- Peluncuran Awal Bobibos
- Klaim Ramah Lingkungan dan Irit Pemakaian
- Respons Pemerintah pada Bobibos
- Kenapa Bobibos Bisa Viral? 1. Klaim berbasis nabati dengan RON tinggi 2. Sentimen nasionalisme 3. Rasa penasaran dan sikap hati-hati
- Bagaimana Cara Kerja Biofuel Seperti Bobibos?
- Tahapan Penting Sebelum BBM Nabati Bisa Dipasarkan
Dalam beberapa pekan terakhir, nama Bobibos menjadi sorotan di media sosial. Banyak warganet penasaran dengan produk yang digadang-gadang sebagai bahan bakar minyak (BBM) baru berbasis nabati ini.
Dengan klaim angka oktan tinggi hingga RON 98, Bobibos disebut setara dengan bahan bakar premium seperti Pertamax Turbo. Tak hanya itu, produk ini juga memicu diskusi karena digadang-gadangkan sebagai alternatif energi masa depan yang lebih bersih, terjangkau, dan ramah lingkungan.
Antusiasme publik semakin besar setelah Bobibos diumumkan sebagai singkatan dari "Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos", yang mengusung semangat kemandirian energi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski baru dikenalkan pada 2 November 2025, kehadirannya sudah memantik harapan di tengah tingginya kebutuhan bahan bakar fosil. Namun, di balik euforia tersebut, ada pula beragam pertanyaan tentang keamanan, regulasi, hingga kelayakan produk ini untuk digunakan sehari-hari.
Baca juga: Alasan Shell Ogah Beli BBM dari Pertamina |
Peluncuran Awal Bobibos
Bobibos resmi diperkenalkan ke publik pada 2 November 2025 oleh foundernya, M. Ikhlas. Dalam video yang diunggah di akun Instagram @bobibos_ (10/11/2025), Ikhlas menjelaskan bahwa Bobibos belum bisa dibeli secara umum, sebab proses produksi massal masih dalam tahap persiapan.
Ia menerangkan bahwa pihaknya sedang membangun piloting manufaktur di wilayah Jawa sebagai langkah awal sebelum memperluas pembangunan pabrik di berbagai provinsi di Indonesia. Selain menyiapkan produksi, Bobibos juga membuka peluang bagi masyarakat untuk menjadi distributor resmi, meskipun mekanismenya belum dijelaskan lebih detail.
Saat ini, tim Bobibos masih berkoordinasi dengan pemerintah serta lembaga teknis terkait untuk memastikan regulasi dan standar keamanan terpenuhi sebelum dilepas ke pasaran.
Klaim Ramah Lingkungan dan Irit Pemakaian
Dalam penjelasan resminya, Bobibos diklaim sebagai biofuel berbasis tumbuhan lokal yang memiliki kualitas setara standar internasional. Produk ini disebut hadir dalam dua varian, yaitu bensin dan solar, yang sepenuhnya dibuat dari bahan nabati.
Berbagai uji coba awal telah dilakukan pada sejumlah kendaraan, mulai dari motor matic seperti Honda BeAT, mobil premium seperti Toyota Alphard, hingga pikap diesel seperti Nissan Navara. Hasil awal menunjukkan mesin tetap menyala normal, bahkan disebut menghasilkan asap yang sangat minim, sehingga dianggap lebih ramah lingkungan.
Klaim ini membuat Bobibos semakin viral karena menawarkan harapan baru di tengah isu polusi udara dan harga bahan bakar fosil yang fluktuatif.
Respons Pemerintah pada Bobibos
Kehadiran Bobibos juga mendapat perhatian dari pemerintah. Laode Sulaeman, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, mengapresiasi langkah inovatif anak bangsa dalam mengembangkan energi alternatif.
Namun, ia menegaskan bahwa uji kelayakan BBM tidak bisa dilakukan secara instan. Untuk menyatakan sebuah bahan bakar aman bagi masyarakat, dibutuhkan serangkaian pengujian yang memakan waktu minimal delapan bulan.
Laode juga meluruskan kabar simpang siur yang menyebut Bobibos telah mendapatkan sertifikasi. Menurutnya, produk ini baru mengajukan uji laboratorium, sementara hasilnya belum keluar dan belum berstatus izin edar.
Artinya, Bobibos belum boleh dipasarkan hingga seluruh uji performa, emisi, dan keamanan mesin dinyatakan lolos.
Kenapa Bobibos Bisa Viral?
Fenomena Bobibos viral karena beberapa faktor yang saling berkaitan:
1. Klaim berbasis nabati dengan RON tinggi
Bahan bakar berbahan dasar jerami atau tumbuhan lain yang mampu menghasilkan RON 98 tentu menarik perhatian publik. Klaim ini dianggap luar biasa karena bahan bakar nabati biasanya identik dengan emisi rendah, tetapi tidak selalu memiliki performa tinggi.
2. Sentimen nasionalisme
Nama dan konsep "buatan Indonesia" membuat banyak warganet merasa bangga dan ikut mendukung inovasi ini.
3. Rasa penasaran dan sikap hati-hati
Di sisi lain, banyak konsumen dan pegiat otomotif meminta kejelasan mengenai:
- keamanan mesin,
- efek jangka panjang,
- transparansi data uji,
- serta proses sertifikasi.
Pemerintah pun menegaskan bahwa setiap produk BBM baru harus melewati standar ketat agar aman untuk kendaraan masyarakat.
Bagaimana Cara Kerja Biofuel Seperti Bobibos?
Mengutip penjelasan FMIPA UNESA, biofuel atau bahan bakar nabati bekerja mirip dengan bensin atau solar konvensional karena keduanya tersusun atas senyawa hidrokarbon. Senyawa inilah yang menyimpan energi dan memicu pembakaran pada mesin kendaraan.
Beberapa biofuel bahkan memiliki angka oktan lebih tinggi, sehingga cocok untuk mesin berkompresi tinggi. Namun, ada sejumlah perbedaan sifat kimia yang perlu diperhatikan:
- Kandungan oksigen tinggi dapat mengubah karakter pembakaran.
- Risiko korosi lebih besar jika tidak diformulasikan dengan tepat.
- Perlu diuji kompatibilitasnya dengan material karet dan plastik pada kendaraan lama.
- Stabilitas bahan bakar harus dipastikan agar tidak merusak mesin dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, produk seperti Bobibos wajib melewati uji standar di lembaga seperti Lemigas atau Balai Besar Teknologi Energi sebelum dinyatakan aman dipasarkan.
Tahapan Penting Sebelum BBM Nabati Bisa Dipasarkan
Untuk dapat diproduksi massal, Bobibos harus melalui rangkaian validasi, meliputi:
- Uji performa mesin
- Uji emisi dan dampaknya terhadap lingkungan
- Uji keamanan material kendaraan
- Uji kestabilan bahan bakar
- Aspek distribusi dan keberlanjutan produksi
- Dampak terhadap ekosistem dan pasokan pangan
Semua proses ini penting untuk memastikan bahwa inovasi energi baru tidak hanya unggul di laboratorium, tetapi juga aman dan layak digunakan masyarakat luas.
Kehadiran Bobibos memberi angin segar bagi pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Meski masih berada dalam tahap uji dan belum bisa dibeli publik, inovasi ini menunjukkan potensi besar biofuel lokal untuk menjadi alternatif bahan bakar yang bersih dan efisien.
(ihc/hil)












































