Operasi pencarian tahap ketiga terhadap mantan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Iptu Tomi Samuel Marbun di Teluk Bintuni telah dihentikan. Polda Papua Barat memastikan Iptu Tomi hilang usai menyeberang Kali Rawara saat misi penangkapan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengatakan personel gabungan sudah melakukan rekonstruksi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Sungai Rawara. Lokasi tersebut merupakan tempat Iptu Tomi hanyut pada 18 Desember 2024 lalu.
"Yang tidak bisa saya pahami adalah pengambilan keputusan berenang tanpa tali itu yang tidak bisa saya pahami," kata Johnny dalam keterangannya saat konferensi pers, Kamis (1/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iptu Tomi saat itu memimpin operasi penangkapan anggota KKB bernama Marthen Aikingking. Iptu Tomi tenggelam saat menyeberang bersama 8 orang anggota lainnya tanpa menggunakan tali.
Adapun 8 orang dalam kelompok penyebrangan bersama Iptu Tomi yakni 2 orang personil Polres Teluk Bintuni, 2 orang personel Brimob Kompi 3 Bintuni, 3 personel Batalion Infantri 763 di Bintuni, ditambah 1 masyarakat. Dia mengaku 8 personel lainnya saat itu berhasil menyeberang.
"Penyeberangan ke sebelah tidak pernah pakai longboat, tidak ada yang namanya tergelincir dari longboat, karena peralatan komunikasi terbatas dari lapangan sehingga informasi memerlukan proses validasi dan verifikasi kepastiannya," ujarnya.
Johnny mengatakan, arus sungai dilintasi Iptu Tomi dan personel saat itu sangat deras. Derasnya arus sungai dengan kekuatan fisik yang sudah terkuras membuat Iptu Tomi diyakini hanyut.
Johny selaku koordinator operasi juga sudah melakukan uji coba menyeberang Sungai Rawara saat olah TKP. Johnny mengaku sangat sulit menyeberang sungai dengan arus deras tanpa tali pengaman.
"Saya mem-push diri saya dan asesmen berdasarkan situasi yang ada, kami bergeser ke titik penyeberangan lainnya kami coba melakukan penyebrangan dengan tali melawan arus, kencang arusnya. Setelah sampai sana lebih kencang yang di sana lagi," ungkap Johnny.
Pihaknya pun menyayangkan Iptu Tomi dan 8 personel lain menyeberang tanpa tali dengan topografi alam yang berat. Jika mengikuti pedoman teknis, kata Johny, penyeberangan di arus deras seharusnya menggunakan tali.
Johnny melanjutkan, 9 orang anggota yang menyeberang bersama Iptu Tomi tidak membawa rompi anti peluru dan senjata. Hal ini menjawab pertanyaan masyarakat soal rompi anti peluru belakangan dikembalikan ke keluarga Iptu Tomi.
"Rekonstruksi adegan ini sudah kita lakukan dan ini betul dilaksanakan di TKP-nya, ini untuk menjawab pertanyaan kenapa barang-barangnya Iptu Tomi dikembalikan, sebelum menyeberang barang-barang rompi, baju dan senjata di titipkan di Bivak," bebernya.
Johnny mengatakan, pihaknya siap mempertanggungjawabkan dalam rapat dengar pendapat (RDP) di hadapan komisi 3 DPR RI hasil operasi pencarian tahap tiga ini. Pihaknya akan menyampaikan sesuai dengan fakta-fakta di lapangan.
Sebelumnya diberitakan, Operasi AB Moskona 2025 untuk mencari Iptu Tomi resmi dihentikan pada Kamis (1/3). Pencarian tahap 3 yang melibatkan 510 personel gabungan ini sebelumnya digelar sejak 21 April lalu.
"Dengan hati penuh empati dan semangat kemanusiaan, operasi SAR terhadap Iptu Tomi Samuel Marbun resmi ditutup oleh Polda Papua Barat. Operasi ini menjadi salah satu misi perbantuan kemanusiaan terbesar yang dilaksanakan di wilayah PapuaBarat," kata Johnny.
(sar/ata)