Umat Katolik memulai hari dengan membaca renungan harian berisi ayat-ayat Alkitab. Renungan ini merupakan cara memohon berkat Allah dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
Dilansir dari situs Iman Katolik, berdasarkan kalender liturgi Jumat, 2 Mei 2025, terdapat beberapa ayat Alkitab yang dijadikan renungan harian. Pada peringatan wajib Santo Anthanasius Agung ini, umat Katolik dapat memanfaatkan doa berikut sebagai cara mendekatkan diri kepada Tuhan.
Untuk itu, ayat Alkitab yang dapat dijadikan bahan renungan adalah Kisah Para Rasul 5: 34-42; Mazmur 27: 1, 4, 13-14; Yohanes 6: 1-15; dan Wahyu 4: 1-11.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak, yuk!
Renungan Harian Katolik Hari Ini Jumat, 2 Mei 2025
Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan beserta kisah Santo Anthanasius.
Kisah Para Rasul 5: 34-42
Tetapi seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta, supaya orang-orang itu disuruh keluar sebentar.
Sesudah itu ia berkata kepada sidang: "Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini!
Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap.
Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya.
Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap,
Tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah." Nasihat itu diterima.
Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan.
Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.
Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.
Mazmur 27: 1, 4, 13-14
Dari Daud. Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?
Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya.
Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup!
Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!
Yohanes 6: 1-15
Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias.
Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.
Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.
Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"
Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya.
Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja."
Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya:
"Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"
Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.
Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang."
Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia."
Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
Wahyu 4: 1-11
Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.
Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.
Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.
Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,
Maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."
Santo Anthanasius
Santo Athanasius, Uskup Aleksandria di Mesir, dikenal sebagai pembela utama ajaran Gereja Katolik mengenai Tritunggal Mahakudus dan misteri Penjelmaan Sabda menjadi manusia. Ia lahir di Aleksandria sekitar tahun 297 dan wafat pada 2 Mei 373.
Karena perjuangannya menentang ajaran-ajaran sesat pada zamannya, Athanasius dijuluki 'Bapak Ortodoksi' oleh Gereja. Ia menjadi figur penting dalam mempertahankan kemurnian iman Kristen di tengah berbagai tekanan.
Pada tahun 318, Athanasius ditabhiskan menjadi diakon dan diangkat sebagai sekretaris Uskup Aleksandria. Tak lama setelah itu, ia menerbitkan tulisan tentang rahasia Penjelmaan yang memperkuat ajaran Gereja.
Sebagai sekretaris uskup, Athanasius berhubungan dekat dengan para rahib padang gurun seperti Santo Antonius, sang pertapa besar dari Mesir. Ketertarikannya pada kehidupan para rahib mendorongnya untuk meneladani hidup pertapaan dan menjadi pendoa yang tekun.
Dalam menghadapi ajaran sesat Arianisme, Athanasius turut hadir dalam Konsili Nicea pada tahun 325 bersama uskupnya. Ia berperan aktif dalam diskusi mengenai keilahian Yesus Kristus, Pribadi Kedua dalam Tritunggal Mahakudus.
Setelah pulang dari Konsili Nicea dan wafatnya Uskup Aleksandria enam bulan kemudian, Athanasius dipilih menjadi uskup baru. Ia memimpin keuskupan dengan penuh semangat, mengunjungi wilayah-wilayah pertapaan, dan bahkan mengangkat seorang uskup untuk Ethiopia.
Pada masa kepemimpinannya, ajaran Arianisme kembali muncul dan menyebar luas di Mesir. Athanasius menghadapi tantangan berat, hingga lima kali terpaksa melarikan diri untuk menghindari bahaya.
Meski dikejar-kejar oleh lawan-lawannya, Athanasius tetap aktif menulis untuk membela ajaran iman sejati. Melalui karya-karyanya, ia meneguhkan banyak umat dalam penghayatan iman Katolik yang benar.
Athanasius wafat pada 2 Mei 373 setelah 45 tahun melayani sebagai uskup dan meninggalkan warisan besar bagi Gereja Katolik. Semangat dan keteguhannya tetap dikenang hingga kini sebagai teladan iman yang kokoh.
Demikianlah renungan harian Katolik untuk dijadikan panduan dalam beribadah. Semoga Tuhan memberkati, ya!
(alk/alk)