Apa Itu Bobibos? BBM Nabati RON 98 Buatan Anak Bangsa yang Jadi Sorotan

Apa Itu Bobibos? BBM Nabati RON 98 Buatan Anak Bangsa yang Jadi Sorotan

Nadhifa Aurellia Wirawan - detikKalimantan
Jumat, 14 Nov 2025 09:09 WIB
Bobibos bahan bakar nabati dari jerami.
Bobibos bahan bakar nabati dari jerami. Foto: Dok. Bobibos
Samarinda -

Nama Bobibos mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial sejak awal November 2025. Produk ini disebut sebagai bahan bakar minyak (BBM) baru yang diklaim sepenuhnya berbasis nabati dengan angka oktan tinggi, mencapai RON 98 atau setara dengan bahan bakar kelas premium seperti Pertamax Turbo.

Bobibos yang merupakan singkatan dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos, resmi diluncurkan pada 2 November 2025. Meski begitu, produk ini belum bisa dibeli secara bebas oleh masyarakat.

Founder Bobibos, M. Ikhlas, dalam unggahan video di akun Instagram resmi @bobibos_ (10/11/2025) menjelaskan bahwa penjualan BBM Bobibos masih dalam tahap persiapan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara ini kita belum menjual, kita lagi proses dan akan sesegera mungkin produksi. Kita sedang membangun piloting manufaktur di Jawa, dan harapannya nanti pabrik produksi bisa tersebar di seluruh provinsi Indonesia," ungkapnya.

Ikhlas juga menyebut pihaknya membuka peluang agar masyarakat bisa ikut menjadi distributor resmi BBM Bobibos, meski skemanya belum diumumkan secara detail.

"Bagaimana energi ini bisa menjadi bagian dari masyarakat untuk berhak menjadi distributor," lanjutnya.

Menurut keterangan resminya, pihak Bobibos saat ini masih berkoordinasi dengan pemerintah dan lembaga terkait untuk memastikan regulasi serta standar teknisnya sesuai aturan sebelum diproduksi massal.

Diklaim Ramah Lingkungan dan Irit Pemakaian

Dalam pernyataan yang diunggah di media sosial resmi Bobibos, pihak pengembang menjelaskan bahwa peluncuran awal dilakukan untuk memberi kabar baik kepada publik tentang penemuan bahan bakar berbasis tumbuhan dengan kualitas internasional, harga terjangkau, irit, dan ramah lingkungan.

Disebutkan pula, Bobibos memiliki dua varian utama, yakni bensin dan solar, yang seluruhnya dibuat dari bahan nabati lokal. Kedua jenis ini disebut sudah melalui tahap uji coba di berbagai kendaraan, mulai dari Honda BeAT, Toyota Alphard, hingga Nissan Navara bermesin diesel. Hasil awal menunjukkan bahwa kendaraan bisa menyala dengan baik dan mengeluarkan asap yang sangat minim.

Tanggapan Pemerintah: Masih Perlu Uji dan Sertifikasi

Kemunculan Bobibos juga menarik perhatian pemerintah. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Laode Sulaeman, dalam keterangannya yang dikutip dari detikFinance, memberikan apresiasi atas inisiatif anak bangsa dalam menghadirkan energi ramah lingkungan.

Namun, ia menegaskan bahwa proses pengujian dan sertifikasi bahan bakar tidak bisa instan.

"Untuk menguji suatu BBM hingga dinyatakan layak digunakan masyarakat itu minimal memerlukan waktu delapan bulan," ujar Laode.

Laode juga meluruskan sejumlah kabar simpang siur bahwa Bobibos telah disertifikasi.

"Saya perlu luruskan, BBM Bobibos memang sudah mengajukan uji laboratorium, tapi hasilnya belum keluar dan belum bersertifikasi. Hasil uji itu baru berupa laporan laboratorium, bukan izin edar," jelasnya.

Kenapa Bobibos Viral?

Fenomena Bobibos menarik perhatian luas karena dua alasan utama. Pertama, klaim performa tinggi dan emisi rendah menimbulkan harapan baru terhadap upaya pengurangan polusi dan kemandirian energi. Selain itu, sumber utama dari bahan bakar ini adalah jerami, yang terlihat mustahil dimanfaatkan sebagai bahan bakar

Kedua, semangat nasionalisme di balik singkatan "Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos" menegaskan bahwa produk ini merupakan hasil karya anak bangsa.

Nah di sisi lain, publik juga menunjukkan sikap hati-hati. Beberapa konsumen dan pegiat otomotif mempertanyakan keamanan mesin, transparansi data uji, dan keabsahan hasil pengujian. Kementerian ESDM sendiri mengingatkan bahwa setiap BBM baru harus melalui tahapan ketat, mulai dari uji performa, emisi, hingga dampak terhadap mesin dalam jangka panjang.

Bagaimana Cara Kerja Bobibos?

Dikutip dari laman FMIPA UNESA, bahan kimia, biofuel atau bahan bakar nabati memang dapat berfungsi layaknya bensin atau solar konvensional karena sama-sama terdiri atas senyawa hidrokarbon yang menyimpan energi kimia. Bahkan beberapa jenis biofuel diketahui memiliki angka oktan lebih tinggi, sehingga pembakarannya lebih efisien di mesin berkompresi tinggi.

Namun, biofuel memiliki sifat kimia berbeda dari BBM fosil. Kandungan oksigennya yang tinggi dapat memengaruhi karakter pembakaran, risiko korosi, serta kompatibilitas dengan bahan karet atau plastik pada sistem bahan bakar kendaraan lama. Oleh karena itu, setiap formulasi baru seperti Bobibos perlu diuji stabilitas, efek korosi, kompatibilitas material, performa emisi, hingga efek jangka panjang terhadap mesin.

Biasanya, uji-standar semacam ini dilakukan oleh lembaga seperti Lemigas atau Balai Besar Teknologi Energi (BPPT)sebelum bahan bakar bisa dipasarkan secara massal.

Tahap validasi BBM ini tidak hanya soal performa, tetapi juga keselamatan, distribusi, dan keberlanjutan produksi. Pemerintah harus memastikan bahan bakar aman untuk berbagai jenis kendaraan dan kondisi iklim Indonesia, sekaligus mempertimbangkan aspek ekonomi agar tidak mengganggu rantai pasok pangan dan lingkungan. Dengan begitu, meski inovasi seperti Bobibos patut diapresiasi, proses izin edar tetap harus mengikuti regulasi energi nasional.

Demikian penjelasan terkait Bobibos yang tengah jadi perbincangan. Bagaimana, detikers tertarik untuk menggunakan bahan bakar nabati ini?

Halaman 2 dari 3
(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads