Budayawan Bone Andi Singkeru Rukka mengingatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk melibatkan tokoh spiritual Bugis Bissu pada peringatan Hari Jadi Bone (HJB) ke-693. Ada ritual adat yang sakral dan harus dilakukan Bissu, tidak bisa digantikan.
"Mattompang arajang adalah murni tradisi atau attauriolong. Di tradisi itu Bissulah yang berperan utama mattompang arajang dan bukan yang lain," kata Andi Singkeru Rukka kepada detikSulsel, Kamis (16/3/2023).
Singke sapaan akrab Andi Singkeru Rukka mengatakan, ritual membersihkan benda pusaka atau mattompang arajang di zaman Kerajaan Bone dilakukan dengan waktu yang tidak tertib. Tapi ritual itu pasti dilakukan oleh Bissu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"HJB tradisi, dan pemeran utamanya (saat ritual mattompang arajang) adalah Bissu. Makanya Bissu harus diibatkan dalam seremoni HJB," sebutnya.
Singke menuturkan, mattompang bukan bentuk peribadatan yang memiliki aspek spiritual. Matompang merupakan tradisi dan dilaksanakan sebagai seremoni.
"Kalau dalam mattompang arajang namanya juga benda arajang sejak turun temurun itu Bissu selalu dihadirkan untuk dilengkapi kegiatan-kegiatan ritual sejak dulu. Bissu adalah manifestasi kebudayaan," jelasnya.
Singke menambahkan, pemahaman tentang Bissu yang kadang menimbulkan friksi atau perdebatan. Sebab Bissu kadang disamakan dengan waria.
"Pemahaman kita tentang Bissu yang disamakan dengan calabai atau calailai, sedang tak harus jadi seperti itu untuk menjadi Bissu. Menurutku Bissu adalah person yang mendapatkan pammase atau berkah, meninggalkan perilaku menyimpang untuk menyukai sesama jenis dan Bissu terlembagakan," jelasnya.
Untuk diketahui, pelibatan Bissu dalam rangkaian HJB ke-693 tahun ini belum jelas. Sementara Bissu berharap untuk dilibatkan tahun ini, tidak seperti HJB ke-692 yang ditolak.
"Harus dilibatkan Bissu dalam rangkaian kegiatan Hari Jadi Bone. Itu sudah dilakukan turun temurun sejak era sebelum Islam," kata Puang Matoa Bissu Syamsul Bahri kepada detikSulsel, Kamis (16/3).
Syamsul mengungkapkan, di antara peran penting Bissu di HJB ialah ritual mengambil air di Sungai Palakka atau mallekke wae, ritual meminta izin ke Dewata atau massimang, ritual membersihkan benda pusaka kerajaan atau mattompang arajang, hingga membawa benda-benda kerajaan menggunakan baki.
"Bissu juga melakukan memmang to ri langi atau zikir, mappakalepu sumange atau membulatkan tekad. Peranan Bissu sangat penting memang," sebutnya.
(nvl/nvl)