Sebanyak 4 siswi SMP pelaku pengeroyokan temannya inisial SA (14) karena iri hati korban memakai ponsel iPhone di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) dipulangkan polisi. Kendati begitu, poros hukum terhadap keempat pelaku tetap dilanjutkan.
Kasat Reskrim Polres Palopo Iptu Akhmad Risal mengatakan proses hukum keempat pelaku saat ini masih dalam tahap penyidikan. Mereka tidak ditahan lantaran masih di bawah umur.
"Dia dikembalikan ke orang tuanya. Kalau anak-anak itu tidak ditahan tapi tetap proses penyidikan berlanjut," kata Iptu Akhmad Risal kepada detikSulsel, Kamis (20/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Risal, pihaknya saat ini sedang berupaya melakukan Restorative Justice. Polisi membuka komunikasi antara keluarga korban dan para pelaku.
"Cuma kan kalau yang namanya anak-anak itu dilakukan upaya restorative akan dilakukan diversi dulu karena masih di bawa umur," ungkapnya.
"Ada batasan umur anak itu yang bisa dilakukan penahanan. Kalau syaratnya dia tidak masuk dalam sistem peradilan anak, dia tidak ditahan biasanya itu upaya diversi," lanjutnya.
Kronologi Pengeroyokan
Ayah korban SI, Kostansyah menceritakan kronologi anaknya dikeroyok 4 siswi lantaran iri korban memakai ponsel iPhone. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (14/10).
Menurut Kostansyah, pengeroyokan berawal saat korban membuat story menggunakan ponsel iPhone miliknya tersebut. Terduga pelaku lalu memanggil korban ke salah satu lorong di STM atau SMKN 2 Palopo.
"Kan dia (SI) dari sekolah. Dia diajak mereka untuk bicarakan masalahnya, lalu dibawa ke lorong STM," ungkap Kostansyah kepada detikSulsel, Selasa (18/10).
Keempat terduga pelaku kemudian mulai berbicara dengan nada kasar kepada korban setelah tiba di lokasi. Keempat terduga pelaku itu adalah remaja inisial CO (14), ZA (14), AL (14) dan AB (14).
"Di lorong STM itu kan sudah ada mi niat untuk mau begitu (keroyok). Baru datang mi itu kelompok (pelaku) mulai keras-keras bicaranya. Akhirnya ini anak saya melawan mi sehingga terjadilah pengeroyokan," tuturnya.
SI menderita sejumlah luka yang tersebar di beberapa bagian tubuh akibat pengeroyokan itu. Di antaranya pada leher hingga punggung. Luku cukup parah berada di bagian tangan, sehingga SI sulit menggerakkan tangannya.
"Leher yang luka, punggung belakang lebam-lebam kemudian tangan kanan tidak bisa bergerak sama bahu kanan," ungkapnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Pengeroyokan Diduga Sudah Terencana
Kostansyah menduga pengeroyokan terhadap putrinya ini sudah direncanakan. Para terduga pelaku disebutnya menunggu korban kembali masuk sekolah usai beberapa hari tidak masuk karena sakit.
"Menurut anak saya, sudah direncanakan memang, waktu dia baru masuk sekolah setelah sakit, dia (pelaku) bilang mi 'eh ada mi datang'," bebernya.
Selama ini, kata Kostansyah, anaknya memang kerap menjadi korban perlakuan tidak terpuji dari para pelaku. Bahkan pernah disembur salah satu pelaku dengan nasi dan pernah juga ditempeleng.
"Ditempeleng waktu hari Jumat, pernah juga katanya disembur mulutnya ini anak-anak pakai nasi di mukanya dan disiram air minum. Bayangkan nasi di mulutnya na semprotkan ki," terangnya.
Dia mengaku heran dengan pengeroyokan yang dilakukan terhadap anaknya hanya karena persoalan kepemilikan iPhone. Padahal menurutnya iPhone tersebut juga jarang digunakan anaknya. Hanya dipakai dalam keadaan penting saja.
"Hp-nya itu kadang-kadang ji dia bawa, biasa kan kalau pulang saya jemput jadi saya telepon kalau tiba ma di sekolahnya. Ini kan anak saya sakit-sakit juga kasihan," jelasnya.
Pihaknya sangat prihatin dengan kasus yang menimpa anaknya. Sehingga dia menyayangkan tindakan pengeroyokan yang dilakukan 4 pelajar tersebut. Menurutnya, pengeroyokan tersebut sudah melampaui batas.
"Anu sekali mi ini, kok bisa yah ada kelompok geng-geng di sekolah begini. Saya tidak bagaimana ji tapi ini kan sudah melampaui batas kurang ajar," imbuhnya.