Lapangan Karebosi merupakan ikon bersejarah Kota Makassar yang kerap difungsikan sebagai pusat berbagai kegiatan masyarakat Kota Daeng. Di balik landmark Lapangan Karebosi, tersimpan cerita unik tentang asal-usul penamaan lapangan tersebut.
Penamaan Karebosi ini tentunya tidak terlepas dari peristiwa yang telah terjadi di tempat ini pada masa silam. Terdapat beragam versi cerita terkait asal-usul nama Karebosi yang beredar di masyarakat.
Berdasarkan penelusuran detikSulsel, setidaknya terdapat 4 versi berbeda yang menjelaskan tentang asal-usul nama Karebosi. Sebagian besar cerita tentang asal-usul nama Karebosi ini berkaitan dengan peristiwa turunnya hujan setelah Makassar dilanda kemarau panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikisahkan kala itu pada abad ke-10 terjadi peristiwa hebat di Lapangan Karebosi. Lapangan Karebosi yang dulunya berupa hamparan sawah tiba-tiba dilanda hujan lebat.
Hujan deras tersebut berlangsung selama tujuh hari tujuh malam dan mengakhiri kemarau panjang yang berlangsung selama 7 tahun. Saat itu, terjadi peristiwa aneh di luar nalar orang-orang yang menyaksikannya.
![]() |
Setelah hujan berhenti, tujuh gundukan muncul secara misterius di tanah Lapangan Karebosi kala itu. Konon katanya, di atas tujuh gundukan muncul juga tujuh orang bergaun keemasan entah dari mana asalnya. Mereka muncul lalu menghilang secepat kilat.(1)
Karebosi dari Kata 'Kanro' dan 'Bosi'
Salah satu versi cerita menyebutkan, penamaan Karebosi berasal dari dua unsur kata yaitu 'kanro' dan 'bosi'. Penamaan tersebut tentunya bukan tanpa alasan.
Kanro sendiri memiliki arti 'anugrah Tuhan' dan bosi berarti 'hujan'. Kanro Bosi memiliki arti hujan sebagai anugerah Tuhan.
Masyarakat menyebut orang yang muncul di tujuh gundukan kala itu adalah Karaeng Angngerang Bosi atau Tuan yang membawa hujan. Itulah mengapa tempat munculnya tujuh gundukan ini diberi nama Karebosi.(1)
Karebosi dari Kata 'Kanre' dan 'Bosi'
Sementara menurut Budayawan Universitas Hasanuddin Nurhayati Rahman, penamaan Karebosi berasal dari kata 'kanre' dan 'bosi'. Asal nama Karebosi diceritakan juga bermula dari momentum Makassar diguyur hujan usai kemarau panjang.
Ia menuturkan, pada saat Kota Makassar pertama kali diguyur hujan usai kemarau 7 tahun, orang-orang berteriak "akkanre bosia". Kanre artinya keras atau makan, sementara bosi berarti hujan.
"Penduduk berteriak semua, akkanre bosia, dari situmi kata-kata Karebosi. Akkanre bosia karena hujan tidak mau berhenti, hujan terus. Sampai kilat bersahut-sahutan, guntur sebagainya," jelas Nurhayati kepada detikSulsel, Selasa (24/10/2023).
![]() |
Karebosi dari Kata I Kare
Menurut cerita legenda, pada saat terjadi hujan selama 7 hari 7 malam tanpa henti, Kota Makassar menjadi banjir. Raja Gowa pun melakukan sayembara kepada pawang hujan untuk menghentikan hujan.
Datanglah seorang petani dari kerajaan Manuju bernama I Kare. Ia menuju Makassar menghadap Raja Gowa menawarkan jasanya untuk menghentikan turunnya hujan. Namun, ia mengatakan bahwa hujan bisa berhenti atas izin dari dewata.
Sebelum beraksi, Raja Gowa bersama para pembesar kerajaan minta jaminan pada Kare, "Kalau ternyata Kare gagal menghentikan hujan, akibatnya Kare harus siap-siap dipenggal lehernya". Dengan memegang keyakinannya, akhirnya Kare pun setuju.
Upacara ritual pun dilakukan Kare di bawah hujan lebat di sekitar hutan jati Karebosi. Ia memulai ritual dengan menghentakkan kaki sebelum mengelilingi hutan jati.
Usai menghentakkan kakinya, hujan pun menjadi reda. Kemudian I Kare melanjutkan mengelilingi pohon jati kedua kali dan kembali menghentakkan kaki.
Hentakan kaki kedua itu lantas mengubah hujan menjadi gerimis. Begitu selanjutnya sampai keliling ketujuh kalinya. Hentakan kaki i Kare pada saat keliling ketujuh ini akhirnya mengubah hujan berhenti total, langit pun berubah dari mendung menjadi cerah.
Ketika hujan berhenti, banjir berangsung-angsur turun hingga membuat suasana kampung normal kembali seperti semula. Karena misi Kare menghentikan hujan berhasil, Raja Gowa kemudian mengabadikan namanya menjadi Kare Bosi yang artinya I Kare yang bisa menghentikan hujan (bosi).(3)
Karebosi dari Nama Karaeng Bunga Rosina
Versi lain terkait penamaan Karebosi ini sedikit berbeda dengan 3 versi sebelumnya. Versi kali ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan peristiwa turunnya hujan setelah kemarau panjang.
Menurut catatan sejarah, Karebosi adalah singkatan dari nama Karaeng Bunga Rosina. Ia adalah seorang gadis aristokrat dari keturunan Raja Tallo yang sangat cantik, pintar, bijak bertutur, dan santun.
Disebutkan bahwa, penamaan Karebosi dari Karaeng Bunga Rosina adalah bentuk penghargaan terhadap jasa dan kebijaksanaannya.(2)
![]() |
Karaeng Bunga Rosina adalah putri dari Raja Tallo yang pintar berdiplomasi. Ia pernah diangkat sebagai juru bicara istana kerajaan oleh Raja Tallo itu sendiri.
Karaeng Bunga Rosina kerap tampil sebagai juru bicara saat terjadi pertemuan akbar antara raja dan rakyatnya di Lapangan Karebosi. Kepiawaiannya dalam memajukan Kerajaan Tallo inilah yang membuat namanya diabadikan sebagai nama Lapangan Karaeng Bunga Rosina yang kini disingkat Karebosi.(3)
Sumber:
1. Jurnal 'Lapangan Karebosi Kota Makassar (1990-2017)' oleh Andrew Indrawan Aidina, Najamuddin dan La Malihu
2. Skripsi 'Tinjauan Hukum Alih Fungsi Lahan Ruang Terbuka Hijau Menjadi Lahan Komersil di Lapangan Karebosi Kota Makassar' oleh Saskia Nur Fiwisya.
3. Buku 'Makassar Tempo Doloe' oleh Zainuddin dkk.