Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau Bendung Bissua di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dody ingin memastikan jaringan irigasi dapat mengalirkan air secara optimal dari hulu ke hilir.
"Memastikan jaringan irigasi kita benar-benar teraliri air dari hulu ke hilir dengan baik," ujar Dody kepada wartawan di Bendung Bissua, Desa Towata, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Takalar, Jumat (17/1/2025).
Dody yang didampingi Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang Suryadarma Hasyim mendapat keluhan dari petani, salah satunya distibusi air yang tidak maksimal. Kata dia, pemerintah telah menyiapkan kebijakan untuk itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang longsoran (Gunung Bawakaraeng) kemarin itu menyebabkan banyak masalah. Kita sudah persiapan penanganan jauh lebih besar, utamanya untuk mengeruk sedimen-sedimen. Harapan kami, sih, tanpa kita melakukan revitalisasi yang besar begitu, indeks pertanaman tetap bisa terjaga," katanya.
Meski begitu, Dody mengapresiasi perkembangan produktivitas pertanian di sekitar Bendung Bissua. Dia menyebut indeks pertanaman di wilayah ini mencapai 3 kali panen dalam setahun meskipun hasil panennya masih tergolong rendah dibandingkan daerah lain, seperti Pulau Jawa.
"Ke depan, kami siapkan program bersama dengan Kementerian Pertanian untuk lebih memasyarakatkan irigasi padi hemat air. Harapannya adalah tidak perlu ribut tiap hari masalah air. Tadi, kan, dikeluhkan sawah-sawah yang di hilir itu tidak dapat air begitu kan," tambahnya.
Ketua Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) Bissua Zainuddin Matutu mengungkapkan dampak positif kehadiran Bendung Bissua bagi petani setempat. Namun, dia juga menyampaikan keluhan, terutama terkait distribusi air yang belum maksimal.
"Masih banyak kebutuhan-kebutuhan dari petani yang belum tersampaikan sampai saat ini, terutama menyangkut dengan pengaliran air," ujar Zainuddin.
Zainuddin mengungkapkan, dampak tidak maksimalnya distribusi air paling banyak dirasakan petani di daerah hilir. Menurutnya, kerusakan jaringan irigasi dan tingginya sedimen akibat longsoran Gunung Bawakaraeng menjadi kendala utama.
"Kemudian, daerah irigasi Bissua ini sebagian adalah pelimpahan daerah irigasi Kampili yang memang bangunannya sudah sangat berumur sehingga banyak yang mengalami kerusakan," sambung Zainuddin.
(ata/ata)