Memprihatinkan! Siswa SMP Negeri 6 di Mamasa Belajar di Gubuk Kayu

Memprihatinkan! Siswa SMP Negeri 6 di Mamasa Belajar di Gubuk Kayu

Abdy Febriady - detikSulsel
Jumat, 02 Mei 2025 20:15 WIB
Kondisi 3 kelas di SMP Negeri 6 Buntu Malangka, Mamasa.
Foto: Kondisi 3 kelas di SMP Negeri 6 Buntu Malangka, Mamasa. (Dok. Istimewa)
Mamasa -

Sebanyak 32 siswa SMP Negeri 6 Buntu Malangka di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), mengikuti proses belajar dengan kondisi memprihatinkan lantaran belum memiliki gedung permanen. Para murid terpaksa belajar dalam ruangan mirip gubuk tanpa fasilitas memadai.

"Memang kami belum memiliki bangunan permanen," kata Kepala SMP Negeri 6 Buntu Malangka, Handriani kepada wartawan, Jumat (2/5/2025).

SMP Negeri 6 Buntu Malangka terletak di Desa Aralle Timur, Kecamatan Buntu Malangka. Awalnya sekolah ini merupakan kelas jauh dari SMP Negeri 2 Buntu Malangka yang berada di Desa Salutambun, Kecamatan Buntu Malangka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya kita kelas jauh dari SMP 2 Buntu Malangka. Nanti pada tahun 2020 kita berdiri sendiri," ungkap Handriani.

Menurut Handriani, bangunan yang dimanfaatkan sebagai ruang belajar dibangun swadaya warga setempat. Bangunan itu berukuran sekira 3x6 meter dan diberi sekat pembatas sehingga terbagi menjadi tiga ruangan untuk kelas I, II dan III.

ADVERTISEMENT

Meski sudah memakai seng sebagai atap, dinding ruangan masih menggunakan anyaman bambu. Sedangkan lantainya masih tanah yang kerap lembab bahkan becek saat musim penghujan.

Selain itu, seluruh ruangan di sekolah ini juga tidak memiliki fasilitas belajar yang layak. Hanya ada beberapa meja dan kursi usang serta papan tulis tidak layak pakai.

"Ini dibangun secara swadaya oleh warga bersama pemerintah setempat," ujar Handriani.

Lebih lanjut dia mengungkap alasan mendirikan sekolah ini, karena ingin memudahkan anak-anak setempat yang saat itu kesulitan menjangkau sekolah induk karena jaraknya jauh.

"Waktu itu banyak anak-anak putus sekolah karena akses pendidikan cukup jauh. Makanya waktu itu saya bersama kepala desa berinisiatif untuk mendirikan sekolah kelas jauh agar anak-anak mudah mendapat akses pendidikan," terang Handriani.

Handriani juga mengaku jika sarana pembelajaran di SMP Negeri 6 Buntu Malangka seperti meja, kursi dan papan tulis diperoleh dari SMP Negeri 2 Buntu Malangka yang sudah tidak terpakai.

"Waktu itu kan saya kepala sekolah di sana (SMP 2 Buntu Malangka) jadi sarana seperti meja, kursi dan papan tulis yang sudah tidak layak pakai kita manfaatkan di sini. Apalagi semangat belajar anak-anak cukup tinggi," tuturnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...

Hendriani mengaku kondisi bangunan kelas SMP 6 Buntu Malangka telah ditinjau pemerintah setempat. Dia berharap sekolah yang dipimpinnya segera mendapat bantuan gedung baru agar para siswa lebih nyaman saat mengikuti proses pembelajaran.

"Pihak dinas pendidikan sudah berkunjung, mereka berjanji segeri memberikan bantuan pembangunan gedung baru dalam waktu dekat ini. Semoga segera terealisasi agar anak-anak bisa mengikuti proses pembelajaran dengan lebih nyaman," tandasnya.

Dia menambahkan, SMP Negeri 6 Buntu Malangka miliki 13 orang tenaga pengajar termasuk dirinya. Namun hanya dirinya seorang yang berstatus sebagai aparatur sipil negara (ASN) sedangkan guru lain masih honorer.

"Semua guru honorer, hanya saya yang ASN," pungkas Hendriani.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Viral Wanita Meninggal di Puskesmas Mamasa, Diduga Telat Ditangani"
[Gambas:Video 20detik]
(ata/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads