Sebuah jembatan gantung sepanjang 20 meter ambruk saat dilintasi sejumlah murid sekolah dasar (SD) di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar). Beruntung tidak ada korban jiwa meski sejumlah murid sempat tercebur ke dalam sungai.
"(Ambruk) Saat anak sekolah melintas. Ada yang jatuh ke sungai tapi tidak ada korban," kata Kepala Desa Tadisi, Paulus Palullungan saat dimintai konfirmasi, Sabtu (5/10/2024).
Musibah jembatan ambruk terjadi di Desa Tadisi, Kecamatan Sumarorong, Jumat (4/10), sekira pukul 11.00 Wita. Warga yang bermukim di sekitar lokasi kejadian cepat memberikan pertolongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di ujung sebelah (jembatan) ada rumah. Warga langsung menolong," ungkap Paulus.
Meski mengakui ada murid yang tercebur, Paulus tidak memastikan apakah ada murid yang terluka. Dia juga berbicara soal usia jembatan yang sudah tua.
"Sudah tua, masih PNPM dulu. (Ukuran jembatan) lebih 20 meter," ujarnya.
Dia menyebut, ambruknya jembatan yang membentang di atas Sungai Sumarorong itu tidak mempengaruhi aktivitas warga. Fungsi jembatan hanya sebatas jalan alternatif.
"Itu hanya jalan alternatif, mungkin hanya selisih 50 meter saja kalau lewat jalan yang lain. Itu jalan kompas, ada atau tidak ada itu jembatan tidak ada yang terhambat," terang Paulus.
Karena alasan itu, Paulus mengaku tidak memprioritaskan usulan masyarakat untuk merehab jembatan gantung itu. Proses rehab jembatan gantung diakui membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
"Makanya tidak saya prioritaskan usulannya masyarakat, karena bukan dana sedikit itu untuk diperbaiki. Karena kalau direhab, bukan rehab ringan, tapi rehab berat," pungkasnya.
(hmw/hmw)