Lokasi tambang emas ilegal di Kampung Kawe, Distrik Awimbon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua menggiurkan sejumlah warga sipil untuk mencari nafkah ke wilayah itu. Meski aksesnya sulit dijangkau dan hanya bisa ke sana menggunakan helikopter.
Tak hanya akses yang sulit, warga yang berada di lokasi itu juga rentan akan ancaman pembantaian kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua. Dalam catatan detikcom, sepanjang tahun 2022 sudah ada 5 nyawa warga sipil yang melayang akibat pembantaian KKB Papua.
Hal ini membuat Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengingatkan warga untuk berhenti berangkat mencari nafkah ke kawasan tambang emas di Kampung Kawe, karena kawasan itu tidak dijaga oleh aparat TNI dan Polri.
"Kita boleh mencari nafkah tapi ingat nyawa itu tidak ada cadangan. Kalau masih ada yang berani ke sana menambang, resikonya seperti ini (penyerangan KKB), apalagi di sana tidak ada sama sekali aparat keamanan," ungkap Fakhiri kepada wartawan di Mapolda Papua, Selasa (8/11/2022).
Penambang emas ilegal yang nekat berangkat ke Kampung Kawe biasanya berangkat menggunakan helikopter dari Kabupaten Bovendigoel. Hal ini karena Bovendigoel merupakan lokasi yang cukup dekat dengan Kampung Kawe.
Karena akses satu-satunya warga ke sana hanya menggunakan helikopter, Irjen Fakhiri menilai pencegahan warga yang akan ke sana harusnya lebih mudah dilakukan. Dia secara khusus telah memerintahkan Kapolres Bovendigoel untuk aktif mencegah keberangkatan warga.
"Jadi saya akan minta Kapolres di sana untuk membatasi para penambang ke sana. Apalagi satu-satunya akses ke sana lewat udara dan seharusnya memudahkan kita mengontrol mereka masuk ke lokasi itu," tegasnya.
Tak hanya mencegah keberangkatan penambang ilegal, dia juga mengingatkan tim Polres Bovendigoel untuk segera menghentikan aktivitas tambang emas ilegal di Kampung Kawe. "Itukan illegal aktivitasnya," ujarnya.
Fakhiri menduga ada pihak yang sengaja menjadi agen yang memberangkatkan para pekerja tambang ilegal ke Kampung. Hal ini mengingat biaya sewa helikopter ke lokasi tambang cukup mahal.
"Pasti ada yang mendanai," tegasnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvl/hsr)