Ungkapan kosakata suku Makassar, pakintaki membuat gempar jagat maya mulai dari postingan Tiktok, Instagram, hingga aneka stiker Whatsapp yang dibuat netizen. Kata itu seketika menjadi viral setelah seorang pemuda asal Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), Aldi membuatnya sebagai konten Tiktok.
Banyak yang bertanya, apa makna sesungguhnya dari kata pakintaki? Dosen Ilmu Bahasa Universitas Negeri Makassar (UNM), Dr Asis Nojeng mengungkapkan, pakintaki berasal dari bahasa Makassar, kinta.
"Pakintaki itu secara morfologis berasal dari kata dasar kinta, ini artinya sentak," kata Asis kepada detikSulsel, Kamis (17/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata dasar kinta kemudian mendapat awalan (prefiks) pa dan akhiran ki yang merupakan kata ganti orang (persona). Pakintaki yang tersusun dari unsur tersebut lantas memiliki makna seruan atau ajakan.
"Pakintaki diartikan menjadi ayo sentakkan. Atau kalau halusnya, silakan engkau sentakkan," jelas Asis.
"Kemudian untuk takintaki ada prefiks ta dan akhiran ki dimaknai menjadi tersentak. Ada juga takintaka ini menjadi artinya saya tersentak," jelasnya.
Asis yang juga aktif di Himpunan Pelestari Bahasa Daerah Sulsel menegaskan, pakintaki dalam penuturan sehari-hari masyarakat Makassar sebenarnya tidak memiliki makna konotasi yang negatif.
"Misalnya digunakan saat menarik kencang tali pancing, pakintaki. Untuk misalnya ada aliran air dalam selang atau pipa yang tekanannya kencang kemudian tersumbat, kita biasa sebut takintaki," imbuhnya.
Namun seiring berkembangnya penuturan kata pakintaki, bahkan hingga menjadi viral di media sosial Asis khawatir banyak pihak yang memberikan makna konotasi pakintaki menjadi makna yang negatif. Salah satunya, pakintaki yang dikaitkan dengan ungkapan dalam hubungan suami istri.
"Misalnya untuk istilah gerakan hubungan suami-istri, tidak salah juga ada yang sebut pakintaki, karena maknanya bisa seperti itu. Namun kita tidak ingin maknanya jadi liar. Pakintaki tidak diarahkan ke hal negatif," tuturnya.
Viralnya pakintaki di media sosial memang membuat netizen memaknainya dengan beragam, mulai dari memaknainya sebagai ungkapan menahan sesuatu, ungkapan terkejut, hingga pemberi semengat. Keragaman makna-makna pakintaki itu bisa dicek di sini.
Sementara itu, Dosen Sastra Daerah Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr Sumarlin Rengko menilai wajar jika netizen memaknai pakintaki dengan beragam. Hal ini seiring dengan kian populernya di kalangan masyarakat.
"Sah-sah saja sebenarnya bila banyak arti atau makna dari pakintaki. Bahasa memang seperti itu termasuk bahasa Makassar," kata Sumarlin dalam keterangan terpisah kepada detikSulsel, Kamis (17/2).
Menurutnya, masyarakat dalam menerjemahkan bahasa memang menggunakan 2 metode, bisa secara bebas dan bisa juga secara kata per kata.
"Namun untuk kasus pakintaki memang tidak bisa diartikan per kata. Itu menjadi sempit maknanya," bebernya.
Sumarlin menilai pemaknaan pakintaki harus dilihat dari konteksnya. "Makanya bisa jadi sentakan artinya. Ini bila konteksnya ada petugas listrik yang tersetrum," terangnya.
Sehingga untuk memaknai bahasa mesti melihat konteks dahulu. Dia juga mencontohkan, kata angganre dalam bahasa Makassar selama ini diartikan mengajak makan. Namun bila konteksnya berbeda, maknanya berbeda.
"Ternyata bisa juga dimaknai mengajak berhubungan atau bercampur. Istilah ini ada pada tahun 1984. Saya dapat informasi seperti itu," bebernya.
Sehingga menurutnya wajar ketika netizen punya makna masing-masing terkait pakintaki. Ini tergantung konteks atau perspektif.
"Misalnya pemain bola ingin mengeksekusi penalti, bisa saja ditanya pakintaki. Begitupun tentara saat pegang senjata, bisa juga pakintaki. Jadi tergantung konteks," pungkasnya.
(nvl/nvl)