Sigajang Laleng Lipa, Tradisi Baku Tikam dalam Sarung di Suku Bugis-Makassar

Sigajang Laleng Lipa, Tradisi Baku Tikam dalam Sarung di Suku Bugis-Makassar

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Sabtu, 13 Agu 2022 10:01 WIB
Sigajang Laleng Lipa salah satu tradisi suku Bugis.
Pemeragaan tradisi Sigajang Laleng Lipa (Foto: Istimewa)

Makna Tradisi Sigajang Laleng Lipa

Menurut kepercayaan, ritual ini memiliki makna tersendiri, dimana sarung atau dalam bahasa Bugis, lipa diartikan sebagai simbol persatuan dan kebersamaan masyarakat Bugis. Dalam ritual sigajang laleng lipa dua pria tangguh yang dipercaya untuk mewakili dari masing-masing pihak berseteru akan berada dalam satu sarung.

Berada dalam sarung ini memiliki makna diri mereka ada dalam satu tempat dan ikatan yang menyatukan, dalam kata lain ikatan kebersamaan antar manusia. Meski terkesan brutal dan mengerikan, ritual ini merupakan tradisi masyarakat Bugis sebagai jalan terakhir menyelesaikan masalah demi menjunjung harga diri yang harus ditegakkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memiliki prinsip menjunjung tinggi siri' (rasa malu), makna sigajang laleng lipa tidak lain untuk menjunjung kemuliaan dan harga diri manusia. Dalam pelaksanaan ritual sigajang laleng lipa meliputi 5 nilai positif yakni siri, alempureng (kejujuran), agettengeng (keteguhan), awaraningeng (keberanian) dan musyawarah serta rekomendasi alur penyelesaian sengketa melalui tudang madeceng dimulai dari tahap persiapan, tahap penyelesaian, dan tahap kesepakatan.

Saat ini ritual sigajang laleng lipa tidak lagi dilakukan masyarakat Bugis-Makassar sebagai penyelesaian masalah. Namun, tradisi ini tidak benar-benar ditinggalkan, melainkan dilestarikan melalui pentas seni budaya.


(alk/sar)

Hide Ads