.webp)
Bhabinkamtibmas di Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel), Aipda Aksan diperiksa Propam Polda Sulsel usai mengaku dimutasi karena membongkar kasus korupsi. Aipda Aksan sebelumnya curhat ke Kapolri Jenderal Sigit Prabowo soal kasusnya melalui rekaman video hingga viral.
"Yang bersangkutan merupakan Bhabinkamtibmas Polsek Bonggakaradeng. Sudah diperiksa kemarin malam dari Propam Polda (Sulsel) langsung," kata Kasusipenmas Polres Tana Toraja Aiptu Erwin kepada detikSulsel, Kamis (1/12/2022).
Menurut Erwin, pihaknya kini sisa menunggu hasil gelar perkara Propam Polda Sulsel terkait video pengakuan Aipda Aksan. Bhabinkamtibmas itu juga berstatus dalam pengawasan Propam Polres Tana Toraja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Statusnya saat ini yang bersangkutan dalam pengawasan Propam Polres Tana Toraja. Pemeriksaan sudah selesai tinggal menunggu hasil gelar perkara dari Propam," ungkapnya.
Terpisah, Kapolres Tana Toraja AKBP Juara Silalahi menyebut Aipda Aksan sudah meminta maaf terkait viralnya video tersebut. Juara menegaskan Aipda Aksan meminta maaf tanpa paksaan.
"Dia sudah minta maaf tanpa paksaan dan tekanan. Tolong dipahami," singkatnya.
Diberitakan sebelumnya, video berdurasi 2 menit 50 detik yang dibuat oleh Aipda Aksan seketika viral di media sosial. Dalam video tersebut, Aipda Aksan terlihat curhat tentang pengalamannya dimutasi dari Polres Palopo ke Polres Tana Toraja setelah membongkar perbuatan korupsi kendaraan dinas.
"Yang terhormat Bapak Kapolri (Listyo Sigit Prabowo) seperti yang saya alami, saya dimutasi dari Polres Palopo ke Polres Tana Toraja karena saya membongkar perbuatan Kapolres Palopo saat itu, AKBP Alfian Nurnas yaitu korupsi kendaraan dinas Polres Palopo, BBM dan lain sebagainya," katanya dalam video tersebut.
Tak hanya itu, Aksan juga meminta Kapolri untuk memberantas mafia-mafia yang bersarang di tubuh Polri yang membuat institusi Polri tidak karuan. Bahkan kata dia, beberapa pimpinan mengajari bawahannya ke jalan yang tidak benar.
"Izin Jendral saya Aksan, anggota Satbinmas Polres Tana Toraja. Menyampaikan kepada bapak, bahwa tolong institusi Polri dibersihkan dari mafia-mafia yang masih bersarang di tubuh Polri. Polri semakin tidak karuan karena dari awal memang rekrutmennya tidak bagus," ungkapnya.
"Pertama, masuk polisi harus bayar. Kedua, mau pindah harus bayar, (dan) yang ke tiga mau jadi perwira juga harus bayar. Jadi bagaimana ke depannya Polri kalau harus bayar. Kemudian, rata-rata pimpinan yang ada di bawah bukan mengajari kami ke jalan yang bagus malah mengajarkan kami ke jalan yang tidak benar. Contohnya, mereka memangkas DIPA dan uang BBM, uang makan dan lain sebagainya," terangnya.
(ata/hmw)
