Bharada E sempat disebut sebagai penembak nomor satu dan juga pelatih tembak saat awal penanganan kasus tewasnya Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo. Namun penilaian tersebut terkikis oleh temuan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) yang menemukan keterangan sebaliknya.
Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah Irjen Ferdy Sambo. Brigadir J tewas dengan lima tembakan yang dilepaskan Bharada E.
Sementara itu, Bharada E sama sekali tidak terkena tembakan yang dilepaskan tujuh kali oleh Brigadir J. Polisi saat itu menyebut Bharada E bukan penembak biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bharada E adalah penembak nomor 1 di Resimen Pelopor Korps Brimob, sehingga piawai memegang senpi. Hal itu diungkap oleh mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto.
"Di Resimen Pelopornya, dia sebagai tim penembak nomor 1, kelas 1, di Resimen Pelopor. Ini yang kami dapatkan," ujar Kombes Budhi saat jumpa pers di Polres Jaksel, Selasa (12/7).
Budhi saat itu mengatakan Bharada E juga merupakan pelatih di Resimen Pelopor tersebut.
"Jadi kebetulan, sebagai gambaran informasi, kami juga melakukan interogasi terhadap komandan Bharada RE, bahwa Bharada RE ini sebagai pelatih vertical rescue," katanya.
Halaman berikutnya: LPSK Dapat Keterangan Sebaliknya...
LPSK Dapat Keterangan Sebaliknya
LPSK mengungkapkan sejumlah hasil penelusuran timnya terhadap Bharada E. LPSK melaporkan bahwa Bharada E tidak lebih jago menembak dibandingkan dengan Brigadir J.
"Informasi itu kami peroleh (Bharada E tak jago tembak). Artinya, kalau dibandingkan dengan Yoshua, Yoshua lebih jago tembak," ujar Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi saat dihubungi, Kamis (4/8/2022).
Edwin mengaku hal ini diperoleh pihaknya dari hasil penelusuran dan investigasi terhadap sejumlah narasumber yang berkompeten. Investigasi dilakukan untuk mengumpulkan bahan nantinya apakah Bharada E ini bisa mendapatkan perlindungan dari LPSK.
"Kan kami dalam proses penelaahan dan investigasi. Dalam proses investigasi ini kami himpun informasi dari mana pun. Tentu informasi yang kami himpun (adalah) informasi yang bisa kami percaya sumbernya, kompeten menyampaikannya," jelasnya.
Kendati demikian Edwin mengatakan bukan masalah jago menembak atau tidak yang menjadi persoalan. Dia mengatakan Bharada E telah memiliki kompetensi dalam memegang senjata api.
"Soal megang pistol kan bukan soal jago nembak, tetapi memenuhi (di antaranya) tes psikologi," imbuhnya.
Edwin juga mengungkapkan keterangan Bharada E soal kejadian 'tembak-menembak'. Edwin kemudian meminta agar diksi 'tembak-menembak' tidak digunakan sebelum terungkap kebenaran peristiwanya seperti apa.
"Ya itu cerita E (ada tembak-menembak). Tapi apakah cerita itu, ini LPSK itu tidak mau masuk ke dalam peristiwanya. Kenapa? Karena yang diceritakan E juga belum tentu kebenaran, gitu. Yang disampaikan oleh E bahwa dia nembak, tetapi apakah benar dia nembak, kan kita belum tahu sebenarnya," jelasnya.
Halaman berikutnya: Bharada E Baru Pegang Senpi November 2021...
Bharada E Baru Pegang Senpi November 2021
LPSK kemudian mengungkap keterangan Bharada E soal kapan dirinya mulai memegang senjata api. Bharada baru memegang senjata api pada November 2021.
"Menurut keterangannya dia baru pegang pistol pada Bulan November tahun lalu dari Propam," kata Edwin Partogi dalam keterangan singkat dilansir detikNews, Kamis (4/8).
Edwin tidak merinci siapa yang memberikannya pistol dan bagaimana mekanisme pemberian pistol kepada Bharada E tersebut. Namun dia mengungkapkan momen terakhir Bharada Eliezer menembak.
"Terakhir latihan tembak bulan Maret di Senayan," beber Edwin.
Halaman berikutnya:Bharada E Diduga Menembak dari Jarak Dekat...
Bharada E Diduga Menembak dari Jarak Dekat
Selanjutnya LPSK juga mengungkap hasil penelusuran timnya terhadap Bharada E. LPSK menemukan Bharada E menembak Brigadir Yoshua dalam jarak dekat.
"Iya jaraknya dekat, dan tidak butuh keahlian dalam melakukan penembakan dalam jarak itu," kata Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu di kantor LPSK, Jakarta Timur (Jaktim), Jumat (5/8).
Edwin enggan merinci jarak pasti Bharada E menembak Brigadir J. Namun, dia menekankan dari informasi yang diterima LPSK tidak dibutuhkan keahlian untuk menembak pada jarak tersebut.
"Jaraknya kami tahu, tapi tidak kami sebutkan meterannya berapa. Sebab dekat jauh juga bisa jadi relatif. Tapi setidaknya jarak tembak itu kalau berdasarkan informasi yang diperoleh, tidak membutuhkan keahlian," tuturnya.