Kisah Mistis di Antara Makam Raja-raja Lamuru Bone

Kisah Mistis di Antara Makam Raja-raja Lamuru Bone

Agung Pramono - detikSulsel
Minggu, 16 Apr 2023 09:15 WIB
Kompleks Pemakaman Raja-raja Lamuru
Foto: Kompleks Pemakaman Raja-raja Lamuru (Agung Pramono/detikSulsel)
Bone -

Kompleks Makam Raja-raja Lamuru di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) menyimpan beragam kisah mistis. Pengalaman mistis ini kadang dirasakan penjaga makam hingga pengunjung.

Kompleks Makam Raja-raja Lamuru terletak di Kelurahan Lalebata, Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone. Di kompleks pemakaman ini, terdapat 117 makam yang terdiri dari 10 makam besar berbentuk candi, 28 makam sedang yang bentuknya dari pahatan-pahatan serta batu, dan 78 makam kecil.

Selain itu, ada juga makam Sullewatang Lamuru yang menjadi pimpinan Lamuru pada masa distrik atau transisi kerajaan menjadi kecamatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seluruh makam yang berada kompleks makam ini terbuat dari batu sedimen yang berasal dari Kepulauan Selayar. Konon, batu sejenis ini sudah tidak ditemukan lagi di daerah asalnya tersebut.

Kompleks Makam Kuno Raja-raja Watang Lamuru ini diresmikan pada tanggal 23 April 1977. Pemakaman ini juga pernah dipugarkan pada tahun 1977.

ADVERTISEMENT

Kisah Mistis di Pemakaman Raja-raja Lamuru

Kompleks Pemakaman Raja-raja LamuruKFoto: Kompleks Pemakaman Raja-raja Lamuru (Agung Pramono/detikSulsel)

Polisi Khusus (Polsus) Cagar Budaya Makassar, Ahmad Yani mengatakan, kejadian mistis kerap terjadi di kompleks makam Raja-raja Lamuru. Ada banyak suara-suara aneh yang biasa didengar penjaga.

"Biasa kita dengar suara kuda, kalau malam Jumat biasa dilihat tinggi, berjubah putih dan kakinya tidak tersentuh di tanah. Itu kadang di depan makam raja munculnya," katanya saat ditemui detikSulsel, Kamis (30/3/2023).

Kejadian aneh juga kerap dialami oleh pengunjung, apalagi jika ada pengunjung yang bersikap tidak sopan. Bahkan, tak jarang ada pengunjung yang kesurupan dan langsung bercerita di dalam kompleks makam.

"Pernah waktu saya jaga, ada pengunjung yang langsung-langsung saja masuk, tanpa mengisi buku tamu. Pas ditegur dia cuman bilang makamnya nenekku mau saya ziarahi. Tak berselang lama dia langsung keluar karena penglihatannya kabur, langsung hitam semua dilihat itu di kompleks," bebernya.

Ahmad mengatakan, kompleks pemakaman Raja-raja Lamuru ini memang daerah yang dikeramatkan. Suasana mistis yang sampai membuat bulu kuduk merinding sudah menjadi hal biasa bagi petugas makam jika berjaga sampai malam.

"Kalau kita jaga sampai malam sering merinding bulu kuduk. Sering didengar itu banyak yang jalan. Makam Raja-raja Lamuru memang daerah dikeramatkan," jelasnya.

Meskipun dipenuhi berbagai cerita mistis, kompleks makam Raja-raja Lamuru ini tidak pernah sepi pengunjung, baik di bulan suci Ramadan maupun hari biasa. Wisatawan yang berkunjung ke pemakaman ini sebagian besar merupakan masyarakat lokal, namun ada juga wisatawan asing.

"Ramai pengunjungnya itu. Ada dari Malaysia, paling banyak Barru dan Soppeng. Ada makamnya Rumpang Megga, We Colli Pujie yang merupakan Raja di Tanete dan Raja di Lamuru," jelas Ahmad.

Dalam literatur Dinas Kebudayaan Bone, disebutkan bahwa terbentuknya Lamuru dalam kesatuan hukum belum bisa ditentukan secara pasti karena belum adanya data autentik ditemukan yang menjelaskan hal tersebut. Tapi sebagai suatu pemukiman Lamuru terbilang sudah cukup tua.

Kendati demikian, terdapat sebuah pendapat tentang sejarah pertumbuhan daerah di Sulsel yang menganggap bahwa cikal bakal pertumbuhan suatu kesatuan hukum di tanah Sulsel selalu dimulai dari Tomanurung. Jika mengacu pada perhitungan masa Tomanurung di Sulsel, diperkirakan Kerajaan Lamuru berdiri sekitar abad ke XIV.

Hal ini diperkuat adanya artefak-artefak prasejarah sejenis Maros Point dan fleks-fleks yang diperkirakan telah berusia kurang lebih 2.000 tahun sebelum Masehi dan sekarang masih dijaga kelestariannya.

Adapun daftar raja atau datu Lamuru antara lain:

1. Petta Pitue Matanna Manurunge ri Soloreng
2. Datue ri Laue
3. We Tenri Billi
4. We Baji Daeng Simpare
5. La Cella MatinroE ri Tengngana Soppeng
6. Janggo Pute
7. La Mappasunra
8. La Mappaware
9. Laruppang Mogga Matinroe ri Muttiara
10. Colli PujiE
11. Jaya Langkana
12. We Pura Daeng Marannu
13.WeTenriBaji




(urw/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads