Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) menyuplai 200 ton bawang setiap pekan ke Kalimantan Timur (Kaltim). Hal ini dilakukan untuk ikut membantu pemenuhan pangan di sekitar wilayah Ibu Kota Negara (IKN).
"Pedagang bawang Enrekang sudah mulai mengirim bawang ke wilayah Kaltim. Beraneka ragam pedagang kirimnya, ada 50 ton, ada 100 ton setiap pekannya. Kalau diperkirakan sekitar 200 ton per pekan. Itu untuk penuhi pangan di IKN," kata Ketua Asosiasi Pedagang Bawang Enrekang Sulnaim Djamadi kepada detikSulsel, Rabu (5/4/2023).
Sulnaim mengungkapkan suplai bawang Enrekang ke wilayah IKN tersebut terjadi setelah adanya kerja sama antara Pemda Enrekang dengan beberapa daerah di Kaltim. Tak hanya bawang, petani Enrekang juga menyuplai sayur-sayuran seperti kol hingga cabai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin kan ada kerja sama antara Enrekang dengan pemerintah di sana, seperti Balikpapan. Jadi bukan cuma bawang, sayur-sayuran juga, kol, dan cabai begitu. Tapi saya kurang tahu jumlahnya," ungkapnya.
Menurutnya, suplai bawang ke Kaltim sangat menguntungkan petani dan pedagang bawang di Enrekang. Pasalnya, petani memiliki banyak opsi untuk menjual hasil panen bawangnya.
"Sangat menguntungkan bagi kami. Utamanya petani, mereka termotivasi untuk meningkatkan hasil produksi bawangnya. Banyak opsi juga jadi bawangnya tidak tinggal," ucapnya.
Sementara itu, Kadis Pertanian Enrekang Addi mengutarakan pertumbuhan penduduk di Kaltim setelah ditunjuk sebagai lokasi IKN meningkat drastis. Ini membuat suplai pangan di wilayah tersebut sangat dibutuhkan, sehingga dirinya menyambut baik kerja sama di bidang holtikultura itu.
"Utamanya Balikpapan yah, menurut pemerintah di sana pertumbuhan penduduk mereka sangat meningkat apalagi jika IKN beroperasi. Makanya kami sangat menyambut baik kerja sama ini, Enrekang siap menopang kebutuhan pangan IKN," ucapnya.
Dia menambahkan, kerja sama tersebut dapat menguntungkan kedua belah pihak. Di samping kebutuhan pangan Kaltim bisa dipenuhi, ekonomi masyarakat Enrekang juga bisa lebih baik.
"Dampaknya pasti banyak, pangan Kaltim bisa dipenuhi, ekonomi masyarakat kita juga pasti lebih maju. Jadi saling menguntungkan," tandas Addi.
(asm/sar)