolak melakukan autopsi.

"Untuk sampai saat pihak kepolisian Polres Maros telah memberikan saran kepada korban untuk melakukan autopsi namun dari pihak korban belum bersedia melakukan autopsi alasannya bahwa setelah dirapat oleh pihak keluarga yang diwakili oleh saudara Rian, memberikan kepada kami bahwa kami telah mengikhlaskan almarhum mungkin sudah jalan Tuhan dan itu menduga tidak ada tindakan kekerasan," jelasnya.

Meski demikian, Slamet menegaskan, polisi tetap melakukan penyelidikan terkait kasus diksar Mapala Tehnik 09 Unhas yang menghilangkan nyawa Virendy Marjefy. Polisi juga akan segera memanggil dan memeriksa sejumlah pihak terkait ke Mapolres Maros.

"Kami tetap melakukan proses penyelidikan terkait dengan panitia penyelanggara dan kami akan melakukan klarifikasi kepada panitia, peserta dan warga sekitar," kata Slamet.


Hide Ads