Siswi SMP berinisial SI (14) di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) di-bully dan dikeroyok oleh empat orang rekannya. Tindakan tersebut diduga lantaran keempat pelaku iri kepada korban yang menggunakan ponsel iPhone.
Kakak korban, Thami mengatakan adiknya memang kerap mendapat penghinaan dari para pelaku. Tidak hanya soal iPhone yang digunakan, sang adik juga menerima body shaming dari para pelaku yang mengatakan korban mirip tripleks karena memiliki badan yang kurus.
"Awalnya iri, dari awal memang adekku di-bully, katanya ekonomi sulit tapi adekku ma (bikin) story pakai iPhone, iri i," ucap Thami kepada detikSulsel, Selasa (18/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nabilangi juga adekku tripleks berjalan (sindir korban) karena kurus. Makanya itu adekku sering tanya obat gemuk dibilangi juga hitam, bahkan di sekolah dilempari makanan bekas dan botol," ungkap Thami.
Thami menambahkan, sehari sebelum insiden pengeroyokan, adiknya telah ditampar pelaku. Para pelaku itu diduga telah merencanakan aksi pengeroyokan kepada korban.
Thami yang tidak terima atas tindak penganiayaan tersebut kemudian mendatangi rumah salah satu pelaku inisial C (14). Namun, ia pun mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, dirinya didorong hingga handphone miliknya dilempar oleh salah seorang keluarga C.
"Bahkan setelah saya datangi rumahnya saya yang didorong mamanya, HP ku dilempar dan di rekaman suara itu mengaku kalau iri sama adekku dan memang mereka mau memukul pertama dan mau memang melakukan pengeroyokan," imbuhnya.
Korban Trauma-Masih Diancam
Ayah SI, Kostansyah mengatakan anaknya kini masih trauma akibat pengeroyokan tersebut. Korban bahkan masih mendapat ancaman dari pelaku.
"Trauma ini anak (SI) kasihan, sejak kejadian kemarin dia dikeroyok. Apalagi dia juga dengar bahwa dia mau diborongi (diancam dikeroyok) lagi," ujar Kostansyah kepada detikSulsel, Selasa (18/10).
Pengeroyokan dan pengancaman terhadap SI sudah dilaporkan kepada polisi. SI juga sudah divisum atas luka-luka yang dia alami.
"Ada hasil visumnya diambil tadi," ungkapnya.
Sejumlah luka yang dialami SI tersebut tersebar di beberapa bagian tubuh, di antaranya leher hingga punggung. Luka cukup parah berada di bagian tangan, sehingga SI sulit menggerakkan tangannya.
"Leher yang luka, punggung belakang lebam-lebam kemudian tangan kanan tidak bisa bergerak sama bahu kanan," ungkapnya.
Keempat pelaku ditangkap di halaman selanjutnya.
Keempat Pelaku Ditangkap
Polisi menangkap keempat pelaku pengeroyokan terhadap SI. Mereka berinisial CO (14), ZA (14), AL (14) dan AB (14).
"Pelakunya sudah diamankan," kata Kasat Reskrim Polres Palopo Iptu Akhmad Risal kepada wartawan, Selasa (18/10).
Akhmad Risal mengatakan pengeroyokan terhadap SI oleh para pelaku terjadi di Kelurahan Balandai, Kecamatan Bara, Palopo pada Sabtu (14/10). Akibatnya korban mengalami luka di leher hingga punggung.
"Masalahnya itu kekerasan yang dilakukan secara bersama-sama di lorong STM (SMKN 2) Palopo oleh 4 orang pelajar kepada korban atas nama SI," katanya.
Risal menuturkan keempat pelaku merupakan siswi SMPN 8 Palopo. Mereka awalnya saling sindir yang berujung aksi pengeroyokan.
"Pelaku ini semuanya adalah pelajar di SMPN 8 Palopo, motif para pelaku ini ada ketersinggungan dan saling sindir," tuturnya.
Saat ini keempat pelaku masih berada di ruangan Unit PPA Polres Palopo untuk dimintai keterangan lebih lanjut terkait aksi pengeroyokan yang dilakukan.
"Untuk sementara kami sudah melakukan pemeriksaan kepada 4 orang saksi yang merupakan terlapor," jelasnya.
Para pelaku terancam dijerat Undang-undang nomor 35 tahun 2014 dengan ancaman hukuman 3 tahun penjara Subsider pasal 170 ayat 21.
"Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara 3 tahun, Subsider pasal 170 ayat 21," tuturnya.
Kronologi kejadian di halaman selanjutnya.
Kronologi Kejadian
Pengeroyokan ini diduga dipicu rasa iri keempat terduga pelaku karena korban memiliki ponsel merk iPhone. Pengeroyokan berawal ketika SI membuat story menggunakan ponsel iPhone miliknya tersebut.
Terduga pelaku lalu memanggil korban ke salah satu lorong di STM atau SMKN 2 Palopo. Setibanya di lokasi, keempat terduga pelaku mulai berbicara dengan nada kasar kepada korban.
Karena SI melakukan perlawanan, keempat terduga pelaku kemudian melakukan pengeroyokan. Akibatnya SI menderita sejumlah luka yang tersebar di beberapa bagian tubuh, di antaranya pada leher hingga punggung. Luka cukup parah berada di bagian tangan, sehingga SI sulit menggerakkan tangannya.
Ayah korban, Kostansyah, menduga pengeroyokan terhadap putrinya ini sudah direncanakan. Para terduga pelaku disebutnya menunggu korban kembali masuk sekolah usai beberapa hari tidak masuk karena sakit.
"Menurut anak saya, sudah direncanakan memang, waktu dia baru masuk sekolah setelah sakit, dia (pelaku) bilang mi 'eh ada mi datang'," bebernya.
Kostansyah menuturkan jika anaknya memang kerap jadi korban perlakuan tidak terpuji dari para pelaku. Korban bahkan pernah disembur salah satu pelaku dengan nasi dan pernah juga ditempeleng.
"Ditempeleng waktu hari Jumat, pernah juga katanya disembur mulutnya ini anak-anak pakai nasi di mukanya dan disiram air minum. Bayangkan nasi di mulutnya na semprotkan ki," terangnya.
Dia mengaku heran dengan pengeroyokan yang dilakukan terhadap anaknya hanya karena persoalan kepemilikan iPhone. Padahal menurutnya iPhone tersebut juga jarang digunakan anaknya. Hanya dipakai dalam keadaan penting saja.
"HP-nya itu kadang-kadang ji dia bawa, biasa kan kalau pulang saya jemput jadi saya telepon kalau tiba ma di sekolahnya. Ini kan anak saya sakit-sakit juga kasihan," jelasnya.
Pihaknya sangat prihatin dengan kasus yang menimpa anaknya. Sehingga dia menyayangkan tindakan pengeroyokan yang dilakukan 4 pelajar tersebut. Menurutnya, pengeroyokan tersebut sudah melampaui batas.
"Anu sekali mi ini, kok bisa yah ada kelompok geng-geng di sekolah begini. Saya tidak bagaimana ji tapi ini kan sudah melampaui batas kurang ajar," imbuhnya.