Penyebab Makassar-Daerah Lain di Sulsel Dilanda Cuaca Ekstrem: MJO-Gelombang Kelvin

Penyebab Makassar-Daerah Lain di Sulsel Dilanda Cuaca Ekstrem: MJO-Gelombang Kelvin

St. Fatimah - detikSulsel
Senin, 16 Des 2024 18:40 WIB
Ilustrasi Cuaca di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. (Agil/detikSulsel)
Foto: Ilustrasi Cuaca di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. (Agil/detikSulsel)
Makassar -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel). Hujan dengan intensitas sangat lebat yang disertai angin kencang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah mulai 18-22 Desember 2024.

"Prakiraan tanggal 18-22 Desember 2024, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat (akumulasi hujan selama 24 jam) berpotensi terjadi," tulis BMKG dikutip detikSulsel, Senin (16/12/2024).

Terjadinya kondisi ekstrem ini disebabkan oleh beberapa dinamika atmosfer yang terjadi saat ini. BMKG menyebut ada fenomena ENSO yang terpantau berada pada fase La Nina lemah hingga Madden Julian Oscillation (MJO).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan dinamika atmosfer terkini, fenomena ENSO terpantau berada pada fase La Nina Lemah. Kondisi ini menyebabkan pembentukan awan di wilayah Indonesia relatif lebih mudah. Selain itu, Madden Julian Oscillation (MJO) tercatat berada pada fase 5, menyebabkan potensi pembentukan awan hujan lebih tinggi," ucap BMKG.

"Gelombang Kelvin juga diprediksi aktif di wilayah Sulawesi bagian selatan dalam beberapa hari ke depan. Pusat tekanan rendah terpantau di Australia bagian utara, sehingga membentuk pertemuan arus angin (konfluensi) dan penumpukan massa udara, serta meningkatkan kecepatan angin dan ketinggian gelombang laut di sepanjang daerah menuju pusat tekanan," imbuh BMKG.

ADVERTISEMENT

BMKG menyebut londisi atmosfer tersebut secara umum berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan awan hujan di Sulawesi Selatan.

Berikut penyebab terjadinya cuaca ekstrem di Sulsel serta penjelasan fenomenanya yang dirangkum dari laman resmi BMKG:

1. Fenomena ENSO Berada pada Fase La Nina Lemah

Salah satu penyebab terjadinya cuaca ekstrem adalah fenomena ENSO yang terpantau berada pada fase La Nina Lemah. Fase La Nina adalah kondisi dimana hembusan angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat sepanjang ekuator menjadi lebih kuat dari biasanya.

Menguatnya angin pasat yang mendorong massa air laut ke arah barat, maka di Pasifik timur suhu muka laut menjadi lebih dingin. Kondisi ini menyebabkan pembentukan awan di wilayah Indonesia relatif lebih mudah.

2. Madden Julian Oscillation (MJO) Berada pada Fase 5

Madden Julian Oscillation (MJO) adalah gelombang atau osilasi non-musiman yang terjadi di lapisan troposfer, bergerak dari barat ke timur dengan periode osilasi sekitar 30-60 hari. Fenomena MJO berperan penting dalam meningkatkan pembentukan awan hujan di wilayah yang dilaluinya.

Fenomena ini dibagi menjadi delapan fase MJO dikelompokan menjadi 4 bagian sesuai dengan pergerakannya yaitu fase 1 dan 8 (Western and Africa), fase 2 dan 3 (Indian Ocean), fase 4 dan 5 (Maritime Continent), fase 6 dan 7 (Western Pacific).

Berdasarkan analisis BMKG, saat ini MJO berada di fase 5 dan sedang aktif bergerak melintasi wilayah Indonesia. Sehingga menyebabkan peningkatan potensi pembentukan awan hujan di sejumlah wilayah termasuk Sulawesi Selatan.

3. Gelombang Kelvin Aktif

Penyebab selanjutnya adalah gelombang Kelvin yang diprediksi aktif di wilayah Sulawesi bagian selatan dalam beberapa hari ke depan. Akibat kondisi tersebut menyebabkan meningkatnya ketersediaan massa uap air basah dan memicu gangguan pola angin yang dapat mendukung pertumbuhan awan-awan hujan.

4. Pusat Tekanan Rendah

Penyebab lain dari cuaca ekstrem ini adalah keberadaan pusat tekanan rendah yang terdeteksi di bagian utara Australia. Keberadaan pusat tekanan rendah ini menyebabkan terbentuknya pertemuan arus angin (konfluensi) dan penumpukan massa udara.

Kondisi tersebut menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di perairan sekitarnya.

Wilayah yang Terdampak Cuaca Ekstrem 18-22 Desember 2024

Berdasarkan prakiraan berbasis dampak, berikut ini rincian wilayah di Sulsel yang berpotensi dilanda hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi pada periode 18-22 Desember 2024:

Wilayah Potensi Hujan Lebat-Sangat Lebat

  • Parepare
  • Barru
  • Pangkajene dan Kepulauan
  • Maros
  • Makassar
  • Gowa
  • Takalar

Wilayah Potensi Angin Kencang

  • Sulawesi Selatan bagian barat
  • Sulawesi Selatan bagian selatan

Wilayah Potensi Gelombang Tinggi (1,25-2,5 Meter)

  • Selat Makassar Bagian Selatan
  • Perairan Sabalana
  • Perairan Barat Kepulauan Selayar
  • Laut Flores Bagian Barat
  • Teluk Bone Bagian Selatan
  • Perairan Timur Kep. Selayar
  • Perairan P. Bonerate Kalaotoa Bagian Utara
  • Perairan P. Bonerate Kalaotoa Bagian Selatan
  • Laut Flores Bagian Utara
  • Laut Flores Bagian Timur



(asm/asm)

Hide Ads