Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Dogiyai, Saugas Goo yang menjadi otak kerusuhan di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah ditangkap. Akibat kerusuhan tersebut 400 orang mengungsi ke Kabupaten Nabire.
"Benar SG ditangkap aparat gabungan saat berada di SPBU Moanemani pagi tadi. Dia merupakan Ketua KNPB yang menjadi otak kerusuhan di Dogiyai," ungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal dalam keterangannya, Selasa (22/11/2022).
Kamal menuturkan Saugas Goo akan dibawa ke Nabire untuk menjalani pemeriksaan terkait kerusuhan di Dogiyai. Termasuk kasus laka lantas yang diduga menjadi pemicu kerusuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"SG selanjutnya akan dimintai keterangan terkait kasus Laka Lantas yang berujung kerusuhan yang terjadi pada Sabtu (12/11) lalu," kata Kamal.
Lebih lanjut Kamal menegaskan situasi tetap kondusif setelah Saugus Goo ditangkap. Dia mengaku polisi berkomitmen menangkap para pelaku kerusuhan sehingga diharapkan seluruh masyarakat untuk ikut mendukung.
"Saat ini SG sudah dibawa ke Nabire untuk dimintai keterangan lebih lanjut, dengan dikawal oleh aparat gabungan Polres Dogiyai dan Satgas Damai Cartenz," pungkasnya.
Pelaku Kerusuhan Dogiyai Diproses Hukum
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menegaskan akan memproses pelaku kerusuhan di Dogiyai hingga ke pengadilan. Mathius mengaku telah memerintahkan Kapolres Dogiyai mengawal kasus tersebut.
"Saya sudah perintahkan Kapolres Dogiyai untuk penegakan hukum harus tetap dikedepankan tanpa mengurangi akar budaya," ujar Mathius kepada wartawan di Gedung A Mako Polda Papua, Selasa (22/11).
Mathius menyebutkan selain kasus kecelakaan lalu lintas yang diduga menjadi pemicu kerusuhan, para pelaku pembakaran di Dogiyai juga akan diproses hukum.
"Jadi pelanggaran terhadap laka lantas dan pembakaran akan kita proses hingga pengadilan," ucapnya.
Mathius juga mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini melakukan pendekatan secara persuasif kepada dua kelompok besar yang ada di Dogiyai. Hal ini agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
"Kita dekati semua masyarakat khususnya di Dogiyai ada 2 kelompok besar, kita tanpa melihat kelompok A kelompok B supaya kejadian tersebut tidak berulang kembali," jelasnya.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya...
400 Warga Mengungsi ke Nabire
Kerusuhan di Dogiyai membuat 400 warga mengungsi ke Nabire menggunakan truk. Mereka yang mengungsi kebanyakan perempuan dan anak-anak.
"Setidaknya tercatat kurang lebih 400 warga secara bergiliran dengan menggunakan truk mengamankan diri ke Nabire," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal kepada detikcom, Senin (14/11).
"Sebagian besar kemarin pagi yang mengungsi khusus ibu-ibu dan anak-anak," katanya.
Mereka mengamankan diri karena keselamatannya terancam oleh pelaku kerusuhan.
Selain itu, sebagian warga yang tetap memilih bertahan di Dogiyai mengungsi di Mako Polres, Kantor Koramil dan Pos TNI. Mereka memilih bertahan di kantor keamanan sambil menunggu situasi kondusif.
"Jadi banyak warga meninggalkan tempat tinggalnya dan mengamankan diri di Polres dan Kantor Koramil. Masyarakat yang mengungsi juga membawa harta benda berharga yang bisa mereka bawa," ujarnya.
Awal Kerusuhan Dogiyai
Diketahui kerusuhan di Dogiyai mulai terjadi pada Sabtu (12/11). Awalnya terjadi insiden seorang balita 5 tahun, Noldi Goo tewas dilindas truk di Kampung Ikebo, Distrik Kamu yang memicu kemarahan warga dan keluarga korban.
Saat itu, massa yang emosi menyerang sopir truk yang menabrak balita Noldi Goo. Sopir bernama Kevin Mandagi itu dibacok oleh massa.
"Kebiasaan masyarakat di Dogiyai itu langsung main massa. Jadi sopirnya informasinya dibacok," tutur Kapolres Dogiyai Kompol Samuel D Tatiratu, Sabtu (12/11).
Polisi kemudian mengamankan sang sopir. Massa akhirnya berbalik menyerang Mapolres Dogiyai dan meminta sopir truk itu diserahkan, namun aksi massa dapat diredam aparat kepolisian.
"Setelah diamankan massa datang dan mencoba untuk merangsek maju. Namun karena kekuatan personel kita kuat itu tak berhasil," imbuhnya.