Bhabinkamtibmas di Tana Toraja (Tator), Sulawesi Selatan (Sulsel), Aipda Aksan diproses etik usai mengaku dimutasi karena membongkar kasus korupsi. Dia telah minta maaf atas pengakuan yang tidak berdasar tersebut.
Aipda Aksa awalnya curhat ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal kasus yang dialami dalam sebuah video berdurasi 2 menit 50 detik. Video tersebut kemudian viral hingga Aipda Aksan diperiksa Propam Polda Sulsel.
Dirangkum detikSulsel, Sabtu (3/12/2022), berikut 6 fakta polisi Tator diproses etik usai mengaku dimutasi karena membongkar kasus korupsi:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Video Pengakuan Aipda Aksan Viral
Aipda Aksa membuat sebuah video berdurasi 2 menit 50 detik tentang pengalamannya dimutasi dari Polres Palopo ke Polres Tana Toraja usai membongkar kasus korupsi. Video tersebut kemudian viral di media sosial.
"Yang terhormat Bapak Kapolri (Listyo Sigit Prabowo) seperti yang saya alami, saya dimutasi dari Polres Palopo ke Polres Tana Toraja karena saya membongkar perbuatan Kapolres Palopo saat itu, AKBP Alfian Nurnas yaitu korupsi kendaraan dinas Polres Palopo, BBM, dan lain sebagainya," katanya dalam video tersebut.
Aipda Aksan kemudian meminta Kapolri untuk memberantas mafia-mafia yang bersarang di tubuh Polri. Dia juga menyebut Polri tidak karuan karena proses penerimaan anggota tidak bagus karena harus bayar, begitu juga jika ingin pindah dan naik pangkat.
"Izin Jendral saya Aksan, anggota Satbinmas Polres Tana Toraja. Menyampaikan kepada bapak, bahwa tolong institusi Polri dibersihkan dari mafia-mafia yang masih bersarang di tubuh Polri. Polri semakin tidak karuan karena dari awal memang rekrutmennya tidak bagus," ungkapnya.
"Pertama, masuk polisi harus bayar. Kedua, mau pindah harus bayar, (dan) yang ke tiga mau jadi perwira juga harus bayar. Jadi bagaimana ke depannya Polri kalau harus bayar. Kemudian, rata-rata pimpinan yang ada di bawah bukan mengajari kami ke jalan yang bagus malah mengajarkan kami ke jalan yang tidak benar. Contohnya, mereka memangkas DIPA dan uang BBM, uang makan, dan lain sebagainya," terangnya.
2. Diperiksa Propam
Kasusipenmas Polres Tana Toraja Aiptu Erwin mengatakan Aipda Aksan langsung diperiksa Propam Polda Sulsel. Dia diperiksa terkait pengakuannya yang dimutasi karena membongkar kasus korupsi.
"Yang bersangkutan merupakan Bhabinkamtibmas Polsek Bonggakaradeng. Sudah diperiksa kemarin malam dari Propam Polda (Sulsel) langsung," kata Erwin kepada detikSulsel, Kamis (1/12).
Erwin mengaku pihaknya menunggu hasil gelar perkara Propam Polda Sulsel terkait video pengakuan Aipda Aksan. Propam Polres Tana Toraja juga melakukan pengawasan terhadap Bhabinkamtibmas itu.
"Statusnya saat ini yang bersangkutan dalam pengawasan Propam Polres Tana Toraja. Pemeriksaan sudah selesai tinggal menunggu hasil gelar perkara dari Propam," ungkapnya.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya...
3. Diproses Pelanggaran Etik
Kabid Propam Polda Sulsel, Kombes Agoeng Adi Koerniawan mengatakan Aipda Aksa diminta membuktikan ucapannya. Jika tidak bisa membuktikan, Aipda Aksan akan diproses pelanggaran kode etik Polri.
"Rencana kita akan etik kan. Tapi kalau dia bisa membuktikan ucapannya di video itu kita akan lanjutkan, tapi saya rasa dia tidak bisa buktikan karena kita sudah klarifikasi bersangkutan," kata Agoeng kepada detikSulsel, Jumat (2/12).
Agoeng membenarkan Aipda Aksan dimutasi dari Polres Palopo ke Polres Tana Toraja. Namun dia membantah jika yang bersangkutan dimutasi karena membongkar kasus korupsi.
"Iya kami sudah periksa. Jadi yang bersangkutan ini memang dulu ada kasus aniaya dan mempreteli motor dinas di Polres Palopo. Kemudian dimutasi ke Tana Toraja, makanya dia membuat statemen begitu," kata Agoeng.
4. Dilaporkan Atas Pencemaran Nama Baik
Kombes Agoeng mengatakan mantan Kapolres Palopo AKBP Alfian Nurnas akan melaporkan Aipda Aksan atas pencemaran nama baik. Dalam video tersebut Aksan menyebut nama mantan Kapolres Palopo itu telah melakukan tindak korupsi kendaraan dinas Polres Palopo.
"Bahkan rencananya mantan Kapolres Palopo yang disebutkan namanya dalam video akan membuat laporan balik. Anak ini memang bermasalah. Sekarang masih dalam proses kita etikan," terang Agoeng.
5. Aipda Aksan Minta Maaf
Aipda Aksan meminta maaf soal pengakuannya dimutasi karena membongkar kasus korupsi. Dia berdalih video tersebut hanya dibuat untuk dua orang rekannya bukan untuk disebar.
"Terkait dengan video saya yang viral, sebenarnya saya tidak ada niat untuk menyebarkan video itu. Saya sebenarnya hanya mengirimkan video itu ke kedua rekan saya," kata Aipda Aksan kepada detikSulsel, Jumat (2/12).
Aipda Aksan juga mengaku apa yang disampaikan dalam video tersebut tidak dapat dibuktikan. Sehingga dia meminta maaf atas tuduhannya tersebut.
"Pernyataan saya yang mengenai masuk polisi harus bayar, masuk perwira bayar dan pindah tugas bayar, sebenarnya saya tidak bisa buktikan fakta itu karena kalau saya menyebut anggota tersebut itu akan menjadi boomerang ke saya," ungkapnya.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya...
6. Aipda Hasan Diduga Sakit Hati Dimutasi
Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) Kombes Komang Suartana mengatakan tuduhan Aipda Aksan dalam video tersebut merupakan pernyataan pribadi. Suartana menilai Aipda Aksan sakit hati dimutasi.
"Oknum anggota tersebut memberi pernyataan pribadi atau asumsi sendiri dan tidak didukung dengan data dan bukti," kata Kombes Suartana, Jumat (2/12).
Suartana menuturkan Aipda Aksan keberatan dan kecewa usai dimutasi dari Polres Palopo ke Polres Tator. Dia menegaskan Aipda Aksan dimutasi usai mempreteli sepeda motor dinas di Polres Palopo.
"Jadi Aipda Aksan ini sebelumnya diperiksa oleh propam Polres Palopo karena mempreteli sepeda motor dinas namun dimutasi ke Polres Tator sehingga penanganan perkaranya dilimpahkan ke Polres Tator," ungkapnya.











































