Polisi Selidiki Motif Sopir di Makassar Tewas Dikeroyok gegara Dituduh Begal

Polisi Selidiki Motif Sopir di Makassar Tewas Dikeroyok gegara Dituduh Begal

Isak Pasa - detikSulsel
Senin, 19 Sep 2022 19:11 WIB
Poster
Foto: Ilustrasi penganiayaan. (Edi Wahyono)
Makassar -

Polisi tengah menyelidiki motif kasus pengeroyokan terhadap Muhammad Reza (20), sopir yang tewas dikeroyok usai dituduh begal di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Korban sempat berselisih paham dengan seseorang yang diduga memicu penganiayaan terhadap Reza.

"Adapun latar belakang masalahnya itu ini kita lagi periksa saksi-saksi, apa sebenarnya motifnya (korban berselisih paham). Kita belum tahu," kata Kapolsek Rappocini Kompol Amrin AT kepada detikSulsel, Senin (19/9/2022).

Peristiwa nahas ini terjadi di Jalan Faisal, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar sekitar 23.50 Wita pada Sabtu malam (17/9). Reza awalnya datang ke Jalan AP Pettarani karena berselisih paham dengan orang tak dikenal (OTK) yang dicurigai sebagai pelaku utama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat cekcok tersebut, Reza diteriaki telah melakukan pembusuran dan juga maling oleh terduga pelaku tersebut. Sontak korban pun kabur menuju Jalan Faisal dan langsung dikejar warga hingga dikeroyok.

"Ini sementara kita cari (pelaku). Ini nanti semua ketika saksi-saksi kita periksa baru dijelaskan. Yang jelas awalnya karena hasutan berteriak pencuri, patte lari (melakukan pembusuran hingga lari atau begal) itu dulu kita kembangkan karena inilah hasutan yang spontan dan korban dikejar," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Dalam kasus ini sudah ada tiga orang pelaku pengeroyokan diamankan polisi di antaranya Kiki, Ardiansyah (22) dan Muhammad Aldi (22). Ketiganya disebut hanya terlihat mengeroyok namun bukan pelaku utama yang awalnya berselisih paham dengan korban.

Awalnya terduga pelaku Kiki diduga sebagai pelaku yang menuduh korban. Namun dari hasil interogasi, pelaku Kiki hanya termakan hasutan pelaku utama hingga ikut melakukan pengeroyokan.

"Tidak dia semata-mata korban hasutan ikut-ikut di situ tapi tidak ada kaitannya dengan pelaku. Intinya dengan adanya hasutan itu patte lari mencuri orang spontanitas lari mengejar,' ujarnya.

Amrin menjelaskan pihaknya telah mendalami sejumlah video yang beredar. Ada 30 orang lebih yang berada di lokasi pada saat kejadian berlangsung namun beberapa di antaranya bukan pelaku utama yang melakukan penganiayaan tapi kebetulan berada di lokasi. Para pelaku yang melakukan pengeroyokan sudah teridentifikasi dan sedang dalam pengejaran polisi.

"Yang mengejar 30 sampai 40 orang, namun kita belum bisa menentukan semua pelaku yang memukul yang melakukan penganiayaan. Itu sebagian warga sebagian orang lain karena adanya teriakan itu jadi banyak yang mengejar tapi kita terfokus kepada yang melakukan penganiayaan," jelasnya.

Dalam kasus ini sudah ada enam orang saksi dimintai keterangan di luar dari tiga orang tersangka. Ketiga tersangka sendiri disebut memiliki peran masing-masing, Kiki dan Ardiansyah melakukan penganiayaan terhadap korban dengan cara menginjak leher korban dan badan korban. Kemudian Muhammad Aldi menganiaya korban dengan cara memukul menggunakan traffic con atau pembatas jalan.

Atas kejadian ini para pelaku dikenakan pasal 338 KUHP dan pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP. Kasus ini disebut masih dalam pengembangan dan polisi masih melakukan pengejaran terhadap pelaku lain yang masih buron.

"Barang bukti yang kita amankan itu ada batu, baju pelaku yang ada darahnya, dan beberapa barang bukti lainnya," ujarnya.

Korban sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Namun dalam perjalanan korban meninggal akibat pendarahan di bagian belakang kepalanya pecah.

"Korban pada saat perjalanan di TKP ke RS Faisal meninggal. Sore tadi dilakukan autopsi di RS Bhayangkara. Jadi luka yang kelihatan, pecah tengkorak belakang," pungkasnya.




(sar/asm)

Hide Ads