Renungan Akhir Tahun Katolik, Memaknai Perayaan Oktaf Natal

Renungan Akhir Tahun Katolik, Memaknai Perayaan Oktaf Natal

Fatmawati Hamzading - detikSulsel
Jumat, 27 Des 2024 20:30 WIB
ilustrasi berdoa alkitab
Foto: Getty Images/rudi_suardi
Makassar -

Tahun Baru 2025 tinggal menghitung hari. Sebelum memulai awal tahun yang baru, umat Katolik dapat melakukan renungan akhir tahun sebagai momen refleksi mendalam.

Melalui renungan akhir tahun, umat diajak untuk merenungkan makna kedatangan Yesus Kristus sebagai Sang Juru Selamat. Serta meninjau kembali perjalanan hidup selama satu tahun terakhir.

Dilansir dari situs Iman Katolik, berdasarkan kalender liturgi tanggal 27 hingga 30 Desember 2024, terdapat beberapa ayat Alkitab yang dapat dijadikan renungan harian. Renungan harian ini tentunya dapat dibaca dalam doa pribadi maupun keluarga, sebagai terang Tuhan di setiap langkah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun ayat Alkitab yang dapat dibaca sendiri atau bersama adalah 1 Yohanes 1:1-4; Mazmur 97:1-2, 5-6, 11-12; Yohanes 20:2-8, 1 Yohanes 1:1-2:3, 1 Yohanes 1:5-2:2, Mazmur 124:2-3, 4-5, 7b-8; Matius 2;13:18; Keluaran 1:8-16, 22.

Simak ayat-ayat Alkitab sebagai renungan akhir tahun menjelang Tahun Baru 2025.

ADVERTISEMENT

Renungan Akhir Tahun Katolik 27-30 Desember 2024

1 Yohanes 1:1

Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup?itulah yang kami tuliskan kepada kamu.

1 Yohanes 1:2

Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.

1 Yohanes 1:3

Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.

1 Yohanes 1:4

Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.

1 Yohanes 1:1

Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup?itulah yang kami tuliskan kepada kamu.

1 Yohanes 1:2

Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.

1 Yohanes 1:3

Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.

1 Yohanes 1:4

Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.

1 Yohanes 1:5

Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.

1 Yohanes 1:6

Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.

1 Yohanes 1:7

Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

1 Yohanes 1:8

Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.

1 Yohanes 1:9

Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

1 Yohanes 1:10

Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

1 Yohanes 2:1

Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.

1 Yohanes 2:2

Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

1 Yohanes 2:3

Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.

Mazmur 97:1

TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita!

Mazmur 97:2

Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.

Mazmur 97:5

Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan TUHAN, di hadapan Tuhan seluruh bumi.

Mazmur 97:6

Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.

Mazmur 97:11

Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati.

Mazmur 97:12

Bersukacitalah karena TUHAN, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Yohanes 20:2

Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan."

Yohanes 20:3

Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur.

Yohanes 20:4

Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur.

Yohanes 20:5

Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.

Yohanes 20:6

Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah,

Yohanes 20:7

Sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.

Yohanes 20:8

Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.

1 Yohanes 1:5

Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.

1 Yohanes 1:6

Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.

1 Yohanes 1:7

Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

1 Yohanes 1:8

Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.

1 Yohanes 1:9

Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

1 Yohanes 1:10

Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

1 Yohanes 2:1

Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.

1 Yohanes 2:2

Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

Mazmur 124:2

Jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita,

Mazmur 124:3

Maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita;

Mazmur 124:4

Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir melingkupi diri kita,

Mazmur 124:5

Maka telah mengalir melingkupi diri kita air yang meluap-luap itu.

Mazmur 124:7

Jiwa kita terluput seperti burung dari jerat penangkap burung; jerat itu telah putus, dan kitapun terluput!

Mazmur 124:8

Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.

Matius 2:13

Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."

Matius 2:14

Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir,

Matius 2:15

Dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

Matius 2:16

Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.

Matius 2:17

Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia:

Matius 2:18

"Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."

Keluaran 1:8

Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf.

Keluaran 1:9

Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita.

Keluaran 1:10

Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan?jika terjadi peperangan?jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini."

Keluaran 1:11

Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.

Keluaran 1:12

Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.

Keluaran 1:13

Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,

Keluaran 1:14

Dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.

Keluaran 1:15

Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya:

Keluaran 1:16

"Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup."

Keluaran 1:22

Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup."

Kisah Santo Yohanes, Rasul dan Pengarang Injil

Menjelang akhir tahun, Kisah Santo Yohanes, seorang Rasul sekaligus Pengarang Injil dan Kiah tentang Pesta Kanak-kanak Suci biasanya dibacakan sebagai bahan renungan. Kisahnya sering kali dijadikan contoh dalam memaknai perjuangan dalam menjalani kehidupan.

Melansir dari situs Iman Katolik, berikut Kisah Santo Yohanes yang dapat dijadikan bahan renungan:

Santo Yohanes, Rasul dan Pengarang Injil

Santo Yohanes Rasul, anak Zebedeuz (Mrk 1:19 dst) berasal dari Betsaida, sebuah dusun nelayan di pantai tasik Genesareth. Ia sendiri seorang nelayan Galilea. Ayahnya Zebedeus, seorang nelayan yang tergolong berkecukupan. Ibunya Salome tergolong wanita pelayan dan pengiring setia Yesus, bahkan sampai ke bulit Kalvari dan kubur Yesus.

Bersama dengan saudaranya Yakobus dan Petrus, Yohanes termasuk kelompok rasul inti dalam bilangan keduabelasan; ia bahkan disebut sebagai murid kesayangan Yesus (Yoh 21:20). Mereka bertiga (Yohanes, Yakobus dan Petrus) adalah saksi peristiwa pembangkitan puteri Yairus (Mrk 5:37 dst); saksi peristiwa perubahan rupa Yesus di gunung Tabor (Mrk 9:2 dst) dan saksi peristiwa sakratul maut dan doa Yesus di taman Getzemani (Mrk 14:33). Bersama Andreas, Yohanes adalah murid Yohanes Pemandi (Yoh 1:40). Yohanes Pemandi-lah yang menyuruh mereka berdua pergi kepada Yesus dan bertanya: "Rabbi, di manakah Engkau tinggal? (Yoh 1:36-39).

Putera-putera Zebedeus itu terbilang kasar. oleh karena itu mereka dijuluki 'putera-putera guntur'. Bersama Yakobus kakaknya, Yohanes meminta kepada Yesus dengan perantaraan ibunya, agar mereka boleh duduk di sisi kanan-kiri Yesus di dalam kerajaan-Nya nanti. Keduanya pun berani berjanji akan meminum piala sengsara untuk memperoleh hal yang dipintanya itu; tetapi Yesus menjawab bahwa hal itu adalah urusan Bapa-Nya di surga (Mrk 10:35-41).

Nama Yohanes tidak disebutkan di dalam Injil ke-4. Hanya di dalam bab 21, yang secara umum dianggap sebagai tambahan dari waktu kemudian, ditemukan ungkapan "para putera Zebedeus." Demikian pula ungkapan yang mengatakan "murid yang dicintai Yesus" (ay. 20) baru muncul pada bab 13. Di dalam jemaat purba, Yohanes menempati satu kedudukan sebagai pemimpin (Kis 3-8). Paulus menjuluki dia sebagai "tiang agung/sokoguru Gereja" (Gal 2:9). Di dalam daftar keduabelasan rasul, kedudukannya langsung berada di belakang Petrus. Di dalam tradisi yang lebih muda, ia dikenal sebagai penulis Kitab Wahyu dan Surat-surat pertama sampai Ketiga Yohanes. Menurut Wahyu 1:9 ia tinggal di pulau Patmos. Ireneus menulis bahwa Yohanes tinggal dan wafat di Efesus.

Yohanes adalah murid Yesus yang paling setia, bahkan berani mengikuti Yesus sampai ke gunung Kalvari dan mendampingi Bunda Maria sampai di bawah kaki salib Yesus. Di bawah kaki salib itulah ia diserahi tugas oleh Yesus menjadi pengawal Bunda Maria (Yoh 19:27). Sejak Pentekosta ia bekerja bersama dengan Petrus, baik di Yerusalem maupun di Samaria untuk mencurahkan Roh Kudus kepada orang-orang yang baru dipermandikan.

Kira-kira pada tahun 60 ia pergi ke Asia Kecil dan menjadi Maha uskup di kota Efese. Dalam Kitab Wahyu diterangkannya bahwa la dibuang ke pulau Patmos karena agama dan ajarannya. Sepulangnya ke Efese ia mengarang Injilnya. Dari buah karangannya kita dapat mengatakan bahwa Yohanes adalah seorang teolog yang karangan-karangannya berisi refleksi dan ajaran teologis yang mendalam tentang Yesus dan karya perutusan-Nya.

Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, kotbah Yohanes hanyalah berupa wejangan-wejangan singkat yang sama saja: "Anak-anakku, cobalah kamu saling mencintai." Atas pertanyaan orang-orang serani, mengapa ajarannya selalu yang sama saja, ia menjawab: "Sebab itulah perintah Tuhan yang utama dan jikalau kamu melakukannya, sudah cukuplah yang kamu perbuat." Santo Yohanes adalah Rasul terakhir yang meninggal dunia kira-kira pada tahun 100 pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus.

Pesta Kanak-kanak Suci Bethlehem, Martir

Kelahiran Yesus yang konon akan menjadi 'Raja Israel' membawa kegoncangan bahkan ancaman terhadap kekuasaan Herodes Agung. Kemarahan Herodes semakin menjadi-jadi karena Tiga Raja dari Timur, yang disuruh kembali ke Yerusalem untuk memberitahukan kepadanya tempat kelahiran bayi Yesus, pulang ke negerinya masing-masing melalui jalan lain.

Ia segera memerintahkan agar bayi Yesus dibunuh dan semua bayi yang ada di Betlehem. Tanpa mempedulikan ratap tangis ibu-ibu, disuruhnya membunuh semua kanak-kanak di daerah Betlehem. Maksudnya gagal karena Kanak-kanak Yesus sudah dibawa lari orangtua-Nya ke Mesir.

Herodes memang dikenal sebagai penguasa yang berhasil membangun Yerusalem dengan berbagai monumen, namun ia sebenarnya adalah boneka mainan kaisar Romawi. Namanya sendiri busuk karena ke bengisan dan kebejatan hidupnya. Ia membunuh banyak orang termasuk tiga orang puteranya sendiri. Isterinya ada 10 orang. Dengan melihat pada kepribadiannya yang bejat ini, kita dapat memahami tindakannya.

Pada hari ini Gereja bukan saja menghormati kanak-kanak itu sebagai martir-martir Kristus, melainkan juga terutama menekankan nilai kesucian hidup dan kemurnian hati sebagai suatu cita-cita iman semua orang Kristen.

Pesta hari ini menghimbau semua orang Katolik untuk terus berjuang mewujudkan kesucian dan kemurnian hidup sebagai saksi-saksi Kristus, meskipun kerap harus mengorbankan nyawa, menumpahkan darah karena cinta kasih kepada Allah dan sesama.

Di dalam diri kanak-kanak Suci dan tak bersalah itu dapat dibaca cita-cita Kristen pada masa Gereja perdana. Marilah kita meneladani pula cita-cita iman yang luhur itu agar kita pun suci dari semua yang menentang kehendak Tuhan serta menghadapi Bapa kita di surga dalam keadaan yang se-sempurna-sempurnanya.

Santa Fabiola, Janda

Fabiola Iahir di Roma pada pertengahan abad ke-4 dari sebuah keluarga ningrat. Masa mudanya sangat tidak terpuji. Mula-mula ia menikah dengan seorang pemuda yang bejat hidupnya. Karena tidak tahan maka ia berusaha cerai.

Setelah ia berhasil secara sipil, ia menikah Iagi dengan lelaki lain. Sebagai orang Kristen, tindakannya ini sangat tidak terpuji dan mencoreng nama baik Gereja. Namun Tuhan rupanya tidak sudi membiarkan Fabiola bertindak semakin sembrono. Tuhan mulai campur tangan.

Tidak lama kemudian dua laki-laki yang menjadi suaminya itu meninggal dunia. Fabiola sendiri menyesali sikap hidupnya dan bertobat. Ia menaati aturan hidup sebagai anggota Gereja, melakukan silih di hadapan seluruh umat sehingga diterima kembali sebagai anggota Gereja. Pertobatannya secara terbuka dilakukannya di muka basilik Lateran. Paus Santo Siricius menerimanya kembali dalam pangkuan ibu Gereja.

Corak hidupnya yang baru diwarnai dengan pengabdian tulus dalam karya-karya cinta kasih. Harta bendanya ia manfaatkan untuk kepentingan Gereja Roma. Ia mendirikan rumah sakit khusus untuk membantu orang-orang miskin. Para pasiennya adalah gelandangan-gelandangan yang ditemuinya di jalan-jalan atau yang meringkuk di dalam penjara. Rumah sakit ini menampung siapa saja sehingga menjadi semacam rumah sakit umum pertama dalam sejarah Barat.

Pada tahun 395 Fabiola berziarah ke Yerusalem dan mengunjungi Santo Hieronimus, Santa Paula dan Santa Eustakium. Ketika itu Hieronimus sedang bermusuhan dengan Uskup Rufinus berkenaan dengan ajaran Origenes yang ditentangnya.

Orang berusaha mempengaruhi Fabiola agar memihak Rufinus. Namun Fabiola tetap mendukung Hieronimus, gurunya. Fabiola mendirikan sebuah biara dan membantu Hieronimus dalam usaha menerjemahkan Kitab Suci. Tetapi kemudian ia pindah dari biara itu: biara itu menjadi tempat ziarah yang sangat ramai; kondisi hidup umat sangat tidak menyenangkan: umat Kristen terpecah-pecah, dan dari luar ada ancaman serangan bangsa Hun, dll.

Untuk sementara Fabiola dengan kawan-kawannya mengungsi ke Jaffa, sambil menantikan ketenteraman di Yerusalem. Setelah keadaan pulih dan aman, Fabiola pulang ke Roma dan kawan-kawannya kembali ke Yerusalem. Di Roma masih terdapat banyak masalah.

Meskipun demikian, Fabiola tetap meneruskan karya cintakasihnya selama tahun-tahun terakhir hidupnya. Bersama Santo Pammachius, ia mendirikan rumah sakit umum besar di Porto untuk peziarah yang miskin dan sakit. Dalam satu tahun saja rumah sakit itu terkenal dari Parthia sampai ke Britania. Fabiola wafat pada tahun 399. Ia sangat dicintai dan dihormati.

Demikianlah renungan akhir tahun yang dapat detikers jadikan panduan. Selamat ibadah tutup tahun, detikers!




(alk/alk)

Hide Ads