Anggota Komisi III DPR-RI Ahmad Ali mengklaim menerima informasi valid bahwa tarik tambang maut yang digelar oleh IKA Unhas Sulsel di Makassar tidak memiliki izin kepolisian. Namun jika izin itu ternyata diberikan, dia meminta Propam mengusut polisi yang memberikan izin.
Ahmad menjelaskan, dirinya menerima informasi dari Polda Sulsel bahwa tidak ada izin kepolisian untuk tarik tambang IKA Unhas Sulsel. Oleh sebab itu, dia meminta polemik pemberian izin tersebut ditelusuri.
"Ini perlu ditelusuri karena sumber saya, karena informasi dari Polda itu tidak ada izin. Makanya kita juga perlu bertanya, saya ingin membuat penegasan apakah kegiatan ini ada izin atau tidak ada izin," kata Ahmad kepada detikSulsel, Sabtu (24/12/2022) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun jika akhirnya kegiatan ini memiliki izin, maka Ahmad meminta Propam menindaklanjuti. Dia menilai izin diberikan tanpa kajian yang matang.
"Kedua, asas kehati-hatian. Kalau betul ini berizin, maka polisi harus diperiksa. Kenapa memberikan izin di jalan raya. Di mana sejarah republik ini orang tarik tambang di jalan aspal dengan jumlah seperti itu," katanya.
Ahmad Menilai Kapolsek Ujung Pandang Dikorbankan
Sebelumnya diberitakan, Ahmad juga menyoroti Polrestabes Makassar karena memberikan dua pernyataan berbeda. Menurut Ahmad, pihak Polsek Ujung Pandang sempat menyebut tak ada izin kegiatan tarik tambang, namun hal ini dibantah Kapolrestabes Makassar Kombes Budi Haryanto.
"Ada dua statement berbeda yang dikeluarkan oleh institusi sama, iya kan," kata Ahmad.
Dia menyinggung agar Kapolsek Ujung Pandang tak perlu dikorbankan karena masalah tarik tambang maut tersebut. Dia sekali lagi menegaskan hal ini perlu diusut.
"Jadi Kapolsek jangan dikorbankan. Jadi Kapolsek bilang enggak ada izin, terus tiba-tiba Kapolres bilang ada izin. Dari sumber yang saya dapatkan bahwa kegiatan ini tanpa ada izin," katanya.
"Terus kegiatan ini karena tidak ada izin maka kemudian siapa yang menyuruh melaksanakan kegiatan ini. masa tiba-riba panitia dibentuk tidak ada yang menginisiasi," sambungnya.
(hmw/hsr)