Renungan Harian Katolik Jumat, 28 Maret: St Doroteus Pengaku Iman dari Gaza

Renungan Harian Katolik Jumat, 28 Maret: St Doroteus Pengaku Iman dari Gaza

Fatmawati Hamzading - detikSulsel
Jumat, 28 Mar 2025 08:30 WIB
Misa Natal di Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya.
Foto: Esti Widiyana
Makassar -

Umat Katolik memulai hari dengan membaca renungan harian berisi ayat-ayat Alkitab. Renungan ini merupakan cara memohon berkat Allah dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

Dilansir dari situs Iman Katolik, berdasarkan kalender liturgi Jumat, 28 Maret 2025, terdapat beberapa ayat Alkitab yang dijadikan renungan harian. Selama masa Prapaskah, umat Katolik dapat memanfaatkannya sebagai cara mendekatkan diri kepada Tuhan menuju Kebangkitan Yesus kristus.

Untuk itu, ayat Alkitab yang dapat dijadikan bahan renungan adalah Hosea 14: 2-10; Mazmur 81: 6c-8a, 8bc-9, 10-11ab, 14, 17; Markus 12: 28b-34; Ibrani 5: 11-14, 6: 1-8.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak, yuk!

Renungan Harian Katolik Hari Ini Jumat, 28 Maret 2025

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan beserta kisah Santo Doroteus.

ADVERTISEMENT

Hosea 14: 2-10

(14-3) Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada Tuhan! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.(14-4) Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim."(14-5) Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka.

(14-6) Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar.

(14-7) Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon.

(14-8) Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon.

(14-9) Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah.

(14-10) Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.

Mazmur 81: 6c-8a, 8bc-9, 10-11ab, 14, 17

(81-7) "Aku telah mengangkat beban dari bahunya, tangannya telah bebas dari keranjang pikulan;

(81-8) dalam kesesakan engkau berseru, maka Aku meluputkan engkau; Aku menjawab engkau dalam persembunyian guntur, Aku telah menguji engkau dekat air Meriba. Sela

(81-9) Dengarlah hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, jika engkau mau mendengarkan Aku!

(81-9) Dengarlah hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, jika engkau mau mendengarkan Aku!

(81-10) Janganlah ada di antaramu Allah lain, dan janganlah engkau menyembah kepada Allah asing.

(81-11) Akulah Tuhan, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir: bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh.

(81-12) Tetapi umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku.

(81-15) Seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan terhadap para lawan mereka Aku balikkan tangan-Ku.

Markus 12: 28b-34

Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"

Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.

Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."

Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

Ibrani 5: 11-14, 6: 1-8

Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.

Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.

Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.

Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.

Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,

Yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.

Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya.

Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus,

Dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang,

Namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.

Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah;

Tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.

Santa Doroteus, Pengaku Iman dari Gaza

Saat menempuh pendidikan, Doroteus bosan dengan segala macam pelajaran di sekolah. "Lebih baik aku memegang ular daripada membolak-balikkan buku pelajaran," katanya.

Namun, pelan-pelan ia mengubah sikapnya yang konyol itu dan berjuang menghilangkannya. Hasilnya ialah ia kemudian menjadi orang yang amat rajin dan suka belajar juga membaca.

Semangat baru ini kemudian mengantarnya dalam kehidupan membiara pada tahun 530 di Palestina. Kepada rekan-rekannya ia mengatakan:

"Jika kita dapat mengalahkan perasaan bosan dan segan belajar sehigga kita menjadi orang yang suka belajar, maka tentunya kita juga dapat mengalahkan hawa nafsu dan menjadi orang yang Kudus."

Kata-kata ini menunjuk pada tekadnya yang keras membaja untuk mencapai kesempurnaan hidup lewat cara hidup membiara. Salah satu caranya adalah senantiasa bersikap terus terang, dan terbuka hati dan pikiran kepada atasan dan rekan-rekannya.

Dengan cara ini ia memperoleh ketenangan batin dan semangat dalam menjalani cara hidup membiara. Dalam bukunya ia menulis:

"Barangsiapa rajin berdoa dan bermati-raga serta berusaha sungguh-sungguh menguasai kehendaknya, ia akan mencapai ketenteraman batin yang membahagiakan."

Dorotues mencapai kemajuan pesat dalam hidup rohaninya dan kemudian mendirikan dan memimpin sebuah biara pertapaan di Gaza. Ia berusaha memajukan pertapaannya dengan menjalankan pekerjaan-pekerjaannya dengan baik dan menciptakan persaudaraan antar para rahib. Ia selalu berlaku ramah kepada rekan-rekannya.

Di tahun-tahun terakhir hidupnya, ia mengalami banyak masalah. Godaan dan penyakit merupakan percobaan besar baginya. Namun ia tetap riang. Kepada rekan-rekannya ia mengatakan:

"Tidaklah sukar mencari dan menemukan sebab musabab dari semua itu. Baiklah kalau kita mempercayakan diri kepada Tuhan sebab Ia tahu apa yang penting dan berguna bagi kita."

Tulisan-tulisan rohaninya sangat bagus, sehingga pada abad ke 17 tulisan-tulisan itu diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis dan Inggris. Bagi Doroteus, kesucian tidaklah sama dengan mengejakan mukzijat-mukzijat atau menjalankan puasa dan tapa.

Semuanya itu memang baik dan berguna, kesucian itu suatu tindakan menyangkal diri sendiri dan menundukkan kehendak pribadi kepada kehendak Tuhan atau menginginkan semata-mata apa yang dikehendaki oleh Tuhan, demi cinta kasih akan Dia. Dengan berusaha mencapai tujuan inilah, maka Doroteus akhirnya menjadi orang Kudus.

Demikianlah renungan harian Katolik untuk dijadikan panduan dalam beribadah. Semoga Tuhan memberkati, ya!




(alk/alk)

Hide Ads