5 Tembakan Tewaskan Brigadir J: Luka Fatal di Dada dan Kepala

Berita Nasional

5 Tembakan Tewaskan Brigadir J: Luka Fatal di Dada dan Kepala

Tim detikSulsel - detikSulsel
Selasa, 23 Agu 2022 06:29 WIB
Kondisi Jenazah Brigadir J Sesuai Usai Autopsi Ulang, Ini Hasilnya
Foto: Brigadir Yosua. (Dok. Istimewa)
Jakarta -

Tim forensik gabungan independen mengungkap hasil autopsi ulang terhadap jasad Brigadir Nopriansyah Yosua atau Brigadir J. Hasilnya, ditemukan ada luka fatal di dada dan kepala setelah 5 tembakan yang menewaskan Yosua.

"Ada dua luka yang fatal tentunya, ada dua luka fatal yaitu luka di daerah dada dan kepala," ungkap Ketua Tim Dokter Forensik, dr Ade Firmansyah di Mabes Polri, Jakarta, dilansir dari detikNews, Senin (22/8/2022).

Ade juga menegaskan, tidak ada tanda kekerasan lain di tubuh Brigadir J selain luka tembak. Dirinya lantas merinci ada 5 luka tembakan masuk dan 4 lainnya keluar dari tubuh Yosua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada lima luka tembak masuk, empat luka tembak keluar," imbuhnya.

Sementara ada satu peluru yang masih bersarang di tulang belakang Yosua. Namun tim forensik tidak bisa memastikan jarak tembakan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Itu ada empat tembakan dan ada satu yang bersarang, sesuai dengan trajektorinya dari alurnya itu kita bisa tentukan ada yang bersarang di dalam tubuh," tutur Ade.

Pihaknya memastikan dari hasil autopsi ulang Brigadir J tewas gegara luka tembakan senjata api setelah melakukan rangkaian pemeriksaan di jasad Yosua.

"Saya bisa yakinkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kami baik saat melakukan autopsi, pemeriksaan penunjang dengan pencahayaan, dan mikroskopik bahwa tidak ada luka-luka di tubuhnya selain luka akibat kekerasan senjata api," tegasnya.

Kuku Patah hingga Otak Pindah ke Perut

Tim Forensik juga mengungkap penyebab 2 jari Brigadir J patah, yaitu di kelingking dan jari manis tangan kiri. Sesuai hasil autopsi, 2 jari Yosua patah karena tersambar peluru.

"Itu adalah yang jarinya itu adalah arah alur lintasan anak peluru, jelas sekali peluru keluar mengenai jarinya. Jadi itu memang alur lintasan, kalau bahasa awamnya mungkin tersambar ya seperti itu," urai dia.

Ade turut memastikan asumsi yang mengatakan kuku Brigadir J dicabut tidaklah benar. Hasil pemeriksaan ini diharap menghilangkan keraguan baik dari pihak keluarga maupun dari masyarakat.

"Nggak (benar), nggak kuku dicabut, nggak sama sekali," tegas Ade.

Ade turut merespons soal dugaan otak jenazah Brigadir J yang dipindahkan ke perut usai autopsi pertama. Dugaan yang sebelumnya disampaikan pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

"Jadi kita semua, apa yang didapatkan pada tubuh korban yang jelas sudah dikembalikan ke tubuh korban dan memang ada hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah adanya misalnya kebocoran," pungkasnya.

Simak penjelasan tim forensik lebih lanjut di halaman berikutnya.

Organ Tubuh Brigadir J Tidak Ada yang Hilang

Tim dokter forensik gabungan menegaskan bahwa tidak ada organ dari jasad Brigadir J yang hilang. Hal ini didasari autopsi ulang yang telah dilakukan.

"Yang jelas memang tidak ada organ yang hilang dan semua dikembalikan ke tubuh jenazah," ujar Ketua Tim Forensik dr Ade Firmansyah.

Sebelumnya, hasil autopsi Brigadir Yosua telah diserahkan oleh dokter forensik kepada Polri. Dari hasil autopsi, luka kekerasan yang ditemukan adalah luka akibat senjata api. Tidak ada bekas kekerasan selain luka senjata api.

"Tidak ada luka-luka pada tubuhnya selain luka-luka akibat kekerasan senjata api," tandasnya.

Diketahui kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak sempat menuding ada penyiksaan yang dilakukan terhadap jasad kliennya. Hal itu berdasarkan pengamatan oleh pihaknya yang menduga kuku Brigadir J telah dicabut.

"Kemudian kukunya dicabut, nah kita perkirakan dia masih hidup waktu dicabut jadi ada penyiksaan," kata kuasa hukum keluar Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak di gedung Bareskrim Polri, Kamis (21/7) lalu.


Hide Ads