Sebuah kolam air kuno yang berusia sekitar 2 miliar tahun ditemukan di Kanada, Amerika Utara. Sumber air yang mengalir itu membuktikan kehidupan dari miliaran tahun lalu.
Melansir detikINET, Sabtu (11/1/2025), kolam ini ditemukan oleh para ilmuwan Universitas Toronto, Kanada pada 2016 lalu. Mereka menemukan kolam kuno yang airnya masih menggelembung keluar dari dalam tanah.
Tim peneliti yang dipimpin Profesor Barbara Sherwood Lollar itu menelusuri sebuah tambang di Ontario, Kanada mencari sumber daya mineral di perut bumi. Tambang itu digali semakin dalam untuk mencari tembaga, seng, dan perak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim Sherwood mengambil kesempatan itu untuk menjelajahi tambang lebih dalam hingga hampir mencapai kedalaman 3 km di bawah permukaan tanah. Tak disangka, mereka menemukan sumber air tertua di bumi yang setidaknya berumur 2 miliar tahun.
"Ketika orang-orang berpikir tentang air ini, mereka berasumsi bahwa itu pasti sejumlah kecil air yang terperangkap di dalam batu," kata Sherwood mengutip IFLScience.
Sumur yang mereka temukan masih mengeluarkan air dari dalam tanah. Bahkan air yang keluar, kata Sherwood, memiliki volume yang besar.
"Namun pada kenyataannya, air itu benar-benar mengalir keluar. Air ini mengalir dengan kecepatan liter per menit, volume airnya jauh lebih besar daripada yang diperkirakan siapa pun," ungkapnya.
Setelah menemukan sumber air itu, mereka melakukan identifikasi usia sumur dengan mengukur gas helium, argon, dan xenon yang terperangkap di dalam sumur. Namun sebelum itu melakukan penelitian lebih lanjut, mereka menguji air dengan mencicipi untuk menentukan usia air tersebut.
Meski tak cukup aman untuk mencicipi air tersebut, Sherwood mengatakan metode itu merupakan hal yang biasa bagi para ilmuwan. Diketahui umur air dapat ditentukan dari rasanya, semakin asin maka semakin tua usia airnya.
"Secara ilmiah terlalu berharga untuk disia-siakan seperti itu," katanya.
"(Rasa airnya) sangat asin dan pahit, jauh lebih asin daripada air laut," terang Sherwood usai mencelupkan jarinya ke air dan mencobanya.
Selain itu, peneliti juga menemukan tanda-tanda kehidupan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam air tersebut. mereka menemukan jejak kimia yang ditinggalkan oleh organisme bersel tunggal yang hidup dalam air itu.
"Dengan melihat sulfat dalam air, kami melihat sidik jari yang menunjukkan adanya kehidupan. Dan kami dapat menunjukkan bahwa tanda dalam air pasti dihasilkan oleh mikrobiologi, dan yang terpenting pasti telah terbentuk dalam skala waktu yang sangat panjang," ujar Sherwood, mengutip BBC News.
Sherwood mengatakan mikroba membutuhkan waktu yang panjang untuk meninggalkan jejak kehidupan. Hal ini juga memperkuat informasi tentang umur kolam yang sudah sangat tua.
"Mikroba yang menghasilkan tanda ini tidak mungkin melakukannya dalam semalam. Ini bukan sekadar tanda mikrobiologi modern. Ini pasti merupakan indikasi bahwa organisme telah hadir dalam air ini pada skala waktu geologis," imbuhnya.
Fakta bahwa organisme mampu bertahan hidup dan berkembang dalam air yang sangat tua dan dalam di kerak bumi memiliki peran penting. Tak hanya membantu menemukan jejak kehidupan purba, hal ini dapat membantu pencarian kehidupan di tempat lain di tata surya.
Penemuan kolam air pada 2016 ini menggeser rekor air tertua berusia 1,5 miliar tahun yang ditemukan pada 2013 silam oleh tim ilmuwan yang sama di tambang yang sama juga. Hanya saja penemuan air pada 2013 itu berada di kedalaman sekitar 2,5 km di bawah tambang.
(asm/hmw)