50++ Contoh Majas Berdasarkan Jenisnya: Metafora, Simile, hingga Hiperbola

50++ Contoh Majas Berdasarkan Jenisnya: Metafora, Simile, hingga Hiperbola

Fatmawati Hamzading - detikSulsel
Sabtu, 05 Apr 2025 23:00 WIB
Pengertian Majas Sinekdoke: Ciri-ciri, Jenis-jenis dan Contohnya
Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Makassar -

Majas sering kali ditemukan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Istilah majas juga biasa disebut dengan gaya bahasa.

Dikutip dari jurnal Universitas Muhammadiyah yang berjudul "Majas (Majas Perbandingan, Majas Pertentangan, Majas Perulangan, Majas Pertautan) oleh Surianti Nafinuddin", penggunaan majas atau gaya bahasa bertujuan untuk menciptakan efek tertentu agar karya sastra semakin hidup. Biasanya dapat ditemukan lewat pemilihan kata dan bahasa dalam karya tersebut.

Salah satu contoh majas yang kerap didengar adalah "Seperti air di daun talas". Majas ini termasuk gaya bahasa perumpamaan yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak teguh pada pendiriannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, bagi detikers yang hendak memahami majas lebih dalam, berikut ulasan lengkap mengenai contoh majas beserta pengertian dan jenis-jenisnya.

Yuk, disimak!

ADVERTISEMENT

Contoh Majas dan Jenis-jenisnya

Majas sendiri terdiri dari beberapa jenis, di antaranya majas simile, metafora, personifikasi, hiperbola, paradoks, ironi, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya, berikut jenis-jenis majas lengkap dengan contohnya masing-masing:

Majas Simile

Majas simile merupakan majas yang membandingkan dua hal yang berbeda tetapi disamakan untuk menggambarkan suatu keadaan. Berikut contohnya:

  1. Bagaikan bulan kesiangan
  2. Umpama kucing dengan tikus
  3. Laksana air dengan minyak
  4. Nyalakanlah semangat serupa dian nan tak kunjung padam
  5. Bersabarlah ibarat samudra yang mampu menampung keluh kesah segala muara

Majas Metafora

Majas metafora juga membandingkan dua hal yang memiliki kemiripan sifat, tetapi tanpa menggunakan kata penghubung.

  1. Pustaka itu gudangnya ilmu, dan membaca adalah kuncinya
  2. Kesabaran adalah bumi
  3. Kesadaran adalah matahari
  4. Keberanian menjelma kata-kata
  5. Dan perjuangan adalah pelaksana kata-kata
  6. Dewi malam telah keluar dari peraduannya

Majas Personifikasi

Personifikasi memberi sifat manusia pada benda mati. Di bawah ini beberapa contohnya:

  1. Angin bercakap-cakap dengan daun-daun, bunga-bunga, kabut dan titik embun
  2. Indonesia menangis, duka nestapa Aceh memeluk dengan erat sanubari bangsaku
  3. Mentari pagi memeluk desaku dengan hangat, jari-jarinya membelai setiap insan, menampar dedaunan, dan mengusir embun-embun yang melekat

Majas Depersonifikasi

Depersonifikasi merupakan kebalikan dari majas personifikasi yaitu majas yang memberikan sifat benda mati pada manusia. Contohnya yaitu

  1. Kalau engkau jadi bunga, aku jadi tangkainya
  2. Hatinya membeku setelah disakiti wanita
  3. Tekadku sudah membaja
  4. Hatinya meleleh mendengar rayuan maut si dia
  5. Kesabarannya mendidih, emosinya menguap

Majas Alusio

Majas alusio bentuknya adalah membandingkan sesuatu dengan hal yang sudah dikenal luas, seperti tokoh, peristiwa, atau peribahasa. Berikut contohnya:

  1. Bandung dikenal sebagai paris van java
  2. Anak itu seperti Maling kundang
  3. Mereka sudah seperti bawang merah dan bawang putih

Majas Pleonasme

Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata berlebihan yang sebenarnya tidak diperlukan. Di bawah ini contohnya:

  1. Dia turun ke bawah
  2. Dia melihat itu dengan mata kepalanya sendiri
  3. Sejak dari awal, dia sudah begitu

Majas Asosiasi

Majas asosiasi adalah majas yang membandingkan dua hal berbeda menggunakan perumpamaan atau kiasan. Berikut contohnya:

Menuntut ilmu di usia tua bagaikan mengukir di atas air
Suaranya terdengar seperti kaset kusut
Wajahmu laksana purnama di malam hari

Majas Hiperbola

Majas hiperbola menggambarkan sesuatu secara berlebihan untuk memberi kesan dramatis. Contohnya:

  1. Harga-harga sudah meroket
  2. Mereka terkejut setengah mati
  3. Saya ucapkan beribu-ribu terima kasih

Majas Antitesis

Majas antitesis memiliki bentuk yang menyandingkan kata-kata berlawanan dalam satu kalimat. Contoh:

  1. Tua muda, besar kecil, semuanya hadir di sini
  2. Bagi kami, menang kalah tak jadi masalah
  3. Baik buruknya seseorang tak bisa dinilai dari luarnya

Majas Anakronisme

Anakronisme merupakan majas yang menggambarkan kejadian dengan unsur yang tidak sesuai zamannya. Contohnya:

  1. Kalau saja para prajurit kerajaan Majapahit menggunakan senjata pistol, tentu akan beda cerita
  2. Ternyata bandung bondowoso dan sangkuriang berteman di media sosial
  3. Nabi Nuh membuat kapal dengan menggunakan teknologi internet

Majas Litotes

Majas ini merendahkan sesuatu dari bentuk aslinya untuk menunjukkan kesopanan. Ini contohnya:

  1. Sekali-kali datanglah ke gubuk reotku ini
  2. Gajiku sebulan hanya cukup untuk makan
  3. Hanya televisi butut ini yang menjadi hiburan kami sehari-hari

Majas Paradoks

Majas paradoks menyatakan hal yang tampak bertentangan. Contohnya seperti berikut:

  1. Kaya harta, miskin akhlak
  2. Aku merasa sendiri di tengah keramaian ini
  3. Matanya buta, tapi dia bisa melihat penderitaan orang lain

Majas Kiasmus

Majas kiasmus membalik susunan kata dalam satu kalimat. Contoh:

  1. Yang kaya merasa dirinya miskin, sedang yang miskin mengaku dirinya kaya
  2. Sudah biasa dalam kehidupan sehari-hari, orang pandai ingin disebut bodoh, namun banyak orang bodoh mengaku pandai

Majas Ironi

Majas ironi menyindir dengan mengatakan hal yang berlawanan dengan kenyataan. Berikut contohnya:

  1. Dia anak yang sangat rajin, jam sembilan baru bangun
  2. Ruangan ini sangat bersih, sampah berserakan di mana-mana
  3. Aku memang pintar, tak satupun soal mampu kujawab

Majas Satire

Satire adalah bentuk majas yang mengkritik sosial secara halus. Contohnya adalah:

  1. Nyaman sekali makan di sini, sampai tikus dan kecoa saja bergabung dengan kita
  2. Apakah kamu kebanyakan makan cabai? Kok mulutmu pedas sekali?
  3. Lihat badanmu yang kekar dan berotot itu, ember kecil pun tak mampu kau angkat

Majas Sarkasme

Majas sarkasme bentuknya menyindir dengan bahasa kasar. Contohnya:

  1. Pakai otakmu untuk berpikir, bukan mulut untuk terus mengoceh!
  2. Dari dulu mulutmu memang berbisa seperti ular

Majas Sinisme

Sinisme adalah majas berbentuk sindiran yang identik dengan keraguan atau cemoohan terhadap ide atau tindakan seseorang. Contoh:

  1. Kau memang hebat hingga pasir di gurun sahara dapat kau hitung

Pengertian Majas

Mengutip jurnal Universitas Muhammadiyah yang berjudul "Majas (Majas Perbandingan, Majas Pertentangan, Majas Perulangan, Majas Pertautan) oleh Surianti Nafinuddin", majas atau gaya bahasa adalah ciri khas yang digunakan penulis dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa atau tulisan.

Gaya bahasa dapat dikaji melalui dua sudut pandang, yaitu non bahasa dan bahasa. Dari sudut pandang non bahasa, gaya bahasa yang digunakan dipengaruhi oleh pengarang, waktu, media, permasalahan, tempat, tujuan, dan sasarannya.

Sementara dari sudut pandang bahasa mencakup penggunaan kata, struktur kalimat, penyampaian kalimat, dan pilihan nada. Gaya bahasa memiliki peran penting dalam karya sastra, karena berfungsi untuk memperindah bahasa serta menciptakan efek tertentu dalam komunikasi.

Beberapa ahli mendefinisikan gaya bahasa sebagai pemanfaatan kekayaan bahasa untuk menghasilkan ekspresi yang lebih kuat dan menarik. Secara keseluruhan, gaya bahasa bukan hanya sekadar ornamen dalam tulisan, tetapi juga alat untuk memperkuat pesan dan daya tarik sebuah karya.

4 Jenis Klasifikasi Majas

Meski terdapat berbagai macam gaya bahasa atau majas, tetapi secara sederhana gaya bahasa diklasifikasikan menjadi empat jenis. Yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas penegasan, dan majas sindiran.

Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Majas Perbandingan

Majas perbandingan merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyandingkan atau membandingkan dua hal yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menggambarkan sifat atau keadaan suatu objek secara kiasan.

Adapun beberapa majas yang termasuk di dalam kategori majas perbandingan antara lain majas asosiasi, metafora, simile, personifikasi, alegori, pleonasme dan sebagainya.

2. Majas Pertentangan

Majas pertentangan adalah gaya bahasa yang menyajikan dua hal yang berlawanan, bertentangan, atau tidak selaras. Beberapa jenis majas pertentangan meliputi paradoks, antitesis, hiperbola, litotes, anakronisme, Litotes, dan Paradoks.

3. Majas Penegasan

Majas penegasan adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menegaskan suatu objek secara jelas. Biasanya, majas ini menggunakan kata kiasan atau pengulangan kata agar lebih menonjol.

Oleh karena itu, majas ini juga dikenal sebagai majas pengulangan. Contoh majas penegasan adalah majas kiasmus.

4. Majas Sindiran

Terakhir, ada majas sindiran. Sesuai dengan namanya, majas ini digunakan untuk menyampaikan sindiran kepada seseorang.

Beberapa jenis majas yang termasuk dalam majas sindiran antara lain ironi, satire, sinisme, dan sarkasme.

Itulah kumpulan contoh majas beserta pengertian dan jenis-jenisnya. Semoga membantu, ya!




(edr/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads