1 Pelaku Mutilasi di Papua Masih DPO, 6 Anggota TNI 3-Sipil Sudah Ditangkap

Berita Nasional

1 Pelaku Mutilasi di Papua Masih DPO, 6 Anggota TNI 3-Sipil Sudah Ditangkap

Tim detikNews - detikSulsel
Selasa, 20 Sep 2022 18:48 WIB
Jumpa Pers Komnas HAM soal Kasus Mutilasi Warga Papua
Jumpa pers Komnas HAM. Foto: Mulia/detikcom
Jakarta -

Komnas HAM menyampaikan masih ada satu pelaku yang masuk daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus mutilasi di Mimika, Papua. Komnas HAM menyebut DPO tersebut bernama Roy Marthen Howai.

Dilansir detikNews, hal itu disampaikan Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara dalam jumpa pers, Selasa (20/9/2022). Beka awalnya menyampaikan telah dilakukan rekonstruksi kasus mutilasi di Mimika.

Berdasarkan rekonstruksi itu terungkap peran Roy yang saat ini masih diburu polisi. Akan tetapi Komnas HAM tidak membeberkan apa peran dari Roy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada beberapa adegan dalam rekon (rekonstruksi) yang kemudian mengarahkan pada peran Saudara Roy Marthen Howai yang sampai saat ini statusnya masih DPO dari pihak kepolisian," terangnya.

"Enam orang pelaku anggota TNI dan tiga orang pelaku sipil, jadi kan ada 10 ya. Enam anggota TNI dan tiga warga sipil. Satunya, Saudara Roy, masih DPO sampai saat ini," kata Beka.

ADVERTISEMENT

Sementara, komisioner Komnas HAM Choirul Anam menambahkan Roy bukan aktor utama dalam kasus mutilasi itu. Hal tersebut disampaikan lantaran ada informasi di Mimika yang menduga Roy merupakan aktor utama mutilasi.

"Jadi banyak pembicaraan yang masyarakat menangkapnya salah satu berbagai keterangan itu macet di Roy Marthen Howai, kok kesannya dia dijadikan pelaku utama. Jadi Roy bukan pelaku utama, dia pelaku saja. Dan penting polisi untuk segera menangkap Roy biar terangnya peristiwa ini semakin lama semakin terang," paparnya.

Selain itu, Anam juga memaparkan pelaku mengenali korban. Dia mengatakan mutilasi dilakukan oleh pelaku untuk menghilangkan jejak pembunuhan.

"Pilihan kekerasan dengan mutilasi, mutilasi untuk menghilangkan jejak, apalagi dalam keterangannya disiapkan karung, batu, supaya dicemplungin sungai. Batu untuk pemberat, sehingga jenazah tidak naik ke permukaan, jadi pilihan mutilasi untuk menghilangkan jejak," katanya.




(asm/hsr)

Hide Ads