9 Khutbah Jumat Bulan Rajab tentang Isra Miraj, Perjalanan Spiritual Nabi SAW

9 Khutbah Jumat Bulan Rajab tentang Isra Miraj, Perjalanan Spiritual Nabi SAW

Yaslinda Utari Kasim - detikSulsel
Kamis, 16 Jan 2025 19:30 WIB
Ilustrasi Khutbah.
Ilustrasi (Foto: Raka Dwi Wicaksana/Unsplash)
Makassar -

Saat ini umat muslim sedang berada di bulan Rajab. Pada bulan ini terdapat peristiwa besar dalam Islam yakni perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.

Isra Miraj merupakan perjalanan spiritual Rasulullah yang menjadi permulaan diwajibkannya sholat lima waktu. Di dalam peristiwa tersebut terdapat banyak hikmah yang bisa dipetik dan diteladani oleh umat muslim.

Agar pesan-pesan keagamaan tentang Isra Miraj tersebut dapat tersampaikan, seorang khatib bisa membagikannya dalam khutbah Jumat. Nah, bagi khatib yang hendak menyampaikan khutbah Jumat bulan Rajab tentang Isra Miraj, berikut detikSulsel menyajikan kumpulan contohnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak contohnya di bawah ini!

1. Khutbah Jumat Hidupkan Kembali Spirit Isra Miraj

Khutbah 1

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,

أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا.

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.

اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى :

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًاۙ

(QS al-Isra' [17]: 9)

Alhamdulillah, atas izin Allah, di hari yang mulia ini kita dipertemukan oleh Allah dengan orang-orang yang insyaallah dimuliakan-Nya, di tempat yang mulia ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada Baginda Nabi SAW.

Mari, kita jaga dan tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan mematuhi semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sungguh, siapa yang takwa, merekalah yang derajatnya tinggi di hadapan Allah SWT.

Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah,

Setiap 27 Rajab, kita diingatkan peristiwa yang luar biasa, Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Bagi kaum Muslim saat itu, Isra' Mi'raj menjadi salah satu pembuktian iman. Rangkaian peristiwa Isra' Mi'raj memang di luar jangkauan akal manusia. Saat itu banyak yang tidak percaya dengan apa yang dialami oleh Nabi SAW, sehingga mereka akhirnya murtad.

Keadaan ini pun dimanfaatkan kaum musyrik Quraisy untuk menghasut kaum Muslim yang masih bertahan dengan keimanannya. Abu Bakar ra pun mempertanyakan sikap ingkar mereka dengan mengatakan: "Demi Allah, jika itu yang Muhammad katakan, sungguh ia berkata benar. Apa yang aneh bagi kalian? Demi Allah, sungguh dia berkata kepadaku bahwa telah datang kepada dia wahyu dari langit ke bumi hanya dalam waktu sesaat pada waktu malam, atau sesaat pada waktu siang, dan aku mempercayai dia. Inikah puncak keheranan kalian?"

Setelah itu Abu Bakar ra mendatangi Rasulullah SAW dan meminta beliau menjelaskan ciri-ciri Baitul Maqdis. Setelah Nabi SAW menjelaskan dengan lengkap, Abu Bakar berkata, "Engkau berkata benar. Aku bersaksi, engkau adalah utusan Allah!" Rasulullah SAW menjawab, "Engkau, Abu Bakar, adalah ash-shiddîq (yang selalu membenarkan)!"

Sikap Abu Bakar ash-Shiddiq ra menunjukkan pribadi Mukmin yang teguh imannya di tengah arus opini yang hendak merusak keyakinan umat Islam terhadap Rasulullah SAW dan ajaran Islam saat itu.

Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah,

Hanya setahun setelah Isra' Mi'raj, peradaban Islam tegak di Madinah al-Munawwarah. Peristiwa Isra' Mi'raj ini memilah siapa yang benar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan siapa yang hanya berpura-pura beriman. Dan ini menjadi bekal bagi Rasulullah SAW kemudian dalam mendirikan Daulah Islam.

Orang-orang yang terseleksi inilah yang kemudian berhijrah ke Madinah, menegakkan Daulah Islam Madinah atas perintah Allah SWT.

Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah,

Dalam peristiwa Isra' Mi'raj, Nabi menyinggahi dua Masjid yakni Masjid al-Haram di Makkah dan Masjid al-Aqsha di Palestina, sebelum ke langit menghadap Allah SWT. Keduanya adalah masjid suci kaum Muslimin. Saat ini Masjid al-Aqsha dikuasai oleh Zionis Israel.

Terkait Baitul Maqdis, tempat Masjid al-Aqsha berdiri, Ibnu Abbas ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Para nabi tinggal di Syam. Tidak ada sejengkal pun kota Baitul Maqdis kecuali seorang nabi atau malaikat pernah berdoa atau berdiri di sana." (HR at-Tirmidzi).

Baitul Maqdis adalah tanah kaum Muslimin. Wilayah itu dulu dibebaskan oleh pasukan terbaik kaum Muslimin di bawah Khalifah Umar bin Khattab. Tak heran khalifah terakhir Turki Ustmani, Sultan Abdul Hamid II saat didatangi dedengkot Yahudi yang mau meminta tanah Palestina, beliau katakan: "Sungguh aku tidak akan melepaskan Bumi Palestina meskipun hanya sejengkal. Tanah Palestina bukanlah milikku, tetapi milik kaum Muslim.

Rakyatku telah berjihad untuk menyelamatkan bumi ini dan mengalirkan darah demi tanah ini. Hendaknya kaum Yahudi-yang berambisi membeli Tanah Palestina, red.-menyimpan saja jutaan uang mereka. Jika suatu hari nanti Khilafah terkoyak-koyak, saat itulah mereka akan sanggup merampas Palestina tanpa harus mengeluarkan uang sedikitpun. Namun, selagi aku masih hidup, goresan pisau di tubuhku terasa lebih ringan bagi diriku daripada aku harus menyaksikan Palestina terlepas dari Khilafah. Ini adalah perkara yang tidak boleh terjadi."

Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah,

Tak bisa meminta, Yahudi dengan licik merongrong dan kemudian menghapuskan Negara yang melindungi dan mempertahankan Palestina yakni Khilafah Utsmaniyah , tepat pada 28 Rajab 1342 H, 100 tahun yang lalu. Melalui tangan kotor Mustafa Kemal Attatturk , sejak saat itu kaum Muslimin kehilangan induk, terpecah belah, dan tak berdaya, serta mudah diadu domba oleh musuh-musuhnya. Umat Islam di berbagai belahan dunia dirundung nestapa. Tak terkecuali Bumi Palestina, negeri yang Allah SWT berkahi.

Karena itu, peristiwa Isra' Mi'raj seharusnya menjadi spirit yang bisa menjadi pijakan dakwah dan perjuangan umat hari ini.

Dan, 100 tahun berlalu, institusi Daulah Islamiyah warisan Nabi SAW itu telah hilang, setelah bertahan hampir 14 abad lamanya. Pasca Rasulullah SAW wafat, eksistensi Daulah Islamiyah kemudian dilanjutkan oleh keberadaan Khilafah 'ala minhaj an-nubuwwah yang pertama, yang dipimpin oleh Khulafaur Rasyidin. Era Khulafaur Rasyidin lalu dilanjutkan secara berkesinambungan oleh Khilafah Umayah, Khilafah 'Abasiyah dan Khilafah Utsmaniyah.

Akhirnya, melalui perenungan peristiwa Isra' Mi'raj 1442 H ini, saatnya umat Islam menemukan urgensitasnya yang terpenting, yakni semakin menguatkan keimanan kepada Allah SWT dan semakin meningkatkan spirit perjuangan untuk menerapkan syariah Islam secara kaffah melalui tegaknya kembali Khilafah 'ala minhaj an-nubuwwah yang kedua, dengan izin dan pertolongan Allah SWT. Hanya dengan Khilafah-lah negeri-negeri Muslim akan kembali bersatu dan terbebas dari berbagai nestapa akibat penjajahan.

Ingatlah firman Allah SWT:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْٓا اَنْصَارَ اللّٰهِ كَمَا قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيّٖنَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۗقَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ فَاٰمَنَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ وَكَفَرَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ ۚفَاَيَّدْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلٰى عَدُوِّهِمْ فَاَصْبَحُوْا ظَاهِرِيْنَ

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang."

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِن الآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Sumber: Laman Dewan Masjid Digital Indonesia (DMDI)

2. Khutbah Jumat Hikmah Isra Miraj

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ اَلْحَمْدُ للهِ اَلَّذِي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اَللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلى ألِه وَأصْحَابِه وَالتَّابِعينَ بِإحْسَانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالى فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمُ

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Pertama sekali marilah kita bersyukur kehadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan sholat Jumat di masjid yang mulia ini.

Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selalu dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Amin.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Pada khutbah kali ini khatib ingin menyampaikan judul hikmah Isra Mi'raj. Isra' Mi'raj adalah peristiwa luar biasa dan tidak masuk akal di zamannya, yaitu Allah swt memanggil dan memperjalankan serta memberikan keistimewaan kepada Nabi Muhammad saw untuk melakukan perjalanan dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah swt. Sebagaimana Allah jelaskan dalam Surat Al-Isra ayat pertama:


سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ


Artinya: "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid Al-Haram menuju ke Masjid Al-Aqsa yang telah diberkahi sekelilingnya, agar kami perlihatkan kepada nya dari tanda-tanda kebesaran kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS Al-Isra: 1)

Sejarah telah menjelaskan, Nabi Muhammad diisra'mi'rajkan adalah karena kesedihan yang dialaminya. Kesedihan itu disebabkan karena meninggalnya istri tercinta, Siti Khadijah dan pamannya Abu Thalib. Keduanya adalah pendukung kuat dalam berdakwah, karenanya Nabi sedih.

Ada banyak peristiwa yang dialami oleh Nabi dalam perjalan Mi'rajnya, yang kesemuanya itu merupakan tamsil-tamsil kehidupan supaya dapat dipahami dan dijadikan pelajaran dan pijakan dalam mengarungi kehidupan agar mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan. Di antara tamsil-tamsil itu di antaranya ialah:

Nabi Muhammad saw melihat orang memotong padi (panen) terus menerus. Nabi bertanya kepada Jibril "siapakah mereka itu?" Jibril menjawab: "Mereka itu ibarat orang yang gemar beramal jariyah, yang kemudian mereka memetik pahalanya dari Allah swt".

Nabi juga melihat orang yang terus menerus memukul kepalanya. Nabi Muhammad bertanya, "siapakah mereka itu ya Jibril?" Dijawab, "mereka itu ibarat orang yang enggan melaksanakan sholat, yang kelak akan menyesal dengan memukuli kepalanya sendiri terus menerus sekalipun terasa sakit olehnya."

Juga melihat sebuah kuburan yang sangat harum baunya. Nabi bertanya, "apakah itu Ya Jibril?" Dijawab: "Itu kuburan Mashitah dan anaknya. Dia mati disiksa oleh Raja Fir'aun karena mempertahankan imannya kepada Allah swt sewaktu dipaksa supaya menyembah berhala."

Dari sejarah Isra' Mi'raj dan peristiwa yang melatarbelakangi serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya ada beberapa hikmah yang dapat dijadikan pelajaran serta penguatan keimanan umat Islam, di antaranya adalah:

Pertama, menghilangkan kesedihan Nabi
Setiap manusia dikaruniai perasaan dan cinta oleh Allah, sehingga jika suatu saat terjadi goncangan, maka manusia bisa menjadi sedih dan boleh jadi berlarut-larut kesedihannya. Sebelum Nabi Muhammad diisra'mi'rajkan oleh Allah, Nabi mengalami kesedihan yang luar biasa atas meninggalnya istri tercinta dan paman yang sangat sayang kepadanya. Keduanya menjadi penopang yang kuat dalam berdakwah.

Kesedihan yang dialami Nabi Muhammad mendapat hiburan dari Allah dengan memanggilnya melalui Isra Mi'raj yang bertemu langsung dengan Allah. Allah berfirman:


وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ نَّاضِرةٌۙ. اِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ۚ


''Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, (karena) memandang Tuhannya.'' (QS Al-Qiyamah: 22-23)

Kedua, pentingnya ibadah sholat
Allah memberikan perintah langsung kepada Nabi Muhammad untuk menerima tugas sholat 5 waktu. Jadi sholat merupakan hal penting dalam peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad saw. Rasulullah bersabda:


الصَّلَاةُ عِمَادُ الدِّيْنِ، فَمَنْ أَقَامَهَا فَقَدْ أَقَامَ الدِّيْنِ، وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدِّيْنِ.


"Salat adalah tiang agama. Barang siapa menegakkannya, berarti ia telah menegakkan agama. Dan, barang siapa meninggalkannya, berarti ia telah merobohkan agama." (HR Al-Baihaqi)

Ketiga, ujian keimanan bagi umat Islam
Pada zaman Nabi Muhammad saw kendaraan yang bagus kecepatannya adalah kuda dan belum ada kendaraan yang bisa membawa penumpang dalam waktu yang cepat dan singkat ke udara, apalagi menembus langit. Karenanya peristiwa Isra' Mi'raj adalah sesuatu yang dianggap masyarakat adalah sesuatu yang ganjil dan mustahil. Sebab itu Nabi dianggap pembohong atau pun orang gila.
Dalam memahami Islam ternyata tidak semua harus masuk akal atau logik. Ini merupakan satu ujian yang cukup besar di zaman itu. Hanya bisa diterima dengan hati, dengan keyakinan atau keimanan. Jadi Isra' Mi'raj merupakan ujian keimanan seorang Muslim. Apakah yakin atau tidak dengan apa yang dialami oleh Nabi?. Allah berfirman:

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ

''Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, "kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji?.'' (QS Al-Ankabut: 2)

Keempat, terhindarnya sikap keluh kesah
Bahwa pada dasarnya manusia memiliki sifat keluh kesah dalam hidupnya, terutama ketika mendapati musibah atau kondisi kekurangan. Karenanya manusia sering menunjukkan keresahan, kegelisahan, serta memperlihatkan sifat kikirnya. Terlihat jelas sikap itu ketika kondisi kekurangan atau musibah dialami.

Momen Isra Mi'raj ini bisa dijadikan sebagai pengingat dan penyemangat agar kita berusaha memperbaiki ibadah sholat serta mengaktualisasikan kedermawanan kita kepada sesama. Allah berfirman:

إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا، إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا، وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا، إِلَّا الْمُصَلِّينَ، الَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ، وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُومٌ، لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ، وَالَّذِينَ يُصَدِّقُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ

''Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat. Yang mereka itu tetap mengerjakan sholatnya. Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta). Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan.'' (QS al-Ma'arij, 70: 19-26)

Kelima, menstimulan berkembangnya ilmu pengetahuan

Perjalanan Isra' Mi'raj Nabi di zamannya merupakan sesuatu yang tidak mudah diterima akal. Di sisi lain umat Islam diharuskan percaya terhadap peristiwa Isra' Mi'raj.
Ketika umat Islam sudah yakin dan percaya terhadap peristiwa Isra Mi'raj, maka manusia tergerak hati dan pikirannya untuk membuktikan secara nyata, secara riil. Kisah nabi tentang langit membangkitkan orang orang tertentu melakukan penelitian guna menemukan kebenaran riil dari apa yang diceritakan nabi. Dari sini bahwa Isra' Mi'raj merupakan peristiwa yang dapat menstimulan ilmuan-ilmuan untuk mengkaji dan membuktikan kebenaran cerita nabi. Al-Qur'an pun sudah mendorong manusia untuk mengkaji lebih jauh dengan ungkapan, afala ya'qilun, afala ya'lamun, afala yadzkurun, dan lain sebagainya. Allah berfirman:

خَلَقَ السَّمٰوٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَاَلْقٰى فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَاۤبَّةٍۗ وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيْمٍ

''Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi agar ia (bumi) tidak menggoyangkan kamu; dan mengembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.'' (QS Lukman: 10)

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bisa lebih memahami tentang Isra' Mi'raj sehingga bisa menjadi hamba Allah yang terbaik yang pantas mendapatkan ridho-Nya.
Semoga Allah memudahkan dan memberi kekuatan serta semangat kepada kita untuk bisa memaksimalkan ibadah Rajab dan nilai-nilainya, sehingga kita pantas mendapatkan posisi yang tinggi di mata Allah dan mendapatkan ampunan dan Rahmat-Nya di dunia dan akhirat, amin.

بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَه اِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلهٌ لَمْ يَزَلْ عَلى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى أَلِهِ وَأَصْحَابِه وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً. اللهم صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلى ألِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلى ألِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللّهمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبى وَيَنْهى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Oleh: H Ahmad Misbah, Ketua LDNU Tangsel
Sumber: NU Online

3. Khutbah Jumat Isra Miraj, Perjalanan Anugerah Penuh Hikmah

Khutbah I

الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: سُبْحانَ الَّذِي أَسْرى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بارَكْنا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آياتِنا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah, Di bulan Rajab ini kita memperingati kejadian Isra' Mi'raj yang menjadi salah satu mukjizat Nabi Muhammad saw berupa perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha sampai ke Sidrat al-Muntaha untuk bertemu dengan Allah swt.

Isra' Mi'raj tidak sekedar dilihat dari aspek kejadiannya yang menakjubkan, sehingga disebut mukjizat begitu saja. Akan tetapi harus dibaca dari sudut pandang latar belakang kejadian tersebut sehingga dapat diketahui tujuan besar dan pelajaran berharga yang bisa diambil.

Isra' Mi'raj terjadi pada tahun 10 H yang merupakan pertengahan fase kenabian yang mencapai 23 tahun. Isra' Mi'raj adalah anugerah yang diberikan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad untuk menjadi obat atas segala cobaan yang dialami sebelum Isra' Mi'raj, sekaligus menjadi harapan besar atas langkah-langkah dakwah setelahnya.

Sebelum Isra' Mi'raj, Nabi mengalami beberapa kejadian sulit yang menyedihkan seperti wafatnya istri tercinta, Sayyidah Khadijah dan paman terbaik, Abu Thalib. Keduanya bukan sekedar keluarga bagi Nabi Muhammad, tetapi hadir sebagai penyemangat dakwah kepada kaum Quraisy.

Setelah itu, Nabi mengalami kekerasan dan perlawanan orang Quraisy yang lebih berat terhadap dakwahnya. Sampai Nabi menyampaikan keluh-kesah kepada Allah swt dalam doa sebagaimana yang diriwayatkan imam Thabrani dalam kitab al-Mu'jam al-Kabir, Jilid 14, Halaman 139:

اللَّهُمَّ إِلَيْكَ أَشْكُو ضَعْفَ قُوَّتِي، وَقِلَّةَ حِيلَتِي، وَهَوَانِي عَلَى النَّاسِ.

Artinya: "Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kekurangan daya upayaku di hadapan manusia."

Dari sini, dapat dilihat bahwa Isra' Mi'raj adalah bentuk anugerah dari Allah swt atas segala cobaan yang dihadapi Nabi sekaligus sebagai harapan baru untuk menelusuri jalan dakwah yang lebih cerah. Allah memberikan pertolongan kepada Nabi sebagaimana firman Allah dalam surat Al-An'am, ayat 34 sebagai berikut:

وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوْا عَلٰى مَا كُذِّبُوْا وَاُوْذُوْا حَتّٰٓى اَتٰىهُمْ نَصْرُنَاۚ وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِ اللّٰهِۚ وَلَقَدْ جَاۤءَكَ مِنْ نَّبَإِ۟ى الْمُرْسَلِيْنَ (٣٤).

Artinya: "Sungguh rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, lalu mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat Allah. Sungguh, telah datang kepadamu sebagian berita rasul-rasul itu."

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,
Pelajaran yang harus diambil dari peristiwa Isra' Mi'raj ini adalah bahwa setiap ujian dan kesulitan yang dihadapi akan diganti dengan anugerah dan kemudahan.

Allah swt berfirman dalam surat Al-Syarh, ayat 5 dan 6 sebagai berikut:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً (٥) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً (٦).

Artinya: "Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan."

Ini adalah bentuk keyakinan seorang yang beriman terhadap Allah yang selalu menolong orang-orang yang beriman. Bahkan ketika seluruh penghuni bumi menyakiti seorang yang beriman, maka seluruh penghuni langit akan turun memberikan pertolongan.

Hal ini tergambar dalam kondisi yang dihadapi oleh Nabi Muhammad ketika menerima tekanan dari penduduk Makkah, kemudian mencoba mencari pertolongan dari penduduk Thaif, tetapi ditolak dan ditentang. Sampai akhirnya ketika Nabi ingin kembali ke Makkah, penduduknya selalu menghalangi kehadiran Nabi Muhammad.

Setelah itu, Allah dan seluruh penduduk langit turun untuk menolong Nabi dan membawa ke langit sebagai bentuk pertolongan dan semangat kepada Nabi untuk melanjutkan perjuangan dakwah.

Hal ini sebagaimana substansi sabda Nabi yang diriwayatkan imam Bazzar dalam kitab al-Musnad, Jilid 15, Halaman 327:

إنَّ المَعُونَةَ تَأْتِيْ مِنَ اللَّهِ عَلَى قَدْرِ المَؤُوْنَةِ وَإِنَّ الصَّبرَْ يَأْتِيْ مِنَ اللَّهِ عَلَى قَدْرِ البَلَاءِ.

Artinya: "Sesungguhnya pertolongan datang dari Allah sesuai kadar kesulitan yang jalani dan kesabaran datang dari Allah sesuai kadar ujian yang dihadapi."

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,
Semoga kita dapat mengaktualisasikan pelajaran berharga dalam Isra' Mi'raj ini dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan meyakini setiap kesulitan dan ujian yang datang kepada kita akan diganti oleh Allah dengan anugerah dan jalan keluar yang indah di dunia dan akhirat.

Amin, ya Rabbal Alamin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ بنِ عَبدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

اْلخَاسِرِيْنَ عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُم بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

Oleh: Dr Fatihunnada
Sumber:NU Online

4. Khutbah Jumat Isra Miraj Aspek Syariat dan Hakikat

Khutbah 1

الخطبة الأولى

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعَمٍ لَا تُحْصَى ، وسُبْحَانَ الَّذِيْ أَسْرَى بِعَبْدِهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى ، وعَرَّجَ بِهِ بِصُحْبَةِ جِبْرِيْلَ الْأَمِيْنِ إِلَى السَّمَاوَاتِ الْعُلَى ، أَشْهَدُ أنْ لَا إله إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ذُوْ الْأَسْمَاءِ الْحُسْنَى ، وأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الْهُدَى ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا ومَوْلَانَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى ، وعَلَى آلِهِ وأصْحَابِهِ نُجُوْمِ الدُّجَى، وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إلى يَوْمِ الْجَزَاءِ الْكُبْرَى ، أمَّا بَعْدُ

أَمَّا بَعْدُ : فَيا أيُّها الْحَاضِرُوْنَ رحمكم الله ، اِتَّقُوا اللهَ تَعالى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Hadirin jama'ah Jumat rahimakumullah.

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya, karena hanya dengan cara itulah, kita akan mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat.

Hadirin rahimakumullah.

Sama-sama kita ketahui bahwa pada saat ini kita berada di bulan yang agung yaitu bulan Rajab karena bulan ini termasuk salah satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah swt. Allah berfirman:

«إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ» الأية [التوبة/36]

"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, sebagaimana telah ditetapkan Allah pada waktu menciptakan langit dan bumi, diantara dua belas bulan tersebut terdapat empat bulan yang mulia."

Dan terkait empat bulan yang mulia tersebut Nabi Muhammad saw bersabda:

«السَّنَةُ اِثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ : ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ : ذُوْ الْقَعْدَةِ وَذُوْ الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِيْ بَيْنَ جُمادَى وشَعْبَانَ» صحيح البخاري1599

"Satu tahun itu dua belas bulan, empat bulan di antaranya adalah bulan-bulan mulia, yang tiga berurutan yaitu bulat Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, Dan Muharram, keempat adalah bulan Rajabnya Qabilah Mudhor yang berada bulan Jumada dan bulan Sya'ban."

Hadirin rahimakumullah.

Dan di antara bukti kemuliaan bulan Rajab adalah terjadinya peristiwa agung yang diabadikan secara langsung oleh Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Isra' ayat pertama, yaitu peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad saw sebagaimana Imam Nawawi Al-Bantani menegaskan dalam kitab Nurudh Dholam:

الْمَشْهُوْرُ كَانَ ذَلِكَ لَيْلَةَ الْاِثْنَيْنِ لَيْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ مِنْ شَهْرِ رَجَبَ قَبْلَ الْهِجْرَةِ بِسَنَةٍ

Menurut pendapat yang populer, peristiwa Isra' Mi'raj terjadi pada malam Senin, malam kedua puluh tujuh bulan Rajab satu tahun sebelum Hijrah Nabi saw.

Dan peristiwa agung inilah yang menjadi proses turunnya syariat sholat lima waktu bagi kita semua, sehingga bulan Rajab ini pula adalah bulan diturunkannya Syariat sholat lima waktu. Oleh karenanya kemuliaan bulan Rajab semakin tidak terbantahkan.

Hadirin rahimakumullah.

Dalam semua tatanan syariat Islam utamanya yang berkaitan dengan ubudiyah seperti sholat, zakat, puasa, haji dan lain sebagainya akan terlaksana dengan sempurna jika di dalamnya telah memenuhi dua unsur yaitu unsur lahir dan unsur batin atau juga disebut dengan unsur syariat dan hakikat, termasuk dalam memahami peristiwa Isra' Mi'raj ini juga demikian, akan mendapatkan pemahaman yang sempurna jika telah melalui dua unsur tersebut. Oleh karenanya Syeikh 'Ali Al-Qari Al-Harawi Al-Makki mengatakan:

كَانَ لِرَسُوْلِ اللهِ ( مِعْرَاجَانِ : مِعْرَاجٌ فِيْ عَالَمِ الْحِسِّ مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى ثُمَّ إِلَى عَالَمِ الْمَلَكُوْتِ وَمَحَلِّ الْمَلَأِ الْأَعْلَى ، ومِعْرَاجٌ فِيْ عَالَمِ الْأَرْوَاحِ مِنَ الشَّهَادَةِ إِلَى الْغَيْبِ وَمِنَ الْغَيْبِ إِلَى غَيْبِ الْغَيْبِ ، فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَرْجِعَ قَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وتَعَالَى : «الْمُسَافِرُ إذا عَادَ إِلَى وَطَنِهِ أَتْحَفَ أَصْحَابَهُ وَإِنَّ تُحْفَةَ أُمَّتِكَ الصَّلَاةُ الْجَامِعَةُ بَيْنَ الْمِعْرَاجَيْنِ الْجَسْمَانِيُّ بِالآدَابِ وَاْلأَفْعَالِ، والرُّوْحَانِيُّ بِالْأَذْكَارِ وَالْأَحْوَالِ» ، وِلِهذَا وَرَدَ: «الصَّلاةُ مِعْرَاجُ الْمُؤْمِنِ» اهـ مرقاة المفاتيح 1/108

Bahwa Nabi shollallahu 'alaihi wa sallama mengalami dua peristiwa Isra' Mi'raj sekaligus, pertama Isra' Mi'raj jasmani di alam kasat mata yaitu perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha kemudian naik ke alam malakut dan alam Malail A'la. Kedua adalah Isra' Mi'raj ruhani di alam arwah, yaitu perjalanan ruh Nabi dari alam syahadah (alam yang tampak) menuju alam ghaib (alam yang tidak tampak), kemudian dilanjutkan ke alam yang maha Ghaib. Kemudian setelah Beliau hendak kembali Allah berfirman: "Seorang yang melakukan perjalanan, ketika kembali ia akan membawa oleh-oleh untuk para sahabatnya, dan oleh-olehmu untuk umatmu adalah sholat yang menggabungkan dua Mi'raj sekaligus, yaitu Mi'raj jasmani dengan adab dan gerakan (sholat syariat) dan Mi'raj Ruhani dengan dzikir dan perilaku (sholat hakikat). Oleh karena itulah dikatakan dalam salah satu dalil bahwa "sholat adalah mi'rajnya orang Mukmin."

Hadirin rahimakumullah.

Perjalan ruhani inilah yang menghantarkan Nabi saw menghadap Dzat yang maha dzahir dan maha bathin, Dzat yang keberadaanya tidak dibatasi dengan arah dan tempat, hingga Nabi kembali dengan membawa oleh-oleh yaitu syariat sholat lima waktu yang juga mengandung dua unsur lahir dan batin bahkan unsur batinlah yang menentukan nilai sholat kita di sisi Allah subhanahu wa ta'ala. Nabi saw bersabda:

«إِنَّ الْعَبْدَ لَيُصَلِّيْ الصَّلاةَ لَا يكْتَبُ لَهُ سُدُسُهَا وَلا عُشْرُهَا وَإِنَّمَا يُكْتَبُ لِلْعَبْدِ مِنْ صَلاتِهِ مَا عَقَلَ مِنْهَا» اهـ إحياء علوم الدين 1/147

Sungguh seseorang yang melakukan sholat yang dicatat dari sholatnya bukan seper enamnya, bukan pula sepersepuluhnya, akan tetapi yang dicatat adalah kadar penghayatan dari sholatnya.

Hadirin jama'ah Jumat rahimakumullah.

Semoga dengan memahami peristiwa Isra' Mi'raj ini semakin menambah iman kita kepada Allah swt, sehingga dengan hidayah dan pertolongan-Nya kita diberikan kemudahan mampu melakukan ibadah sholat dengan sempurna. Amin ya robbal alamin.

Khutbah II

أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمْ

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ [الإسراء/1]

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ وَالْآيَاتِ الْحَكِيْمِ ، إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمَ

الخُطْبَةُ الثَّانِيَةُ

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أتَمَّ عَلَيْنَا نِعْمَتَهُ ، وَأَكْمَلَ لَنَا الدِّيْنَ , وَشَرَّعَ لَنَا مِنَ الْأَعْمَالِ الصَّالِحَاتِ أَنْوَاعًا وَأَصْنَافًا لِنَتَقَرَّبَ بِهَا إِلَى رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .أَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ أَكْرَمُ الْأَكْرَمِيْنَ .وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُصْطَفَى عَلَى جَمِيْعِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ .اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ .أَمَّا بَعْدُ

فَيآأيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ , اتَّقُوا اللهَ ، اتَّقُوااللهَ تَعَالَى وَأَطِيْعُوْهُ فَإِنَّ طَاعَتَهُ أَقْوَمُ وَأَقْوَى , وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى , وَاحْذَرُوا أَسْبَابَ سَخَطِ الْجَبَّارِ فَإِنَّ أَجْسَامَكُمْ عَلَى النَّارِ لَا تَقْوَى

وَاعْلَمُوا أَنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

وَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّ يَدَ اللهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ ، وَمَنْ شَذَّ شَذَّ فِيْ النَّارِ

اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ ، وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ بِرَحْمَتِكَ يَآأرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

اللهم اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ ؛ اللهم أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ , وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ , وَاجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا , رَخَاءً , سَخَاءً , وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ؛ اللهم نَوِّرْ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ قُبُوْرَهُمْ , اللهم اغْفِرْ لِلْأَحْيَاءِ وَيَسِّرْ لَهُمْ أُمُوْرَهُمْ

اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّبَا وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ ، وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ، عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً ، وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً ، بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ ... إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يعظكم لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ , وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ ,وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ , وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Oleh: Tim al-Imaroh dan LDNU MWC Mojoagung
Sumber: Nu Online Jombang

5. Khutbah Jumat Hikmah Di Balik Peristiwa Isra Miraj

Khutbah I

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَوَصَّى وَأَحَاطَ بِكُلِّ شَيْئٍ عِلْمًا. وَأَحْصَى أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ شَهَادَةَ اْلأَتْقَى. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ مَنَّ بِجَمِيْعِ حُقُوْقِهِ قَضَى. أَمَّا بَعْدُ

أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهِ. اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Hadirin jama'ah jum'ah yang mulia,

Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada Anda semua, mari kita meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan berusaha sekuat tenaga melaksanakan semua perintah-Nya serta menjauhi larangan-laranga--Nya.

Telah maklum bahwa kita semua telah memasuki bulan Rajab, bulan yang mulia. Nabi Muhammad dalam memperhatikan bulan Rajab sampai memanjatkan doa yang sebagaimana diriwayatkan oleh Anas Ibn Malik dalam Musnad Ahmad:

أَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

"Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami pada bulan Rajab dan Sya'ban, semoga Engkau pertemukan kami dengan bulan Ramadlan." Seolah-olah bulan Rajab merupakan persiapan awal untuk menyambut bulan Ramadlan. Ia menjadi tonggak dari rangkaian ibadah-ibadah penting pada bulan yang jatuh setelahnya, yaitu bulan Sya'ban dan Ramadlan.

Sebagian ulama berkata:

رَجَبُ شَهْرُ الزَّرْعِ وَشعْبَانُ شَهْرُ السَقْيِ وَرَمَضَانُ شَهْرُ الْحَصَادِ

"Rajab adalah bulan menanam, Sya'ban adalah bulan untuk menyirami, dan Ramadlan adalah bulan panen."

Maka dari itu, marilah kita gunakan bulan Rajab ini dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal saleh, istighfar, sedekah, puasa dan lain sebagainya.

Hadirin jama'ah jum'ah yang berbahagia,

Sebagaimana kisah yang telah masyhur, pada bulan Rajab juga terdapat peristiwa ajaib dan mengagumkan, berupa isra' wal mi'raj, perjalanan nabi dari Masjidil Haram sampai Masjidil Aqsha kemudian menuju Sidratul Muntaha. Berikut beberapa kisah yang dapat kita petik dari cerita Isra' dan Mi'raj tersebut. Pertama, Isra' dan Mi'raj adalah perkara yang haq karena sharih (sangat jelas dan eksplisit) disebutkan dalam Al-Qur'an, sebuah kejadian yang pasti terjadi, pasti benar, tak ada keraguan sama sekali meskipun akal manusia tidak dapat menjangkau.

Semua hal aneh ini terjadi dalam rangka menguji dan mengukur ketebalan iman seseorang, sebab manusia tersesat adalah orang yang hanya mengukur sebuah kebenaran hanya bersandar pada akal semata. Kita harus menghindari arus pemikir yang hanya membanggakan akal dengan mengesampingkan kekuatan Allah yang lain. Karena tidak mustahil jika pola pikir demikian dilestarikan akan menjadikan ajaran agama yang tidak cocok dengan akal akan ditolak dan diingkari, na'udzubillahi min dzalik. Padahal model demikian adalah cara pandang iblis. Iblis itu disifati dengan أَوَّلُ مَنْ قَاسَ الدِّيْنَ بِرَأْيِهِ (makhluk yang pertama kali mengukur kebenaran agama dengan akalnya sendiri).

Kedua, sebelum Nabi Muhammad menghadap Allah SWT (mi'raj), beliau dibedah dadanya, dibersihkan hatinya meskipun hati Nabi sebenarnya sudah pasti bersih karena beliau ma'shum (suci dari dosa). Sebagaimana yang ditulis pengarang Simthut Durrar, Habib Ali Al Habsyi:

وَمَا أَخْرَجَ الْلأَمْلَاكُ مِنْ قَلْبِهِ أَذَى وَلَكِنَّهُمْ زَادُوْهُ طُهْرًا عَلَى طُهْرٍ

"Malaikat tidak menghilangkan kotoran dari hati Nabi, tetapi agar hati yang suci semakin menjadi suci".

Pembersiahan hati ini dilakukan sebelum Rasulullah menerima tugas sholat lima waktu. Ini juga pelajaran bagi kita sebagai umatnya yang banyak dosa bahwa saat akan menghadap Allah SWT hendaknya lebih dahulu kita bersihkan hati kita masing-masing. Maksudnya, apabila kita sholat harus dimulai dengan hati yang suci, khusyu' tidak memikirkan bab dunia. Sampai Allah SWT berfirman menggunakan lafadz " أَقِيْمُوْا الصَّلَاةَ " tidak " اِفْعَلُوْا الصَّلَاةَ ". Iqâmatusshalâh tidak sama dengan fi'lusshalâh. Fi'lusshalâh yang penting melakukan rukun dan syarat sholat sudah disebut fi'lusshalâh.

Tetapi Iqâmatusshalâh yang maknanya adalah:

اِتْيَانُ الصَّلَاةِ بِحُقُوْقِهَا الظَّاهِرَةِ وَ حُقُوْقِهَا الْبَاِطَنَة

Melaksanakan sholat dengan menjalankan syarat-rukun sholat yang dhahir dan syarat-rukun sholat yang bathin, yaitu khusyu'.

Hadirin, Lalu bagaimana agar dapat melaksanakan sholat dengan khusyu'?

Hatim Al Asham ditanya

"كَيْفَ تَخْشَعُ فِيْ صَلَاتِكَ؟"

Bagaimana engkau dapat khusyu' dalam sholatmu?

Maka ia menjawab:

أَقُوْمُ وَ أُكَبِّرُ لِلصَّلَاةِ وَ أَتَخَيَّلُ الْكَعْبَةَ أَمَامَ عَيْنِيْ

Aku berdiri membayangkan Ka'bah ada di depanku

وَالصِّرَاطَ تَحْتَ قَدَمِيْ وَالْجَنَّةَ عَنْ يَمِيْنِيْ وَالنَّارَ عَنْ شِمَالِيْ وَمَلَكَ الْمَوْتِ وَراَئِيْ

Aku membayangkan Shirath di bawah telapak kakiku, surga ada di sebelah kananku, neraka ada di sebelah kiriku dan malakul maut ada di belakangku.

Hadirin hafidzakumullah,

Dengan keterangan tadi, kita semua dapat memahami bahwa sholat yang dimaksud dalam Al-Qur'an yang تَنْهَىْ عَنِ الْفَخْشَاِء وَالمنْكَرِ itu bukan sholat biasa, tidak hanya fi'lusshalâh namun harus Iqâmatussahlâh, sholat yang benar-benar khusyu', hudlûr dan hati suci.

Semoga kita semua, dan keluarga kita dapat menjadi semakin baik, dimudahkan dalam melaksanakan semua perintah Allah SWT, mendapat ridha Allah SWT dan akhirnya masuk surga-Nya. Amin.

Khutbah II

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِالْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ, بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ, أُتْلُ مَا أُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ, اِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ, وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ, وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. اَلْحَمْدُ للهِ حَقَّ حَمْدِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْـدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا الله، إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ اَللَّهُمَّ اصْلِحْ أَإِمَّتَنَا وَأُمَّتَنَا وَقَضَاتَنَا وَعُلَمَائَنَا وَفُقَهَائَنَا وَمشَايِخَنَا صَلَاحًا تَامًّا عاَمًّا، وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُّهْتَدِيْنَ. اَللَّهُمَّ نْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ،اَللَّهُمَّ اَهْلِكْ اَعْدَاَ أَلدِّيْنَ،وَاَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِينَ،وَفُكَّ أَسْرَى الْمَأْسُوْرِيْنَ،وَفَرِّجْ عَنِ الْمَكْرُوْبِيْنَ وَاقْضِ الدَّيْنَ عَنِ الْمَدْيُوْنِيْنَ وَاكْتُبِ السَّلَامَةَ عَلَيْنَا وَعَلَى الْمُسْلِمِيْنَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرُ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الَمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلاَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قُدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا وَأَهْلَنَا وَذُرِّيَاتِنَا وَجَمِيْعَ إِخْوَانِنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الْمُتَّقِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الصَّابِرِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الشَّاكِرِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الْمُخْلِصِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الْمُجَاهِدِيْنَ مِنْ عُلَمَائِكَ الْعَامِلِيْنَ مِنَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. رَبَّنَا أَتِيْنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارَ. اِللَّهُمَّ ارْزُقْنَا حُسْنَ الْخُاتِمَةِ ×۳ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Oleh: M Rizqy Fauzi
Sumber: NU Online Jabar

6. Khutbah Jumat Bulan Rajab, Peristiwa Isra Miraj dan Sholat 5 Waktu

Khutbah I

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَوَصَّى وَأَحَاطَ بِكُلِّ شَيْئٍ عِلْمًا. وَأَحْصَى أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ شَهَادَةَ اْلأَتْقَى. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ مَنَّ بِجَمِيْعِ حُقُوْقِهِ قَضَى. أَمَّا بَعْدُ

أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهِ. اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Hadirin rahimakumullah

Di hari yang mulia ini, di hadapan para jamaah Jumat, saya berwasiat kepada jamaah sekalian dan khususnya kepada diri khatib pribadi untuk selalu meningkatkan takwa kita kepada Allah swt, yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena sebaik-baik pahala di sisi Allah swt adalah takwa.

Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 103:

وَلَوْ أَنَّهُمْ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَمَثُوبَةٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ خَيْرٌ ۖ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Artinya: Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.

Hadirin rahimakumullah

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt, Dzat yang menciptakan alam semesta beserta seisinya, sehingga tidak ada makhluk apapun dan sekecil apapun yang tidak terdeteksi oleh Allah swt. Karena sesungguhnya Allah swt sangat dekat kepada seluruh makhluknya, bahkan lebih dekat daripada urat nadi kita. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an surat Qaaf ayat 16:

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

Artinya: Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (Qaaf : 16).

Allahumma shalli ala Sayyidina Muhammad. Shalawat beserta salam tetap tercurahkan kepada nabi besar Muhammad saw, Nabi yang membawa perubahan bagi umat manusia, dari zaman kegelapan menjadi zaman yang penuh ilmu, iman dan tauhid. Salah satunya yakni membawa syariat sholat 5 waktu bagi umat Islam.

Hadirin rahimakumullah

Allah swt menciptakan bulan sebanyak 12, dan menjadikan beberapa bulan sebagai bulan agung dan mulia, agar umat Islam bisa mengambil manfaat dan kemuliaan yang ada di dalamnya, sebagaimana yang telah difirman oleh Allah swt dalam Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 36:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Artinya: Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram (At-Taubah: 36).

Dari salah satu bulan yang mulia tersebut adalah Rajab. Rajab menjadi salah satu bulan yang mulia bagi umat Islam, karena di dalamnya memiliki banyak peristiwa dan keutamaan, salah satunya terjadinya peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad saw, serta disyariatkannya sholat 5 waktu bagi umat Islam.

Sebelum peristiwa Isra' dan Mi'raj, jauh ketika masih kecil, Nabi Muhammad saw dadanya dibelah oleh Malaikat dan dibuang kotorannya sehingga hatinya menjadi bersih. Lalu ketika sudah bersih dan suci, serta imannya kuat dengan dijadikan sebagai Nabi dan Rasul, Allah memerintahkan untuk menghadap dan diberi oleh-oleh berupa sholat 5 waktu.

Pembersihan hati Ini bisa diambil pelajaran bahwa ketika kita semua akan menghadap kepada Allah swt, maka hendaknya hati kita bersih, badan kita suci dan iman kita kuat khusyu' tidak memikirkan bab dunia. Sampai Allah swt berfirman menggunakan lafal " أَقِيْمُوْا الصَّلَاةَ " tidak " اِفْعَلُوْا الصَّلَاةَ ". Iqâmatusshalâh tidak sama dengan fi'lusshalâh. Fi'lusshalâh yang penting melakukan rukun dan syarat sholat sudah disebut fi'lusshalâh.

Tetapi Iqâmatusshalâh yang maknanya adalah:

اِتْيَانُ الصَّلَاةِ بِحُقُوْقِهَا الظَّاهِرَةِ وَ حُقُوْقِهَا الْبَاِطَنَة

Melaksanakan sholat dengan menjalankan syarat-rukun sholat yang zahir dan syarat-rukun sholat yang bathin, yaitu khusyuk.

Hadirin rahimakumullah

Lalu bagaimana agar dapat melaksanakan sholat dengan benar dan khusyuk?

Hatim Al Asham ditanya:

"كَيْفَ تَخْشَعُ فِيْ صَلَاتِكَ؟"

Artinya: Bagaimana engkau dapat khusyuk dalam sholatmu?

Maka ia menjawab:

أَقُوْمُ وَ أُكَبِّرُ لِلصَّلَاةِ وَ أَتَخَيَّلُ الْكَعْبَةَ أَمَامَ عَيْنِيْ

Artinya: Aku berdiri membayangkan Ka'bah ada di depanku

وَالصِّرَاطَ تَحْتَ قَدَمِيْ وَالْجَنَّةَ عَنْ يَمِيْنِيْ وَالنَّارَ عَنْ شِمَالِيْ وَمَلَكَ الْمَوْتِ وَراَئِيْ

Artinya: Aku membayangkan Shirath di bawah telapak kakiku, surga ada di sebelah kananku, neraka ada di sebelah kiriku dan malakul maut ada di belakangku.

Selain itu juga, kita juga harus memperhatikan syarat dan rukun sholat. Harus bisa membedakan mana rukun sholat, mana sunnah-sunnahnya, dan apa saja yang bisa membatalkan sholat.

Dengan keterangan tadi, kita semua dapat memahami bahwa sholat yang dimaksud dalam Al-Qur'an yang تَنْهَىْ عَنِ الْفَخْشَاِء وَالمنْكَرِ itu bukan sholat biasa, tidak hanya fi'lusshalâh namun harus Iqâmatussahlâh, sholat yang benar-benar khusyuk, hadir dan hati dalam keadaan suci.

Hadirin hafidzakumullah

Demikianlah khutbah yang singkat ini mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua sehingga kita bisa menjadi hamba yang lebih baik.

Dan semoga juga kita semua dimudahkan dalam melaksanakan semua perintah Allah swt, serta mendapat ridha-Nya, sehingga pada akhirnya kita menjadi hamba yang ikhlas dan khusuk dalam beribadah kepada Allah swt. Amin ya rabbal alamin.

Khutbah II

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِالْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ, بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ, أُتْلُ مَا أُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ, اِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ, وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ, وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. اَلْحَمْدُ للهِ حَقَّ حَمْدِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْـدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا الله، إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ اَللَّهُمَّ اصْلِحْ أَإِمَّتَنَا وَأُمَّتَنَا وَقَضَاتَنَا وَعُلَمَائَنَا وَفُقَهَائَنَا وَمشَايِخَنَا صَلَاحًا تَامًّا عاَمًّا، وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُّهْتَدِيْنَ. اَللَّهُمَّ نْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ،اَللَّهُمَّ اَهْلِكْ اَعْدَاَ أَلدِّيْنَ،وَاَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِينَ،وَفُكَّ أَسْرَى الْمَأْسُوْرِيْنَ،وَفَرِّجْ عَنِ الْمَكْرُوْبِيْنَ وَاقْضِ الدَّيْنَ عَنِ الْمَدْيُوْنِيْنَ وَاكْتُبِ السَّلَامَةَ عَلَيْنَا وَعَلَى الْمُسْلِمِيْنَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرُ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الَمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلاَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قُدِيْرٌ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا وَأَهْلَنَا وَذُرِّيَاتِنَا وَجَمِيْعَ إِخْوَانِنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الْمُتَّقِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الصَّابِرِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الشَّاكِرِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الْمُخْلِصِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ الْمُجَاهِدِيْنَ مِنْ عُلَمَائِكَ الْعَامِلِيْنَ مِنَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. رَبَّنَا أَتِيْنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارَ. اِللَّهُمَّ ارْزُقْنَا حُسْنَ الْخُاتِمَةِ ×۳ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Oleh: Ustaz Yudi Prayoga MAg
Sumber: NU Online Lampung

7. Khutbah Jumat Empat Pelajaran dalam Peristiwa Isra Miraj

Khutbah I

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم}، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمُ

Jamaah sholat Jumat hafidhakumullah,

Alhamdulillah pada kesempatan yang berbahagia ini kita masih diberi kesempatan oleh Allah subhanahu wata'ala untuk beribadah di bulan Rajab yang mulia ini. Pada kesempatan ini kita kembali memperingati peristiwa besar dan istimewa, yaitu peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Karena itu, sebagai umat Islam, kita harus mengetahui apa makna Isra' Mi'raj, bagaimana kisah perjalanan Nabi dalam Isra' Mi'raj? Dan apa pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam?

Isra' Mi'raj adalah peristiwa yang agung, yaitu Allah subhanahu wata'ala memberikan keistimewaan pada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam untuk melakukan perjalanan mulia bersama malaikat Jibril mulai dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha untuk menghadap Allah subhanahu wata'ala sang pencipta Alam semesta. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala dalam surat Isra' ayat 1:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Imam Bukhari mengisahkan perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dalam Shahih Bukhari, Juz 5 halaman 52. Intisarinya adalah, suatu ketika Nabi berada di dalam suatu kamar dalam keadaan tidur, kemudian datang malaikat mengeluarkan hati Nabi dan mencucinya, kemudian memberikannya emas yang dipenuhi dengan iman. Kemudian hati Nabi dikembalikan sebagaimana semula. Setelah itu Nabi melakukan perjalanan Isra' Mi'raj dengan mengendarai Buraq dengan diantar oleh malaikat Jibril hingga langit dunia, kemudian terdapat pertanyaan, "Siapa ini?" Jibril menjawab: "Jibril." "Siapa yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad". "Selamat datang, sungguh sebaik-baiknya orang yang berkunjung adalah engkau, wahai Nabi." Di langit dunia ini, Nabi bertemu dengan Nabi Adam 'alaihissalam, Jibril menunjukkan bahwa Nabi Adam adalah bapak dari para nabi. Jibril memohon kepada Nabi Muhammad untuk mengucapkan salam kepada Nabi Adam, Nabi Muhammad mengucapkan salam kepada Nabi Adam 'alaihissalam, sebaliknya Nabi Adam juga membalas salam kepada Nabi Muhammad.

Perjalanan dilanjutkan menuju langit kedua, di sini Nabi bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Isa. Di langit ketiga, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Yusuf 'alaihissalam, di langit keempat, Nabi bertemu dengan Nabi Idris, di langit kelima Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Harun 'alaihissalam, di langit keenam, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa, Nabi Musa menangis karena Nabi Muhammad memiliki umat yang paling banyak masuk surga, melampaui dari umat Nabi Musa sendiri. Dan terakhir di langit ketujuh, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Setelah itu, Nabi Muhammad menuju Sidratil Muntaha, tempat Nabi bermunajat dan berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala. Kemudian Nabi naik menuju Baitul Makmur, yaitu baitullah di langit ketujuh yang arahnya lurus dengan Ka'bah di bumi, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat masuk untuk berthawaf di dalamnya. Kemudian Nabi disuguhi dengan arak, susu, dan madu. Nabi kemudian mengambil susu, Jibril mengatakan: "Susu adalah lambang dari kemurnian dan fitrah yang menjadi ciri khas Nabi Muhammad dan umatnya."

Di Baitul Makmur, Nabi Muhammad bertemu dengan Allah subhanahu wata'ala. Allah mewajibkan kepada Nabi untuk melaksanakan sholat fardlu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi menerima dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Nabi Musa 'alaihissalam. Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan perintah sholat lima puluh kali sehari, Nabi Musa mengatakan, umatku telah membuktikannya. Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk kembali pada Allah subhanahu wata'ala, mohonlah keringanan untuk umatmu. Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi sholat sepuluh kali. kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa mengingatkan sebagaimana yang pertama. Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali, dan akhirnya Allah mewajibkan sholat lima waktu. Nabi Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi musa tetap mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali menghadap pada Allah. Saya ridho dan pasrah kepada Allah.

Jamaah sholat Jumat hafidhakumullah,

Imam Ibnu Katsir dalam kitab Bidayah wa Nihayah, Sirah Nabawiyah, Juz 2 halaman 94 menceritakan, keesokan harinya, Nabi menyampaikan peristiwa tentang Isra' Mi'raj terhadap kaum Quraisy. Mayoritas orang Quraisy inkar terhadap kisah yang disampaikan Nabi Muhammad, bahkan sebagian kaum muslimin ada yang kembali murtad karena tidak percaya terhadap kisah yang disampaikan Nabi. Melihat hal tersebut, Abu Bakar bergegas untuk membenarkan kisah Isra' Mi'raj Nabi, beliau mengatakan: sungguh aku percaya terhadap berita dari langit, apakah yang hanya tentang berita Baitul Maqdis aku tidak percaya? Sejak saat itu sahabat Abu Bakar dijuluki Nabi dengan sebutan Abu Bakar As-Shiddiq, Abu Bakar yang sangat jujur.

Apa pelajaran yang dapat kita ambil dari peringatan Isra' Mi'raj? Ali Muhammad Shalabi dalam Sirah Nabawiyah: 'Irdlu Waqâi' wa Tahlîl Ihdats, juz 1 halaman 209 menjelaskan, pertama, Isra' Mi'raj adalah kemuliaan dan keistimewaan dari Allah kepada hambanya tercinta, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Nabi baru saja mengalami hal yang amat menyedihkan, yaitu wafatnya Dewi Khodijah sebagai istri tercinta, yang selalu mengorbankan jiwa, tenaga, pikiran, dan hartanya demi perjuangan Nabi, serta wafatnya paman tercinta yaitu Abu Thalib, yang selalu melindungi Nabi dari kekejaman kaum Quraisy. Allah ingin menguatkan hati Nabi dengan melihat secara langsung kebesaran Allah subhanahu wata'ala. Sehingga hati Nabi semakin mantap dan teguh dalam menyebarkan Agama Allah subhanahu wata'ala. Ini memberikan pelajaran kepada kita, bahwa siapa pun yang berjuang di jalan Allah, dan menegakkan agama, seperti dengan memakmurkan masjid, memakmurkan majlis ilmu, dzikir dan tahlil, Allah akan memberikan kebahagiaan dan keistimewaan baginya.

Kedua, kewajiban menjalankan sholat lima waktu bagi setiap muslim. Musthofa As Siba'i dalam kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus wa Ibar, jilid 1 halaman 54 menjelaskan bahwa jika Nabi melakukan Isra' Mi'raj dengan ruh dan jasadnya sebagai mukjizat, sebuah keharusan bagi tiap Muslim menghadap (mi'raj) kepada Allah subhanahu wata'ala lima kali sehari dengan jiwa dan hati yang khusyu'. Dengan sholat yang khusyu', seseorang akan merasa diawasi oleh Allah subhanahu wata'ala, sehingga ia malu untuk menuruti syahwat dan hawa nafsu, malu untuk berkata kotor, malu untuk mencaci orang lain, malu untuk berbuat bohong, dan sebaliknya lebih senang dan mudah untuk melakukan banyak kebaikan. Hal tersebut demi untuk mengagungkan keesaan Allah, kebesaran Allah, sehingga dapat menjadi makhluk Allah yang terbaik di muka bumi ini.

Ketiga, Isra' Mi'raj adalah mukjizat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dengan perjalanan beliau dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dalam sejarah, Itu adalah perjalanan pertama manusia di dunia menuju luar angkasa, dan kembali menuju bumi dengan selamat. Jika hal ini telah terjadi di zaman Nabi, 1400 tahun yang lalu, hal tersebut memberikan pelajaran bagi umat Islam agar mandiri, belajar, bangkit dan meningkatkan kemampuan, tidak hanya dalam masalah agama, sosial, politik, dan ekonomi, namun juga harus melek terhadap sains dan teknologi. Perjalanan menuju ke luar angkasa adalah sains dan teknologi tingkat tinggi yang menjadi salah satu tolak ukur kemajuan sebuah umat dan bangsa.

Keempat, dalam perjalanan Isra' Mi'raj, terdapat penyebutan dua masjid umat Islam, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Hal tersebut memberikan pelajaran bagi kita bahwa Masjidil Aqsha adalah bagian dari tempat suci umat Islam. Membela Masjidil Aqsha dan sekelilingnya sama saja dengan membela agama Islam. Wajib bagi tiap muslim sesuai dengan kemampuan masing-masing untuk selalu berjuang dan berkorban untuk kemerdekaan dan keselamatan Masjidil Aqhsa Palestina. Baik dengan diplomasi politik, bantuan sandang pangan, maupun dengan harta. Semoga kita selalu menjadi umat yang selalu dapat mengambil hikmah dan dari peristiwa Isra' Mi'raj ini dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Allahumma Aamin.

جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ. أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Oleh: Rustam Ibrahim
Sumber: NU Online

8. Khutbah Jumat Hadiah Isra Wal Miraj

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن

أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِه, لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَه, لِنُرِيَه, مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّه, هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melangkahkan kaki kita Allah yang telah Mengayunkan kedua tangan kita dan Allah yang menggerakkan hati kita sampai kita bisa hadir di masjid untuk melaksanakan salat Jumat berjamaah.

Shalawat berangkaikan salam selalu dan akan selalu tercurahkan kepada penghulu alam sang revolusioner Islam yaitu Baginda Nabi Besar Muhammad SAW semoga sholawat kita sampai Kepada beliau kepada keluarganya kepada sahabatnya dan semoga kita mendapatkan syafaatnya di yaumul akhir nanti.

Pada kesempatan yang mulia ini Khatib berwasiat khususnya untuk diri Khotib pribadi dan umumnya kepada jamaah sekalian marilah kita tingkatkan dan kuatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT sebagai wujud penghambaan kita kepada-Nya yang menumbuhkan rasa takut pada diri kita untuk melanggar perintah-perintah-Nya.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Di antara tanda-tanda orang yang bertakwa telah disebutkan dalam al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 3:

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ

"(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,"

Dari ayat ini kita bisa memahami bahwa orang yang bertakwa itu percaya kepada hal yang tak tampak mata dan juga tidak bisa dirasa dan direkam oleh indra serta tak bisa dinalar secara akal manusia. Hal ini disebut dengan istilah gaib. Orang yang bertakwa juga dicirikan dengan konsistensinya dalam menjalankan sholat sebagai ibadah vertikal menyembah Allah swt.

Dalam kaitannya dengan ketakwaan maka orang yang bertakwa wajib hukumnya mengimani peristiwa Isra' wal Mi'rajnya nabi Muhammad SAW sebagaimana tercantum dalam surat al-Isra' ayat 1:


سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

"Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dalam perjalanan spiritual ini, Nabi Muhammad mendapatkan 'oleh-oleh' yang sangat monumental dan menjadi hal yang paling sering disebut pada bulan Rajab yakni perintah sholat lima waktu. Pembahasan tentang sholat ini penting untuk diingatkan kembali kepada umat Islam pada bulan Rajab ini sebagai upaya untuk menguatkan kembali kesadaran bahwa sholat adalah sebuah kebutuhan bagi umat Islam.

Bukan hanya sekedar kewajiban saja. Mengapa kita butuh? Karena sholat menjadi satu media penting untuk mendekatkan diri dan menyembah Allah swt. Allah tidak butuh hambanya, Allah tidak butuh sholat hambanya, Allah tidak butuh apapun dari Hambanya. Hambanya tidak melaksanakan sholat tidak akan pernah mengurangi keagungan dan ke-Esa-an Allah swt. Hambanyalah yang butuh Rahman dan Rahimnya Allah swt.

Dengan menunaikan sholat, kita telah menunjukkan komitmen untuk menjalankan misi utama diciptakannya manusia ke dunia yakni untuk beribadah kepada Allah swt. Hal ini sudah disebutkan dalam al-Qur'an surat Ad-Dzariyat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

sholat adalah salah satu Ibadah yang tidak akan gugur kewajibannya sebelum orang tersebut menunaikannya. Bahkan di dalam salah satu Riwayat sholat adalah sebagai Tiangnya agama. Kalau kita bayangkan dengan sebuah Rumah. Apa jadinya kalau bangunan Rumah tidak ada Tiangnya atau Tiangnya tidak kokoh maka cepat atau lambat Rumah tersebut akan Roboh.

Di antara begitu banyaknya khasiat orang yang mengerjakan sholat di antaranya sebagai:

Pertama, Salah satu cara agar terhindar dari perbuatan keji dan mungkar.

اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ

"Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar." (al-'Ankabut [29]: 45)

Kedua, Penolong dikala kesulitan.

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ

"Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk," (al-Baqarah [2]: 45)

Dan masih banyak lainnya keistimewaan dan khasiat dari sholat yang diwajibkan oleh Allah swt.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Pada Akhirnya Marilah di bulan Rajab ini kita jadikan peristiwa Isra Mi'raj sebagai media untuk lebih menguatkan keimanan dan ketakwaan kepada hal-hal yang gaib serta menjadikan sholat sebagai ibadah yang benar-benar bisa membuahkan hasil nyata yang berdampak pada kehidupan diri dan masyarakat sekitar.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا

عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ

. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

. اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.

عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Oleh: Muhammad Rizki
Sumber:Nu Online Banten

9. Khutbah Jumat Sejarah dan Hikmah Peristiwa Terjadinya Isra Miraj Nabi Muhammad

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ (الإسراء: ١)

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.

Ma'asyiral Muslimin rahimukumullah,

Di bulan Rajab yang mulia ini kita bertemu dengan sebuah momen yang agung, yaitu peringatan Isra' dan Mi'raj. Allah swt, berfirman:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ (الإسراء: ١)

Artinya: Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari al-Masjidil Haram ke al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat (QS al-Isra': 1).

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Mu'jizat Isra' telah tetap dengan nash Al-Qur`an, hadits-hadits yang shahih dan ijma'. Oleh karena itu, kita wajib mengimaninya. Perjalanan Isra' terjadi dengan roh dan jasad Nabi.

Hal itu bukanlah sesuatu yang sulit bagi Allah, karena Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Oleh karenanya, para ulama menegaskan: Barangsiapa yang mengingkari mukjizat Isra', berarti ia telah mendustakan Al-Qur'an dan barangsiapa mendustakan Al-Qur'an maka ia tidak lagi tergolong sebagai bagian dari kaum muslimin.

Ma'asyiral Muslimin rahimukumullah,

Perjalanan Isra' dimulai dari rumah Ummu Hani' binti Abu Thalib sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Anas bin Malik ra, ia berkata: Abu Dzarr menyampaikan hadits bahwa Rasulullah bersabda:

Artinya: Atap rumahku dibuka, ketika itu aku di Makkah, Jibril turun dan membelah dadaku, lalu membasuhnya dengan air zamzam, kemudian ia datang membawa bejana emas yang penuh dengan hikmah dan iman, maka ia menuangkannya di dadaku, kemudian menutup dadaku kembali (HR Muslim).

Al-Baihaqi meriwayatkan dari sahabat Syaddad bin Aus ra, ia berkata: Kami bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana engkau diperjalankan Isra'? Nabi menceritakan:

"Aku melakukan sholat malam bersama para sahabatku di Makkah, lalu Jibril mendatangiku dengan binatang putih, postur tubuhnya lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghl (peranakan kuda dan keledai), maka Jibril berkata: 'Naiklah!' Namun Buraq bergoyang kegirangan saat aku mendekatinya. Lalu Jibril memutar Buraq dengan memegang telinganya dan menaikkanku ke atas punggungnya, sehingga akhirnya binatang tersebut berangkat membawa kami. Kakinya melangkah sejauh pandangan matanya, hingga kami sampai ke suatu daerah yang penuh dengan pohon kurma, lalu Jibril menurunkanku seraya berkata: 'Laksanakanlah sholat di tempat ini!' aku pun melaksanakan sholat di tempat tersebut. Kemudian kami naik ke atas Buraq lagi dan Jibril berkata: 'Tahukah engkau di mana engkau tadi melakukan sholat?' Aku menjawab: 'Allah-lah yang Maha Mengetahui.' Jibril berkata: 'Engkau tadi melakukan sholat di Yatsrib, di Thaybah (yang di kemudian hari disebut Madinah).'

Demikianlah, Nabi di malam itu berpindah dari satu tempat ke tempat berikutnya dengan mengendarai Buraq, dan ditemani oleh malaikat Jibril. Nabi melakukan sholat di bukit Thur Saina (Tursina), tempat diperdengarkannya kalam Allah kepada Nabi Musa as, kemudian di Bait Lahm (Betlehem), tempat 'Isa al-Masih bin Maryam as dilahirkan. Nabi bercerita:

"Kemudian Jibril kembali membawaku hingga kami memasuki kota Baitul Maqdis dari pintu Yamani. Jibril pun mendatangi arah kiblat al-Masjidil Aqsha dan mengikat Buraq di sana. Lalu kami memasuki al-Masjidil Aqsha dari pintu yang terkena cahaya matahari dan bulan. Kemudian aku melakukan sholat di salah satu tempat di masjid tersebut."

Ma'asyiral Muslimin rahimukumullah,

Peringatan Isra' adalah peringatan yang agung, yang menyegarkan ingatan kita tentang sejarah hidup makhluk Allah yang paling agung, pemimpin makhluk seluruhnya yang menjelaskan hakikat kebenaran dan menampakkannya, pemilik mukjizat-mukjizat yang luar biasa nan menakjubkan, penghulu para nabi, Nabi agung Muhammad saw.

Di malam yang agung tersebut, Allah memperlihatkan keutamaan dan kemuliaan Sayyidina Muhammad saw di atas semua nabi dan rasul. Allah mengumpulkan untuk Nabi kita Muhammad saw, semua nabi dan rasul di Baitul Maqdis. Lalu Nabi Muhammad melaksanakan sholat sebagai imam bagi mereka semua.

Dalam perjalanan Isra', Nabi Muhammad saw, melihat banyak sekali keajaiban-keajaiban yang mengandung hikmah dan pelajaran bagi kita semua.

Di antaranya, ketika beliau melewati kuburan tukang sisir putri Fir'aun, beliau mencium bau wangi yang muncul dari kuburan perempuan muslimah yang shalihah tersebut, perempuan yang Allah berikan kepadanya dan kepada anak-anaknya karunia mati syahid.

Dalam kisahnya, bahwa suatu hari perempuan ini tengah menyisir rambut putri Fir'aun. Lalu jatuhlah sisir dari tangannya. Ia lalu berucap: "Bismillah (dengan menyebut nama Tuhan Allah)." Putri Fir'aun bertanya kepadanya: "Apakah kamu memiliki tuhan selain ayahku?" Tukang sisir itu menjawab: "Iya, Tuhanku dan Tuhan ayahmu adalah Allah."

Putri Fir'aun kemudian memberitahukan hal itu kepada ayahnya. Fir'aun lantas meminta tukang sisir itu untuk meninggalkan agamanya. Akan tetapi tukang sisir menolak. Fir'aun lalu memanaskan air di suatu wadah besar yang diisi minyak hingga mendidih. Kemudian ia memerintahkan para algojonya untuk melemparkan anak-anak tukang sisir itu satu persatu ke air panas tersebut, sehingga daging mereka meleleh dan lepas dari tulangnya.

Namun tukang sisir tidak surut sedikit pun untuk mempertahankan imannya. Hingga tibalah giliran anaknya yang masih menyusu untuk dilempar. Tiba-tiba anak itu berbicara kepada ibunya. Allah menjadikannya bisa bicara. Anak itu berkata: "Wahai Ibuku, bersabarlah karena siksa akhirat lebih pedih dari siksa dunia. Janganlah engkau gentar dan mundur selangkah pun, sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran."

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Mampukah kita di masa sekarang ini meraih puncak kesabaran seperti ini? Di masa yang penuh godaan ini, mampukah kita mempertahankan kebenaran yang kita yakini? Seberapa kuat kita mampu memegang teguh nilai-nilai kebenaran yang diajarkan Baginda Rasulullah saw? Di masa yang penuh dengan fitnah ini, bisakah kita meneladani Masyithah (tukang sisir putri Fir'aun)?

Marilah kita berintrospeksi, menanyai diri sendiri. Apakah kita telah mengerjakan apa yang Allah wajibkan kepada kita? Apakah kita telah menjauhi segala hal yang Allah haramkan? Apakah kita telah melaksanakan sholat pada waktunya? Apakah kita telah membayar zakat yang diwajibkan atas kita?

Rasulullah dalam perjalanan Isra'nya juga melihat orang-orang yang menyebar seperti binatang-binatang ternak, aurat mereka hanya tertutup dengan kain-kain kecil. Jibril berkata kepada Rasulullah: "Mereka adalah orang-orang yang tidak menunaikan zakat."

Nabi juga melihat sekumpulan orang yang retak dan pecah kepalanya, kemudian kembali seperti semula. Jibril berkata: "Mereka adalah orang-orang yang enggan dan malas menunaikan kewajiban sholat."

Rasulullah juga melihat orang-orang yang memperebutkan daging busuk dan mengabaikan daging bagus yang sudah terpotong-potong. Jibril berkata: "Mereka adalah orang-orang dari umatmu yang meninggalkan sesuatu yang halal, dan lebih memilih sesuatu yang haram dan keji, lalu memakannya. Mereka adalah para pezina." Rasulullah juga melihat orang-orang yang meminum nanah yang keluar dari para pezina. Jibril berkata: "Mereka adalah para peminum khamr yang diharamkan oleh Allah di dunia."

Inilah sebagian keajaiban yang Allah perlihatkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw, dalam perjalanan Isra'. Mudah-mudahan kita dapat memetik hikmah dan pelajaran darinya.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضٰالِّيْنَ وَلاَ مُضِلِّيْنَ، اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا وآمِنْ رَّوْعَاتِنَا وَاكْفِنَا مَا أَهَمَّنَا وَقِنَا شَرَّ ما نَتَخوَّفُ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبٰى ويَنْهٰى عَنِ الفَحْشٰاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Sumber: NU Online Lampung

Itulah kumpulan contoh khutbah Jumat di bulan Rajab tentang Isra Miraj. Semoga berguna!




(edr/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads