Resesi Adalah Apa? Ini Penjelasan Guru Besar Ekonomi Unhas

Resesi Adalah Apa? Ini Penjelasan Guru Besar Ekonomi Unhas

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Jumat, 15 Jul 2022 15:39 WIB
Resesi Adalah
Foto: Resesi Adalah Apa ?(Zaki Alfarabi/detikcom)
Makassar -

Resesi adalah sebuah fenomena permasalahan ekonomi yang dapat terjadi suatu negara. Saat ini banyak negara memperbincangkan kemungkinan terjadi resesi di negaranya masing masing, termasuk Indonesia.

Lantas resesi adalah apa? Resesi adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif dalam jangka waktu panjang. Negara terhitung mengalami resesi jika pertumbuhan ekonomi di bawah 0 selama dua kuartal atau lebih.

"Jadi resesi itu kondisi suatu negara mengalami pertumbuhan (ekonomi) yang negatif paling tidak dua kuartal atau satu semester. Artinya negara tersebut dalam jangka menengah, 6 bulan, setahun, hingga dua tahun itu mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif, di bawah nol," jelas Guru Besar Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Hamid Paddu kepada detikSulsel, Kamis (15/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prof Hamid Paddu menjelaskan dampak resesi adalah dapat mengakibatkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi. Termasuk lapangan kerja, produksi dan permodalan yang akan terhenti.

"Kalau ekonomi dalam keadaan resesi itu dampaknya selalu pada terjadinya pengangguran terhadap sumberdaya atau faktor produksi. Karena ekonomi menjadi terganggu maka akibatnya manusia mulai tidak bekerja, banyak perusahaan yang akan mengurangi tenaga kerjanya," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Anggota Dewan Pengawas Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) ini menuturkan kondisi ekonomi yang tidak bisa bergerak ini akhirnya akan memberi dampak pada situasi politik negara hingga dunia. Dampak terburuk dari gangguan ekonomi, termasuk resesi adalah lahirnya perang antarnegara.

"Jadi semua di faktor produksi bisa menganggur, manusia, modal menganggur, akibatnya ekonomi terganggu. ujung-ujungnya manusianya tidak punya pendapatan. Jika tidak punya pendapatan berujung pada situasi politik. Selalu begitu siklusnya dunia kalau ekonominya down maka akan berperang," jelas Prof Hamid Paddu.

Faktor-faktor Penyebab Resesi:

Prof Hamid Paddu mengatakan ada banyak faktor yang dapat menyebabkan sebuah negara dapat mengalami resesi. Tidak hanya deflasi tetapi juga inflasi jauh di atas target normal, berikut sejumlah faktor penyebab terjadinya resesi dikutip dari Forbes:

1. Guncangan Ekonomi

Guncangan ekonomi secara mendadak menjadi salah satu faktor pendorong sebuah negara mengalami resesi. Guncangan ekonomi ini menimbulkan kerugian finansial yang cukup besar.

Salah satu guncangan ekonomi yang terbaru adalah ketika Pandemi COVID-19 dimana perekonomian hampir semua negara mengalami penurunan.

Berikutnya karena utang yang berlebihan..


2. Utang yang Berlebihan

Resesi dapat terjadi ketika kondisi utang meningkat hingga kondisi dimana keuangan sudah tidak mampu membayar tagihan utang tersebut. Tumbuh default utang dan kebangkrutan kemudian dapat mengganggu stabilitas perekonomian.

3. Gelembung Aset

Penggelembungan aset terjadi ketika investasi didorong oleh emosi. Investasi yang didorong oleh emosi ini menggembungkan pasar saham, sehingga ketika gelembungnya pecah, akan terjadi panic selling yang tentunya dapat menghancurkan pasar dan menyebabkan resesi.

4. Inflasi Terlampau Tinggi

Inflasi adalah tren kenaikan harga yang stabil dari waktu ke waktu. Inflasi pada dasarnya adalah sesuatu yang bagus dalam perekonomian.

Namun, jika inflasi yang berlebihan dan terlampau tinggi akan menjadi fenomena yang berbahaya. Karena bank sentral akan mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga, dan suku bunga yang lebih tinggi menekan aktivitas ekonomi dan berakhir dengan menyebabkan resesi.

5. Deflasi Berkepanjangan

Deflasi adalah fenomena ketika harga turun dari waktu ke waktu, yang menyebabkan upah berkontraksi, yang selanjutnya menekan harga. Ketika deflasi tidak terkendali, orang dan bisnis berhenti berbelanja, maka hal ini berdampak pada ekonomi suatu negara.

Jika kondisi ini terjadi berkepanjangan setidaknya dua kuartal maka negara memasuki kondisi resesi. Serta jika terus berlanjut maka akan terjadi resesi ekonomi.

Halaman 2 dari 2
(tau/asm)

Hide Ads