Tragedi 4 Warga Sulawesi Jadi Korban Tewas Penyerangan KKB di Papua Barat

Tragedi 4 Warga Sulawesi Jadi Korban Tewas Penyerangan KKB di Papua Barat

Tim detikcom - detikSulsel
Senin, 03 Okt 2022 06:45 WIB
Proses evakuasi jenazah korban KKB di Bintuni, Papua Barat.
Foto: Proses evakuasi jenazah korban KKB di Papua Barat. (Dokumen Istimewa)
Makassar -

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang 14 pekerja proyek jalan di Teluk Bintuni, Papua Barat. Insiden maut tersebut membuat 4 warga asal pulau Sulawesi dilaporkan tewas.

Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Mayerga, Distrik Moskona Barat, Kamis (29/9/2022). 14 pekerja tengah mengerjakan proyek Jalan Trans Kabupaten Teluk Bintuni-Kabupaten Maybrat saat KKB menyerang.

"Jumlah pekerja ada 14 orang," beber Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Adam Erwindi saat dihubungi detikcom, Jumat (30/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kombes Adam mengatakan, ada empat jenazah korban mengalami banyak luka bacok. Dua di antaranya bahkan hangus terbakar.

"Dua di antaranya ditemukan dalam kondisi hangus terbakar. Keempat korban itu juga mengalami banyak luka bacok akibat sabetan senjata tajam," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dari 14 pekerja yang diserang KKB, 10 orang di antaranya selamat. Sementara 4 korban tewas langsung dievakuasi ke Manokwari, hingga akhirnya dipulangkan ke daerah asal masing-masing.

Dirangkum detikcom, keempat koran tewas berasal dari pulau Sulawesi, salah satunya terindentifikasi atas nama Yafet Jorgen Rompis asal Sulawesi Utara. Lalu tiga lainnya asal Sulawesi Selatan (Sulsel), yakni Sudarmin (46), Abbas Manna (52) dan Armin (43).

Keluarga Yafet Lihat Pembantaian KKB di FB

Keluarga Yafet Jorgen Rompis Korban KKB di ManadoKeluarga Yafet Jorgen Rompis Korban KKB di Manado Foto: Trisno Mais/detikcom

Jenazah Yafet Jorgen Rompis (53) tiba di Manado, Sulut, Minggu (3/10) sekitar pukul 16.05 Wita. Jasadnya pun sudah disemayamkan di pemakaman Pemkot Manado, di Kayuwatu, Manado, sore harinya.

Pihak keluarga sudah lama menantikan jasad Yafet tiba di kampung halaman. Apalagi keluarga sudah memendam rasa pilu usai penyerangan KKB di Teluk Bintuni tersebar lewat video yang tersebar di aplikasi media sosial facebook (FB).

"Saya sempat lihat di Facebook, karena di sana sistem mereka setelah pembantaian langsung diviralkan di sosmed, di situ keluarga lihat cara pembantaian bagaimana jelas sakit hati," kata keluarga Yafet, Anto Kosasi (39), ketika ditemui detikcom di rumah duka di Kelurahan Malalayang 2, Kota Manado, Sabtu (1/10).

Sementara Ibu Yafet, Hernike Kekung (74) menuturkan, korban sosok yang baik dan penyayang keluarga. Yafet anak kedua dari empat bersaudara.

"Dia kasihan anak baik, kalau dia datang selalu cium dan peluk saya. Saya sakit hati, soalnya dia baik sekali pada saya dan adik-adiknya," ucap ibunya sembari menetaskan air mata.

Hernike mengatakan dia terakhir kali bertemu sang anak saat korban hendak balik ke Papua. Kini ia hanya bisa bertemu jasad sang anak.

"Terakhir dia datang kami antar ke Kota Bitung saat mau naik kapal ke Papua. Kurang itu terakhir bertemu, sekarang tinggal melihat mayat," imbuhnya.

Anak Yafet, Vanclief Rompis tidak menyangka dengan peristiwa yang bakal menimpa ayahnya. Namun dirinya bersyukur jasad Yafet bisa dipulangkan dan dimakamkan di kampung halamannya.

"Bersyukur karena papa sudah tiba di Manado," ujar anak Yafet, Vanclief Rompis kepada wartawan, Minggu (2/10).

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Korban Asal Makassar Tinggalkan 2 Anak

Adi, adik ipar Sudarmin menunjukkan foto almarhum korban tewas serangan KKB di Papua Barat.Foto: Adi, adik ipar Sudarmin menunjukkan foto almarhum korban tewas serangan KKB di Papua Barat. (Isak Pasa'buan/detikSulsel)

Sudarmin (46), warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menjadi korban tewas serangan KKB meninggalkan 2 orang anak dan seorang istri. Korban rela merantau jauh dari kampung halaman demi menafkahi keluarga.

"(Anak korban) Ada dua, satu laki-laki satu perempuan. Yang kecil masih kelas 6 SD kalau yang satu baru lulus SMA (laki-laki)," beber adik ipar Sudarmin, Adi saat ditemui detikSulsel, Minggu (2/10).

Sudarmin sudah sekitar 10 tahun lebih bekerja di Papua Barat sebagai sopir truk angkutan barang. Dia berangkat ke Papua sekitar tahun 2011 dengan memboyong isteri dan dua anaknya.

"Dia berangkat pertama kali kurang lebih tahun 2011, pertama kali. Ada tawaran kerja untuk jadi sopir, di Bintuni," ucap Adi.

Adi mengaku, almarhum sempat menelepon ibunya di kampung halaman. Namun nahas bagi Sudarmin lantaran hal itu menjadi komunikasi terakhir dengan ibunya sebelum tewas diserang KKB.

"Terakhir komunikasi sebelum meninggal itu, sehari sebelumnya, menelpon malam di rumah, dia tiba-tiba mau bicara sama ibu. Hanya itu permintaannya berulang-ulang," ungkapnya.

Diketahui Sudarmin dibawa ke rumah duka di BTN Tritura, Jalan Tamangapa Raya, Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Minggu (2/10). Selanjutnya, jenazah Sudarmin dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sudiang, Kecamatan Biringkanaya sore harinya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

2 Korban Tewas KKB Asal Pinrang

Sementara ada 4 warga asal Kabupaten Pinrang, Sulsel menjadi korban penyerangan KKB. Dua di antaranya meninggal dan dua lainnya selamat.

"Ada empat orang asal Pinrang yang menjadi korban penyerangan KKB. Ada dua yang meninggal, dua selamat," ungkap Staf Ahli Bupati Pinrang Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Fakhrullah saat ditemui detikSulsel, Minggu (2/10).

Fakhrullah menjelaskan dua orang yang meninggal atas nama Abbas Manna dan Armin. Abbas merupakan warga Desa Malimpung, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang. Sementara Armin merupakan warga Desa Sipatuo, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang.

"Keduanya sudah dikebumikan hari ini di desa masing-masing," jelasnya.

Sementara dua korban yang selamat bernama Ruslan dan Rizal alias Om Kumis. Rizal merupakan warga Kelurahan Tiroang, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang. Adapun Ruslan merupakan warga asal Desa Malimpung, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang.

"Rizal selamat tidak ada luka, sementara Ruslan terluka tembak dan sedang dirawat di sana (Papua Barat)," bebernya.

Halaman 2 dari 3
(sar/alk)

Hide Ads