Gereja Makam Suci di Yerusalem diyakini Umat Kristiani sebagai Makam Yesus Kristus. Namun, terjadi perbedaan pendapat di antara para peneliti mengenai usia hingga keaslian makam Yesus itu.
Melansir detikINET yang mengutip dari laman National Geographic, Jumat (3/1/2025), makam Kudus di Yerusalem telah mengalami kehancuran selama berabad-abad akibat berbagai faktor seperti serangan, kebakaran, hingga gempa bumi. Makam ini juga pernah hancur total pada 1009 M sebelum dibangun kembali.
Hal itu memicu keraguan di kalangan cendekiawan tentang keaslian situs tersebut sebagai Makam Yesus. Pada 2017, ada hasil uji ilmiah yang menunjukkan bahwa sisa-sisa gua batu kapur di dalamnya sesuai dengan makam yang ditemukan oleh masyarakat Romawi Kuno sekitar 17 abad lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian itu belum bisa memastikan apakah Yesus memang dimakamkan di Makam Suci Yerusalem. Meski begitu, tanggal penemuan pada 326 M bertepatan dengan masa kaisar Kristen pertama di Roma, Kaisar Konstantin.
Selain itu, mortar yang ditemukan antara batu kapur asli makam dan lempengan marmer penutup diperkirakan berasal dari sekitar 345 M. Berdasarkan catatan sejarah, makam ini pertama kali ditemukan dan diabadikan oleh orang Romawi sekitar tahun 326 M.
Hingga saat ini, arsitektur tertua yang ditemukan di Makam Yesus itu berasal dari masa perang salib. Hal itu bisa menunjukkan bahwa bangunan itu berusia kurang dari 1.000 tahun.
Belakangan diketahui, pada tahun 1980, Dr. James Tabor, seorang sarjana dan sejarawan terkemuka serta pensiunan Profesor Yudaisme Kuno dan Kekristenan Awal telah mengklaim hasil temuannya mengenai keberadaan Makam Yesus yang asli. Makam itu ada di dalam sebuah peti mati kuno berisi tulang manusia.
Tabor menjelaskan dalam temuannya itu ada tulisan inskripsi dalam bahasa Yunani yang jika diterjemahkan berarti 'Tuhan, bangkitlah bangkitlah!'. Tabor juga mengklaim jika dalam peti mati itu Yesus dikuburkan bersama Maria Magdalena.
Namun, riset penelitian Tabor itu menimbulkan kontroversi bagi para kaum rohaniawan Kristen. Mereka menganggap temuan itu sebagai suatu kebohongan belaka.
Di sisi lain, secara arkeologis, sulit untuk membuktikan bahwa makam tersebut merupakan tempat Yesus disemayamkan dari Nazaret usai disalib di Yerusalem. Jika mengacu pada catatan Perjanjian Baru, Yesus disalib sekitar tahun 30 atau 33 M.
Diketahui Makam Suci di Yerusalem akhirnya dibuka pada Oktober 2016 setelah kuil yang melindungi makam (Edicule) menjalani restorasi besar oleh tim interdisipliner dari Universitas Teknik Nasional Athena. Makam tersebut telah tertutup dengan batuan dinding marmer setidaknya sejak tahun 1555 M.
Batuan dinding itu sengaja digunakan untuk mencegah para jemaat yang ingin mengambil batu asli sebagai kenang-kenangan ketika melakukan ziarah makam. Hal itu sekaligus menjaga keaslian dan yang menjadi tolak ukur penentuan usia makam.
Temuan itu juga telah melalui riset penelitian panjang tentang material tanah, permukaan batu asli, usia sarkofagus, dan letak wilayah yang memiliki kesamaan persis. Riset juga meneliti kesesuaian dengan catatan pada Kitab Injil umat Kristen dan Kitab Taurat umat Yahudi.
Dalam upaya pemugaran Edicule, para ilmuwan menemukan bahwa sebagian besar gua pemakaman masih tertutup di dalam dinding kuil. Sampel mortar yang diambil dari sisa-sisa dinding selatan gua diberi tanggal tahun 335 dan 1570 M. Tahun itu menjadi bukti tambahan pekerjaan konstruksi makam dari periode Romawi serta pemugaran pada abad ke-16 yang terdokumentasi.
Sementara mortar yang diambil dari pintu masuk diberi tanggal abad ke-11 dan konsisten dengan rekonstruksi Edicule setelah kehancuran pada tahun 1009. Sampel mortar itu diberi tanggal secara independen di dua laboratorium terpisah menggunakan pendaran cahaya terstimulasi optik (OSL), sebuah teknik yang menentukan waktu sedimen kuarsa terakhir kali terpapar cahaya.
Hasil ilmiah itu dipublikasikan oleh Moropoulu dan timnya dalam Journal of Archaeological Science: Reports edisi 2018.
Yesus Kristus merupakan entitas keagamaan yang menjadi subjek perdebatan tiada henti. Pakar modern meyakini bahwa ada bukti yang mendukung keberadaan Yesus Kristus, meki sebagian masih meragukan.
Penelitian mengenai keberadaan Yesus Kristus melibatkan berbagai bidang seperti sejarah, arkeologi, sains, dan teknologi. Sementara itu perdebatan mengenai tempat Yesus dimakamkan diperkirakan akan terus berlanjut meski ada berbagai penemuan baru nantinya.
(asm/hsr)