Pria berinisial S (50), nahkoda perahu rakit yang tenggelam dan menewaskan 15 orang penumpang di Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra) buka suara. Dia mengatakan perahu yang dikemudikannya tenggelam sekitar 20 meter dari dermaga tujuan.
"Tinggal 20 meter lagi jembatan (dermaga) Desa Lagili, kondisi kapal sudah miring sebelah kiri (tenggelam)," kata S kepada wartawan, Jumat (28/7/2023).
S mengaku mengantar para penumpang atas permintaan para korban yang hendak menonton konser HUT ke-9 Buton Tengah pada Minggu (23/7) malam. Para penumpangnya merupakan warga Desa Lagili, Kecamatan Mawasangka Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya (permintaan) dari orang-orang tua, karena anak-anak dari orang tuanya mau pergi nonton. Jadi saya antarmi," bebernya.
Ia juga mengaku tidak mengetahui jumlah pasti para penumpang yang naik di rakitnya. Dia kemudian menjalankan rakitnya setelah semua penumpang naik.
"Dari Lagili saya antar itu selamat, semuanya yang berangkat itu saya tidak tahu berapa orang," ujar dia.
S kemudian menunggu penumpangnya hingga selesai menonton konser. Ia menuturkan para penumpang kembali ke perahu rakitnya dan mulai berlayar kembali pada Senin (24/7) sekitar pukul 00.00 Wita.
Saat di perjalanan, S membelokkan kapalnya ke sebelah kiri karena terdapat sebuah bagang di tengah laut. Dia bermaksud menghindari tali bagang dan mematikan mesin kapalnya.
"Waktu ada tali bagang di tengah laut saya menghindar sebelah kiri. Habis itu saya jalan, saya kasi mati mesin di situ, sudah lewat tali saya kasih jalan lagi tinggal 20 meter lagi jembatan Lagili kondisi kapal sudah miring sebelah kiri," terangnya.
Ia menuturkan saat perahu rakit miring dan kecelakaan pun terjadi. Setelah itu, S lalu memerintahkan ke semua penumpang agar tetap memegang perahu rakit agar tetap selamat.
"Setelah itu tenggelam saya kasih tahu anak-anak pegang di bodi (perahu rakit), jangan sampai lepas," ujarnya.
Namun situasi saat itu sudah tidak terkendali. Para penumpang yang jatuh ke laut saling tarik menarik hingga ada penumpang tenggelam dan meninggal.
"Karena banyak sekali orang, sudah baku tarik-tarik orang yang sudah panik," bebernya.
Untuk diketahui, kapal dinahkodai S tenggelam saat melakukan pelayaran di Teluk Mawasangka Tengah, Buton Tengah pada Senin (24/7) sekitar pukul 00.00 Wita. Insiden tersebut mengakibatkan 15 orang penumpang tewas.
"Akibat kejadian tersebut untuk sementara 15 orang penumpang dinyatakan meninggal dunia," kata Humas Basarnas Kendari Wahyudi dalam keterangannya, Senin (24/7).
(hsr/hsr)