Pantauan detikSulsel di Pasar Terong, Sabtu (2/7/2022), selain harga cabai rawit yang melonjak tajam, harga cabai merah juga tembus di angka Rp 30 ribu per kilogram. Kondisi ini turut dikeluhkan pedagang.
"Tidak pernah mi turun, begitu mi terus, main di Rp 70-80 ribu mi sekarang," ucap Munira, pedagang lombok di Pasar Terong.
Munira mengakui terpaksa mengurangi stok yang dijualnya, dia biasanya menjual 50 kilo cabai rawit per hari, kini hanya bisa menjual 20 kilogram. Munira mengatakan ini dilakukan untuk menghindari kerugian.
"Modalnya tinggi memang mi, jadi ku potong mami yang ku jual, dikurangi," ujarnya.
Cuaca yang tidak menentu dalam sebulan ini menjadi faktor yang mempengaruhi hasil panen cabai rawit menjadi berkurang. Kondisi inilah yang berdampak terhadap harga cabai rawit di pasaran menjadi meroket.
"Banyak yang gagal panen, karena cuaca toh tidak menentu, Itu mi naik ki, karena kurangi stoknya, toh, kita mi pedagang susah," tegasnya.
Sementara itu, harga bawang pun tidak jauh berbeda dengan harga cabai. Harga bawang merah per kilogramnya mencapai Rp 40 ribu, sedang bawang merah dari Bima dihargai Rp 65 ribu per kilogramnya.
"Beda memang barangnya (bawang merah), dari Bantaeng sama Bima, Besar ki biasa (bawang Bima)," ucap pedagang bawang, Risna.
Kemudian di Pasar Pa'baeng-baeng harga cabai rawit mencapai Rp 70 ribu per kilogramnya, sedang cabai hijau dihargai cukup murah yakni Rp 25 ribu per kilogramnya.
Pedagang Lombok di Pasar Pa'baeng-baeng, Dg lantik mengatakan harga cabai hijau dikarenakan stoknya banyak, namun cabai rawit stoknya kurang.
"Biar murah, tapi kurang ton ji beli, lebih banyak ji yang cari cabai rawit," ujarnya kepada detikSulsel, Sabtu (2/7/2022).
Sementara itu, harga minyak goreng curah per kilogram dihargai Rp 30 ribu per liter, sedang minyak goreng kemasan Rp 28 ribu per liternya.
"Naiki harganya (Minyak goreng curah), kalau minyak goreng kemasan begitu-begitu ji," ucap penjual minyak goreng, Indra.
Meski begitu, harga pangan lain seperti sayuran harganya naik tapi hanya selisih Rp 1.000. Begitupun dengan komoditas seperti tepung terigu dan gula pasir pun naik dengan selisih harga Rp 1.000.
"Kalau gula sama tepung itu lama mi naik, tapi tidal berarti ji naiknya, seribu ji toh," ucapnya.
(hmw/hmw)