Nasib mantan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Iptu Tomi Samuel Marbun belum juga diketahui usai operasi pencarian tahap ketiga dihentikan. Polda Papua Barat pun masih mempertanyakan alasan di balik keputusan Iptu Tomi berenang di sungai berarus deras tanpa tali pengaman yang membuatnya tenggelam.
Polda Papua Barat resmi menutup operasi SAR pencarian Iptu Tomi di Sungai Rawara, Distrik Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni pada Kamis (1/5/2025). Operasi pencarian tahap ketiga yang melibatkan 510 personel gabungan tersebut berlangsung sejak 21 April lalu.
Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengatakan, proses rekonstruksi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) hilangnya Iptu Tomi telah dilakukan selama pencarian. Dari hasil rekonstruksi, Iptu Tomi diyakini tenggelam terbawa arus Sungai Rawara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang tidak bisa saya pahami adalah pengambilan keputusan berenang tanpa tali. Itu yang tidak bisa saya pahami," kata Johnny dalam keterangannya saat konferensi pers di Mapolres Teluk Bintuni, Kamis (1/5).
Iptu Tomi sebelumnya hilang saat menyeberang Sungai Rawara pada 18 Desember 2024. Iptu Tomi kala itu memimpin misi penangkapan anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) bernama Marthen Aikinggin.
Iptu Tomi menyeberang sungai bersama 8 anggota lainnya tanpa menggunakan tali. Adapun 8 personel lain itu terdiri dari 2 personel Polres Teluk Bintuni, 2 personel Brimob Kompi 3 Bintuni, 3 personel Batalion Infantri 763 di Bintuni, dan 1 warga sipil.
Menurut Johnny, 8 personel lainnya yang lebih dulu berenang berhasil menyeberangi Sungai Rawara. Namun derasnya arus sungai membuat kekuatan fisik yang sudah terkuras membuat Iptu Tomi diyakini tenggelam.
Johnny mengaku sudah melakukan uji coba dengan turun dan menyeberang langsung ke Sungai Rawara saat rekonstruksi. Namun dia sendiri mengaku kesulitan karena arus sungai yang deras meski saat itu menggunakan tali.
"Kami coba melakukan penyeberangan dengan tali melawan arus, kencang arusnya. Setelah sampai sana (seberang Sungai Rawara) lebih kencang yang di sana lagi," ungkap Johnny.
Koordinator Misi Kemanusiaan Operasi SAR Polda Papua Barat ini menyayangkan Iptu Tomi dan 8 personel lain tidak menyeberang menggunakan tali. Jika mengikuti pedoman teknis penyeberangan, maka seharusnya menggunakan tali.
Johnny juga menegaskan Iptu Tomi hanyut bukan karena tergelincir dari longboat. Dari hasil rekonstruksi dan olah TKP, Iptu Tomi dan 8 personel lainnya saat itu menyeberang sungai dengan cara berenang.
"Penyeberangan ke sebelah tidak pernah pakai longboat, tidak ada yang namanya tergelincir dari longboat, karena peralatan komunikasi terbatas dari lapangan sehingga informasi memerlukan proses validasi dan verifikasi kepastiannya," paparnya.
Iptu Tomi dan 8 personel lain juga tidak mengenakan rompi anti peluru dan senjata saat menyeberang sungai. Hal ini sekaligus menjawab sorotan keluarga Iptu Tomi yang sempat mempertanyakan barang-barang milik Iptu Tomi termasuk rompi anti peluru dikembalikan.
"Rekonstruksi adegan ini sudah kita lakukan dan ini betul dilaksanakan di TKP-nya. Ini untuk menjawab pertanyaan kenapa barang-barangnya Iptu Tomi dikembalikan, (karena) sebelum menyeberang, barang-barang rompi, baju dan senjata dititipkan di bivak," tegas Johnny.
Polda Papua Barat Minta Maaf
Diketahui, operasi pencarian Iptu Tomi pada tahap pertama sempat digelar pada 18-31 Desember 2024, sedangkan tahap kedua pada 27 Januari-2 Februari 2025. Johnny mengatakan personel gabungan sudah berupaya maksimal meski hingga pencarian tahap ketiga belum membuahkan hasil.
"Saya minta maaf sebagai pribadi dan pimpinan Polda Papua Barat, bahwa dalam pencarian tahap kesatu, kedua, ketiga ini, kami belum berhasil memenuhi hal itu. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberkati kita semua," bebernya.
Johnny menambahkan, pihaknya siap mempertanggungjawabkan hasil operasi pencarian Iptu Tomi dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III DPR RI nanti. Pihaknya akan menyampaikan kondisi sesuai dengan fakta-fakta di lapangan.
"Walau belum menemukan hasil yang diharapkan, seluruh upaya kami dilakukan dengan penuh komitmen, kehati-hatian, dan semangat kemanusiaan. Kami tetap membuka ruang untuk informasi baru yang bisa ditindaklanjuti," tegas Johnny.
Simak respons keluarga Iptu Tomi di halaman berikutnya...
Tindak Lanjut Keluarga Iptu Tomi
Istri Iptu Tomi, Riah Tarigan menghargai upaya personel gabungan yang telah melakukan pencarian. Namun dia mengaku masih akan berjuang melakukan pencarian secara mandiri untuk memastikan nasib suaminya.
"Keluarga tentunya tetap berusaha melakukan pencarian walaupun sebisanya kita lah, dengan kekurangan kita tetap melakukan pencarian, dengan perbantuan masyarakat sekitar," kata Riah kepada detikcom, Jumat (2/5).
Riah belum memastikan kapan pencarian akan dilakukan. Namun dia berharap masyarakat di wilayah Distrik Moskona Barat tetap memberikan informasi jika menemukan tanda-tanda keberadaan Iptu Tomi.
"Karena besar harapan saya, saya bisa dapat kembali suami saya," tambah Riah.
Riah juga berharap laporannya ke Mabes Polri tetap ditindaklanjuti. Pihak keluarga sebelumnya melaporkan mantan Kapolres Bintuni AKBP Choiruddin Wachid dan Kabag Ops Polres Bintuni AKP Sakaria Tampo atas dugaan tidak profesional dalam operasi pencarian terhadap Iptu Tomi.
"Kalau saya pribadi ada laporan yang saya ajukan untuk mantan Kapolres dan Kabag Ops Bintuni yang sudah dimasukkan ke Mabes Polri. Laporan itu mengenakan ketidakprofesionalan dengan menyurati instansi terkait saat hilangnya suami saya," paparnya.
Riah menuding Polres Bintuni telah memulangkan personel TNI yang merupakan tim penebalan operasi pencarian Iptu Tomi pada tahap pertama. Pihak keluarga masih mempertanyakan maksud dari kebijakan tersebut.
"Laporan saya di Mabes Polri tetap dilanjutkan. Siapa yang menghalang-halangi proses pencarian suami saya di tahap pertama harusnya bertanggung jawab atas kasus suami saya ini," tegas Riah.
Dia mengaku akan kembali buka suara terkait operasi pencarian Iptu Tomi dalam RDP Komisi III DPR RI nantinya. Riah masih menunggu jadwal lebih lanjut terkait RDP tersebut.
"Keluarga nanti ada pertemuan RDP dengan DPR. Nah nanti di sanalah kami akan ini buka semua aja gitu, biar terang semuanya kan," imbuhnya.
Simak Video "Video: Mendikdasmen Bakal Temui Keluarga Guru Korban Penembakan KKB Papua"
[Gambas:Video 20detik]
(sar/sar)