Indonesia kembali menunjukkan inovasinya di bidang energi terbarukan lewat hadirnya bahan bakar dari jerami, Bobibos. Inovasi ini menjadi bukti bahwa limbah pertanian yang selama ini dianggap tak bernilai ternyata bisa diolah menjadi sumber energi alternatif.
Melansir dari laman Instagramnya @bibibos_, produk ini adalah bahan bakar minyak (BBM) yang berbasis nabati dengan angka oktan tinggi, mencapai Research Octane Number (RON) 98 atau setara dengan bahan bakar kelas premium seperti Pertamax Turbo.
Bobibos merupakan akronim dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos. Produk ini telah resmi diluncurkan pada 2 November 2025.
Meski begitu, produk ini belum bisa dibeli secara bebas oleh masyarakat.
Bagi detikers yang penasaran dengan inovasi bahan bakar buatan dalam negeri ini, berikut detikSulsel sajikan informasi lengkapnya, meliputi:
- Apa itu bahan bakar Bobibos?.
- Keunggulan bahan bakar dari jerami 'Bobibos'.
- Tanggapan pemerintah terhadap bahan bakar jerami 'Bobibos'.
- Tantangan pengembangan dan perdebatan ilmiah tentang Bobibos.
Yuk, simak selengkapnya!
Apa Itu Bahan Bakar Bobibos?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Bobibos adalah bahan bakar alternatif yang dibuat dari jerami, dikembangkan oleh PT Inti Sinergi Formula yang berlokasi di Jonggol, Kabupaten Bogor. Inovasi ini digagas oleh sang founder, M Iklas Thamrin, setelah melalui kajian panjang mengenai potensi limbah pertanian sebagai sumber energi baru.
Iklas menjelaskan bahwa jerami dipilih sebagai bahan baku utama karena ketersediaannya melimpah dan stabil, sehingga tidak menambah biaya produksi secara signifikan. Menurutnya, pemanfaatan jerami memberi dua manfaat sekaligus yakni menjawab kebutuhan energi dan membuka peluang ekonomi bagi petani.
"Bagaimana bahan baku ini kita cari yang melimpah, kita nggak perlu suruh masyarakat tanam. Basisnya sawah itu hasilkan padi, jerami, nah itu kita manfaatkan," ujar Ikhlas dikutip detikSulsel dari akun Instagram @bobibos_ Jumat, (14/11/2025).
Sebelum menetapkan jerami sebagai bahan utama, Iklas dan tim telah melakukan penelitian mandiri selama lebih dari 10 tahun. Pemanfaatan jerami turut mengubah limbah tak bernilai menjadi produk bernilai ekonomi, sehingga petani dapat memperoleh tambahan penghasilan.
Bobibos diproduksi dalam dua varian, yaitu Bobibos Putih untuk kendaraan bermesin bensin dan Bobibos Merah untuk kendaraan bermesin diesel. Sehingga, Bobibos bisa digunakan untuk berbagai kendaraan dan mesin mulai dari sepeda motor, mobil, traktor, kapal nelayan, hingga mesin industri rakyat.
Meski demikian, Bobibos belum dipasarkan secara umum. Iklas menyebut pihaknya masih dalam tahap persiapan produksi dan pembangunan fasilitas manufaktur.
"Sementara ini kita belum menjual, kita lagi proses dan kita akan sesegera mungkin untuk produksi dan kita akan membikin satu piloting manufakturing menghadirkan produksi di daerah Jawa dan insya Allah nanti seluruhnya kita berharap pabrik produksi ini akan menyebar di seluruh wilayah Indonesia," kata Ikhlas.
Keunggulan Bahan Bakar dari Jerami 'Bobibos'
Berikut beberapa keunggulan yang dimiliki Bobibos, yakni:
1. Nilai Oktan Tinggi
Memiliki RON 98,1, lebih tinggi dari bahan bakar RON 98 atau Pertamax Turbo yang berbasis fosil di pasaran.
2. Efisiensi Jarak Tempuh
Kendaraan yang menggunakan Bobibos dapat menempuh jarak lebih jauh dibandingkan dengan solar biasa.
3. Rendah Emisi
Teknologi pengolahan Bobibos mampu menekan emisi gas buang hingga mendekati nol.
4. Performa Stabil
Hasil uji lapangan menunjukkan mesin bekerja lebih ringan dan hemat bahan bakar.
5. Harga Ekonomis
Harga Bobibos ditargetkan lebih murah dibandingkan bahan bakar RON 98.
6. Bahan Baku Lokal
Menggunakan limbah pertanian untuk mendukung ketahanan energi nasional.
7. Produksi Terdesentralisasi
Dapat dikembangkan di berbagai wilayah Indonesia untuk mengurangi biaya distribusi dan ketergantungan impor.
Tanggapan Pemerintah terhadap Bahan Bakar Jerami 'Bobibos'
Melansir detikFinance, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Laode Sulaeman, mengapresiasi inovasi anak bangsa dalam menghadirkan BBM ramah lingkungan seperti Bobibos. Namun, ia menegaskan bahwa suatu produk bahan bakar harus melalui proses pengujian panjang sebelum dinyatakan layak beredar di masyarakat.
"Saya tidak berani menyebut nama dan lain-lain, tapi tidak mengurangi apresiasi saya terhadap inovasi anak bangsa. Tapi seperti yang saya jelaskan, untuk menguji suatu BBM lalu menjadi bahan bakar, itu minimal 8 bulan, baru kita putuskan apakah ini layak atau tidak," ujar Laode dikutip detikSulsel Jumat, (14/11).
Laode menjelaskan bahwa hingga kini Bobibos baru mengajukan usulan untuk dilakukan uji laboratorium. Namun, hasilnya belum dapat dipublikasikan karena masih berada dalam perjanjian kerahasiaan.
"Jadi gini, mereka mengusulkan uji di laboratorium kami. Tapi kan hasil ujinya kan ini masih secret agreement, maksudnya masih tertutup ya. Saya belum bisa menyampaikan tersebut," jelasnya.
Sementara itu Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia tidak banyak berkomentar terkait kemunculan bahan bakar jerami tersebut. Ia hanya menyampaikan bahwa kementeriannya tengah mempelajari produk BBM baru itu.
"Kita pelajari dulu ya, kita pelajari dulu," kata Bahlil
Dengan demikian, pemerintah saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium Bobibos sebelum menentukan apakah bahan bakar tersebut layak dipasarkan secara luas kepada masyarakat.
Tantangan Pengembangan dan Perdebatan Ilmiah tentang Bobibos
Menyadur laman resmi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), meskipun Bobibos dinilai memiliki potensi besar sebagai energi alternatif, produk ini masih berada pada tahap uji coba dan belum memperoleh izin edar resmi dari Kementerian ESDM.
Karena itu, data lengkap mengenai komposisi kimia, efisiensi energi, hingga hasil uji emisi belum tersedia secara terbuka. Sejumlah pihak menilai bahwa verifikasi akademis dan transparansi hasil uji laboratorium sangat penting agar klaim efisiensi serta ramah lingkungan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Perdebatan juga muncul terkait beberapa aspek teknis dan ekologis-mulai dari efisiensi energi secara keseluruhan, kemampuan menyediakan bahan baku jerami dalam skala besar, hingga potensi dampak lingkungan apabila jerami tidak lagi dikembalikan ke tanah sebagai sumber bahan organik.
Demikian informasi mengenai bahan bakar dari jerami 'Bobibos'. Semoga bermanfaat ya, detikers!
Simak Video "DPR Siapkan Aturan soal Energi Terbarukan Demi Tekan Impor Migas"
(alk/alk)