Polisi mengklarifikasi kasus kapal tenggelam yang menewaskan 15 penumpang di Buton Tengah, Sulawesi Tenggara (Sultra). Para penumpang yang menjadi korban ternyata naik perahu rakit yang dimodifikasi.
Polisi menampilkan foto perahu rakitan yang dimaksud saat jumpa pers di Mako Polairud Sultra, Jumat (28/7). Dalam foto tersebut terlihat model angkutan transportasi laut yang digabung dari 2 perahu kecil.
Perahu rakit tersebut memiliki dasar warna merah dan alas fiber berwarna biru. Pada pinggiran perahu rakitan itu dipasangi pemalang setinggi sekitar 30 centimeter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini dua perahu dijadikan satu, dikasih fiber di atasnya," kata Dirpolairud Polda Sultra Kombes Faisal Florentinus Natipulu saat konferensi pers, Jumat (28/7/2023).
Faisal mengungkapkan perahu rakit tersebut lalu diberikan alat penggerak mesin ketinting. Perahu itu dimodifikasi agar bisa memuat puluhan penumpang.
"Perahu ini menggunakan alat penggerak mesin ketinting," ungkapnya.
Lebih lanjut Faisal membeberkan perahu rakit itu memiliki panjang 8 meter. Perahu rakitan itulah yang digunakan mengangkut puluhan penumpang saat melintasi Teluk Banggai.
"Dari hasil pengukuran perahu rakit memiliki panjang 8,35 meter dan lebar 2,30 meter," ujar Faisal.
Pihaknya juga menegaskan jika perahu tersebut tidak dilengkapi alat standar keselamatan penumpang. Perahu itu tidak dilengkapi dengan pelampung.
"Standarisasi kelayakan tidak ada seperti alat keselamatan di atas perahu yang paling simpel itu seperti pelampung atau live jacket," paparnya.
Faisal mengatakan kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Pihaknya sudah mengamankan perahu rakitan yang membawa penumpang korban tenggelam.
"Semua barang bukti sudah kami amankan untuk proses hukum peristiwa ini," tegas Faisal.
Sebelumnya diberitakan, 15 penumpang dilaporkan tenggelam di Teluk Mawasangka Tengah, Buton Tengah pada Senin (24/7) sekitar pukul 00.00 Wita. Perahu memuat warga yang baru pulang dari konser HUT Buton Tengah.
Kapolres Buton Tengah AKBP Yanna Nurhandiana mengatakan insiden ini terjadi karena kelebihan muatan. Kapal pun tenggelam di tengah laut.
"Untuk dugaan awal penyebabnya karena muatan penuh (kelebihan muatan)," kata AKBP Yanna pada Senin (24/7).
Yanna mengungkapkan kapal tersebut seharusnya ditumpangi maksimal 15 orang. Namun saat itu, kapal ternyata mengangkut melebihi kapasitasnya, bahkan dua kali lipat.
"Jumlah penumpang itu ketinting harusnya sekitar 15-10 orang, ini sampai 48 orang,"jelasnya.
(sar/ata)