Warga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dibuat geger aksi dua orang remaja tega membunuh bocah 11 tahun bernama Muh Fadli Sadewa. Keduanya menghabisi nyawa korban karena terobsesi menjual organnya melalui internet.
Kedua pelaku adalah remaja inisial AR (17) dan AF (14). Keduanya ditangkap di kediaman masing-masing pada Selasa (10/1) dini hari.
Dirangkum detikSulsel, berikut 10 fakta 2 Remaja Bunuh Bocah di Makassar untuk dijual organnya melalui internet:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Korban Diculik
Pelaku AR awalnya menjemput korban di depan sebuah minimarket di Jalan Batua Raya, Makassar, Minggu (8/1) sekitar pukul 17.00 Wita. Saat itu, AR membujuk korban agar membantunya membersihkan rumahnya.
"Pelaku membujuk korban membersihkan rumah dan menjanjikan upah Rp 50 ribu," kata Kasi Humas Polsek Panakkukang Aipda Ahmad Halim, Selasa (10/1).
Korban yang tergiur dengan upah Rp 50 ribu akhirnya sepakat dan dia pun naik ke motor pelaku AR. Selanjutnya, korban dibawa ke rumah AF di Jalan Ujung Bori.
Dari rumah AF, kedua pelaku dan korban menuju ke rumah AR di Jalan Batua Raya 14. Rupanya, korban dibawa ke sana untuk dibunuh.
2. Korban Dieksekusi
Saat di rumah pelaku milik AR, korban awalnya dibiarkan membuka laptop dan menggunakan headset. Selanjutnya, AR datang membunuh korban.
"AR mencekik korban dari belakang serta membenturkan korban ke tembok sebanyak 3 sampai 5 kali," katanya.
Pelaku AR sempat menghubungi calon pembeli organ manusia melalui alamat email di sebuah website yang selama ini dikunjungi pelaku. Namun karena tak ada jawaban, mayat korban dibuang di Jalan Inspeksi Kanal, Moncongloe, Maros.
3. Keluarga Lapor Orang Hilang
Karena tak kunjung pulang pada Minggu (8/1), keluarga korban membuat laporan orang hilang di Polsek Panakkukang. Polisi yang menerima laporan tersebut akhirnya turun tangan melakukan penyelidikan.
Pada akhirnya, polisi menemukan jejak CCTV yang segera menjadi petunjuk penting. Dalam CCTV itu, terlihat korban dijemput oleh pelaku AR.
"Anggota melakukan penyisiran CCTV dan mencari saksi-saksi dan diperoleh CCTV depan Indomaret Jalan Batua Raya bahwa korban dijemput pelaku AR," ujar Kasi Humas Polsek Panakkukang, Aipda Ahmad Halim kepada detikSulsel, Selasa (10/1/2023).
Simak di halaman berikutnya...
4. Pelaku Ditangkap
Setelah rangkaian penyelidikan, polisi meringkus AR di kediamannya di Jalan Batua Raya pada Selasa (10/1) dini hari. Selanjutnya, polisi juga melakukan pengembangan Jalan Ujung Bori, Makassar untuk meringkus pelaku AF.
Kedua pelaku kemudian menunjukkan tempat dia membuang mayat korban di Jalan Inspeksi Kanal, Makassar. Polisi pun bergerak ke lokasi.
"Fadli Sadewa yang dibuang di bawah jembatan dalam keadaan meninggal dunia terikat tali rafia warna hijau pada kaki yang terbungkus kantong plastik warna hitam," katanya.
5. Motif Jual Organ
Polisi mengungkap remaja AR dan AF sudah satu tahun terobsesi menjual organ tubuh. Hal ini karena AR kerap mengunjungi sebuah website jual beli organ manusia.
"AR ini dari tahun 2022 dia buka akun (website) terkait penjualan organ tubuh manusia. Organ tubuh itu kan hati, jantung, ginjal, paru. Itu per dolar kalau dirupiahkan kan mahal itu," ujar Wakasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Jufri Natsir kepada detikSulsel, Selasa (10/1).
AR diduga mulai membuka website jual beli organ manusia secara otodidak. Selama satu tahun belakangan, AR terus menyimpan hasrat menjual organ hingga akhirnya melihat kesempatan saat bertemu korban.
"Kurang lebih 1 tahun ada dalam benaknya membunuh korban. Cuma baru terlaksana hari Minggu kemarin," katanya.
Simak pengakuan pelaku di halaman berikutnya...
6. Pengakuan Pelaku
Remaja AR mengaku membunuh korban di rumahnya pada minggu (8/1). Saat itu, orang tua AR sedang menjual di warung.
"Di rumah. Kucekik, baru banting ke lantai," kata AR kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar. Selasa (10/1).
Setelah membunuh korban, AR menghubungi pihak website bahwa dia sudah memiliki organ untuk dijual. AR berkomunikasi menggunakan terjemahan.
"(Saya hubungi calon pembeli di website via) email saja. Cuma dia ndag balas," kata AR.
"Ada organ (mau saya jual). Misal ginjal, mau jual, saya bilang lokasinya di mana cuma dia tidak balas," katanya.
Karena tak ada jawaban pembeli, AR dan rekannya AF kemudian panik. Atas saran dari AF, mereka membawa jasad korban ke Jalan Inspeksi Kanal, Waduk Nipa-Nipa, Moncongloe, Maros untuk dibuang.
"Bawa waduk Nipa-Nipa (untuk dibuang). Karena di situ panik, karena dia tidak balas, lama ditunggui," katanya.
7. Dua Hal Jadi Pemicu
Polisi mengungkap 2 hal pemicu kasus pembunuhan ini. Dua hal pemicu itu terkait faktor sosiologis dan psikologis.
"Aspek yang pertama kita lihat dari aspek sosiologis, di mana keluarga tersangka atau pergaulan tersangka ini diwarnai oleh hal-hal negatif," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Budi Haryanto kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar, Selasa (10/1).
Menurut Budi, khusus pelaku AR selama ini sering mengonsumsi konten negatif di internet.
"Tersangka mengonsumsi konten negatif di internet tentang jual beli organ tubuh, dari situ tersangka terpengaruh tersangka, ingin kaya, ingin memiliki harta, sehingga muncul lah niatnya tersangka melakukan pembunuhan," jelasnya.
Lebih lanjut, Budi juga menyinggung aspek psikologis di kasus ini. Menurutnya, pihaknya akan mendatangkan psikolog atau psikiater untuk mengetahui sejauh mana daya anak di bawah umur ini akan berani melakukan tindakan jahat seperti pembunuhan.
"Setelah ini, tim penyelidik akan datangkan psikolog atau psikiater untuk mengetahui sejauh mana tersangka ini tega melakukan perbuatan pembunuhan," tuturnya.
Simak warga marah-bongkar rumah pelaku di halaman berikutnya...
8. Warga Marah-Bongkar Rumah Pelaku
Kasus ini membuat warga kesal dan menghancurkan rumah pelaku. Pantauan detikSulsel di Jalan Batua Raya XIV, Makassar, Selasa (10/1), sejumlah warga menggeruduk rumah pelaku AR (17).
Warga awalnya membongkar seng-seng rumah pelaku. Setelah itu warga membongkar sejumlah tiang di rumah tersebut.
Sementara di sekitar lokasi tampak ramai warga menyaksikan proses pembongkaran rumah itu. Tidak ada polisi saat warga melakukan aksi pembongkaran tersebut.
Warga juga sempat menggeruduk rumah milik pelaku AR lainnya di Jalan Batua Raya X B. Rumah tersebut sempat dirusak warga sebelum akhirnya ditahan oleh aparat kepolisian.
Akses lalu lintas di sekitar lokasi pun macet akibat dipenuhi sejumlah warga. Sementara aparat kepolisian masih berjaga di sekitar lokasi.
"Ada dua rumahnya pelaku. Yang dihancurkan itu yang di (Jalan) Batua Raya XIV yang di kanal dekat lapangan futsal," kata salah seorang warga kepada detikSulsel, Nur Alim.
"Rumahnya yang satu lagi yang tempat menjual sempat dirusak tapi tidak sampai hancur karena ada polisi," imbuhnya.
Alim mengatakan warga menghancurkan rumah pelaku karena kesal dan tak menyangka dengan perbuatan pelaku yang melakukan pembunuhan sadis.
"Ballisi (kesal) orang-orang di situ jadi na hancurkan itu rumah," ucapnya.
9. Garis Polisi Dipasang di Rumah Pelaku
Garis polisi kini dipasang di rumah pelaku AR. Pantauan detikSulsel di Jalan Batua Raya X B, Makassar, Selasa (10/1) sekitar pukul 19.45 Wita, garis polisi sudah terpasang di salah satu rumah pelaku tersebut.
Rumah itu diketahui dimanfaatkan orang tua pelaku sebagai toko kelontong. Namun kini dibongkar warga karena kesal.
Sejumlah aparat kepolisian tampak berjaga di lokasi. Warga yang sebelumnya menggeruduk rumah tersebut juga sudah membubarkan diri.
Simak di halaman berikutnya...
10. Korban Dimakamkan
Korban sempat diautopsi Biddokkes Polda Sulsel di RS Bhayangkara, Makassar. Selanjutnya, korban dimakamkan oleh pihak keluarga.
Korban dimakamkan di tempat pemakaman Paropo, Makassar, pada Selasa (10/1) sore. Ayah korban, Karim meminta pelaku pembunuhan anaknya ditangkap.
"Setidaknya, hukumannya harus setimpal lah," katanya.