Mengenal Sesar Walanae, Patahan Aktif Pemicu Gempa M 4,1 di Bone

Mengenal Sesar Walanae, Patahan Aktif Pemicu Gempa M 4,1 di Bone

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Minggu, 09 Feb 2025 11:35 WIB
Ilustrasi gempa di Kabupaten Pinrang akibat sesar Walanae. (dok. BMKG)
Foto: Ilustrasi sesar Walanae. (dok. BMKG)
Makassar -

Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,1 mengguncang Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (8/2) pukul 20.13 Wita. BMKG menyebut gempa tersebut dipicu aktivitas sesar atau patahan Walanae.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Walanae," kata Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar Irwan Slamet dalam keterangannya, Sabtu (8/2/2025).

Episenter gempa bumi tersebut terletak pada koordinat 4.76 lintang selatan dan 119,92 derajat bujur timur. Tepatnya berlokasi di darat pada jarak 16 km Barat Daya Kabupaten Bone pada kedalaman 8 km.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan laporan BMKG, gempa tersebut dirasakan di Bone dan Soppeng dengan skala II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu). Selain itu turut dirasakan di Maros dan Sinjai dengan skala II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda- benda ringan yang digantung bergoyang).

Lantas apa itu sesar Walanae?

ADVERTISEMENT

Sesar Walanae merupakan salah satu patahan yang membentang di wilayah Sulawesi. Untuk mengetahui lebih dalam tentang sesar Walanae, berikut ini ulasannya lengkap dengan potensi bencana dan pemetaan gempanya yang dirangkum dari dokumentasi detikSulsel.

Apa Itu Sesar Walanae?

Sesar Walanae merupakan salah satu patahan lokal yang terjadi akibat pertemuan tiga lempeng besar bumi di pulau Sulawesi, antara lain Lempeng Pasifik, Lempeng Australia, dan Lempeng Eurasia. Patahan Walanae ini terbentuk dari pergerakan lempengan akibat adanya proses tektonik. Gerakan tersebut berasal dari gaya yang berasal dari dalam Bumi, disebut endogen.

Pakar Gelologi Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Adi Maulana menjelaskan sesar Walane merupakan sesar aktif berjenis sesar mendatar, yakni memiliki pergerakan horisontal. Meski begitu terdapat beberapa titik yang mengalami gerakan penurunan. Sehingga daerah yang menjadi lintasan sesar Walanae memiliki sejumlah potensi bencana.

"Ada banyak potensi bencana yang bisa saja terjadi di daerah pada jalur sesar Walanae, terutama saat ada pergerakan aktif dengan kekuatan tinggi tentu akan mengakibatkan gempa," jelas Prof Adi Maulana kepada detikSulsel pada Selasa (18/5/2022).

Asal Usul Nama Walanae

Nama Walanae yang disematkan pada sesar ini berasal dari nama sebuah sungai yang menjadi salah satu jalur patahannya. Nama tersebut disematkan karena patahan ini membentang sepanjang sungai Walanae.

"Disebut Walanae, karena nama sungai yang kemudian diberikan pada patahan itu. Karena memanjang di sepanjang sungai Walanae. Makanya patahannya disebut dengan patahan Walanae," jelas Prof Adi.

Jalur Bentangan Sesar Walanae

Prof Adi menjelaskan, sesar atau patahan Walane membentang dari arah selat Makassar hingga teluk Bone. Sesar ini melewati Kabupaten Pinrang, Sidrap, Bone, Sungai Walanae sampai dengan teluk Bone.

"Patahan Walanae itu memanjang dari arah Selat Makassar, kemudian melewati Pinrang, lalu ke arah Tenggara menuju Sidrap, ke arah Bone, kemudian ke arah sungai (Walanae) sampai dengan teluk Bone. Dia (patahan) itu membelah Sulawesi Selatan di tengah-tengah," urainya.

Posisinya yang membelah Sulawesi Selatan, sesar Walanae memiliki peran dalam membentuk danau-danau di jalur tersebut. Antara lain Danau Sidenreng di Kabupaten Sidrap dan Danau Tempe di Wajo.

"Patahan ini itu sebenarnya cukup mempunyai peranan yang sangat penting di Sulawesi Selatan. Karena patahan inilah yang membentuk beberapa danau-danau, seperti Danau Sidenreng, Danau Tempe, itu semua terbentuk akibat aktifnya ini patahan," jelas Prof Adi.

Potensi Bencana di Jalur Patahan Walanae

Prof Adi juga menjelaskan bahwa ada banyak potensi bencana yang bisa saja terjadi di daerah pada jalur Sesar Walanae. Berikut ini beberapa potensi bencana di jalur patahan Walane.

1. Gempa Bumi

Salah satu bencana yang rentan terjadi di jalur Sesar Walanae adalah gempa bumi. Berdasarkan catatan sejarah, gempa bumi terbesar yang dihasilkan oleh aktivitas patahan Walanae adalah gempa di Kabupaten Pinrang pada tahun 1997 yang mencapai kekuatan M 6,0.

2. Longsor

Prof Adi menjelaskan jalur patahan Walanae, utamanya di daerah lereng gunung, berpotensi besar untuk terjadi longsor atau landslide. Hal ini karena pergerakan sesar Walanae dapat menimbulkan rekahan-rekahan pada tanah.

Jika rekahan-rekahan tersebut penuh dan jenuh oleh air hujan, maka bagian tanah akan berat. Hal ini tentu akan memicu longsor utamanya pada daerah lereng gunung.

3. Likuifaksi

Bencana likuifaksi berpotensi terjadi, jika pergerakan sesar Walanae memiliki kekuatan tinggi. Kemudian tanah yang menjadi pondasi berada dalam kondisi labil.

Diketahui, likuifaksi merupakan fenomena yang terjadi ketika tanah yang jenuh atau agak jenuh kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan. Salah satunya dipicu getaran gempa bumi. Sehingga tanah yang padat berubah wujud menjadi cairan atau air berat.

4. Tsunami

Jalur sesar Walanae juga memiliki potensi bencana tsunami. Tepatnya di Selat Makassar dan Teluk Bone.

Pergerakan aktif sesar Walanae dalam kekuatan yang cukup besar di wilayah perairan, dapat memicu tsunami. Catatan sejarah bencana sesar Walanae terdapat beberapa kali mengakibatkan gelombang tsunami. Meskipun berpusat di jalur pada luar wilayah Sulawesi Selatan.

Pemetaan Sumber Gempa di Jalur Sesar Walanae

Berdasarkan data yang diperoleh Tim detikSulsel dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN pada tahun 2022, ada empat sumber gempa bumi yang berasal dari patahan aktif dan potensial aktif di jalur sesar Walanae. Masing-masing dua sumber gempa bumi dari patahan aktif dan dua dari patahan potensial aktif.

Berikut rinciannya:

1. Sumber Gempa Bumi Patahan Aktif Sesar Walanae Timur

Sumber gempa garis sesar Walanae timur berpusat pada patahan aktif yang membentang di wilayah Enrekang. Pada jalur sesar Walanae Timur terdapat 3 segmen jalur patahan aktif. Yakni di wilayah Enrekang, Wajo dan Bone. Segmen wilayah Wajo juga menjadi salah satu jalur patahan yang menjadi pusat gempa Sesar Walanae.

2. Sumber Gempa Bumi Patahan Aktif Sesar Walanae Barat

Sumber gempa bumi pada patahan aktif sesar Walanae Barat memiliki tiga titik pusat gempa, yakni di Selat Makassar yang berdekatan daratan Pinrang, wilayah Bulukumba, dan Laut Flores. Sementara itu terdapat tiga segmen patahan aktif di jalur sesar Walanae Barat, yakni patahan yang berada di wilayah Bulukumba, Bone, dan Sidrap.

3. Sumber Gempa Bumi Patahan Potensial Aktif Sesar Walanae Latimojong

Di wilayah pegunungan Latimojong, Kabupaten Enrekang terdapat patahan naik potensial aktif dari sesar Walanae. Patahan ini juga diidentifikasi sebagai salah satu sumber gempa di wilayah Sulawesi Selatan. Patahan naik potensial aktif ini membentang dari Kabupaten Enrekang hingga Sidrap.

4. Sumber Gempa Bumi Patahan Potensial Aktif Sesar Walanae Bantimala

Patahan naik potensial aktif juga terdapat di wilayah Bantimala, Barru. Patahan naik potensial aktif sesar Walanae ini membentang melewati kawasan wisata. Patahan ini juga diidentifikasi sebagai salah satu potensi sumber gempa akibat sesar Walanae di Sulawesi Selatan.

Demikian ulasan lengkap tentang sesar atau patahan Walanae yang menjadi pemicu gempa di Bone pada Sabtu (8/2) malam dengan kekuatan M 4,1. Bagaimana menurut detikers?




(alk/edr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads