Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan (Sulsel) akan kembali dilanda cuaca ekstrem selama 3 hari. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi itu terjadi, salah satunya pengaruh La Nina.
"Di antaranya La Nina lemah dan aktivitas Monsun Asia yang diperkuat oleh Seruakan Dingin Asia turut berkontribusi dalam meningkatkan curah hujan," kata Kepala BMKG Wilayah IV Makassar Irwan Slamet dalam keterangannya, Jumat (7/2/2025).
Slamet juga menyebut adanya sirkulasi siklonik di Australia bagian utara memicu pertemuan angin di Selat Makassar dan pesisir barat Sulsel. Kemudian ditambah dengan atmosfer lokal yang labil di sebagian besar wilayah Sulsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sirkulasi siklonik di Australia bagian utara yang menyebabkan terbentuknya daerah pertemuan angin (konfluensi) di Selat Makassar hingga pesisir barat Sulawesi Selatan, serta dinamika labilitas atmosfer lokal yang menunjukkan kondisi labil di sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan," terangnya.
Menurut Slamet, faktor-faktor tersebut dapat memicu pertumbuhan awan hujan. Sehingga potensi curah hujan sedang hingga lebat akan terjadi, dibarengi dengan angin kencang dan gelombang tinggi.
"Faktor-faktor tersebut berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Sulawesi Selatan yang dapat mengakibatkan peningkatan intensitas curah hujan dengan kategori sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir, peningkatan kecepatan angin dan peningkatan ketinggian gelombang," imbuhnya.
11 Wilayah Sulsel Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG menyebut hujan lebat hingga sangat lebat akan terjadi pada 7-10 Februari 2025 di 11 wilayah Sulsel. Kondisi ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir.
"Prakiraan tanggal 7-10 Februari 2025, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi di wilayah Parepare, Barru, Pangkajene Kepulauan, Maros, Makassar, Gowa, Takalar, serta sebagian Pinrang, Soppeng, Jeneponto, dan Kepulauan Selayar," kata Slamet.
Selain itu, juga ada potensi angin kencang di wilayah Sulsel bagian barat dan bagian selatan. Warga pun diimbau untuk mewaspadai gelombang laut di perairan sekitar Sulsel.
Adapun gelombang dengan kategori sedang (1,25 - 2,5 m) terjadi di Selat Makassar bagian selatan, Perairan Parepare, Perairan Spermonde Pangkep bagian barat, Perairan Spermonde Pangkep, Perairan Spermonde Makassar bagian barat, Perairan Spermonde Makassar, Perairan barat Kepulauan Selayar, Perairan Sabalana, Teluk Bone bagian Utara, Teluk Bone bagian Selatan, Perairan timur Kepulauan Selayar, Laut Flores Utara, Laut Flores Barat, Perairan P. Bonerate - Kalaotoa bagian utara, dan Perairan P. Bonerate - Kalaotoa bagian selatan. Sementara gelombang dengan kategori tinggi (2,5 - 4,0 m) terjadi di Laut Flores bagian timur.
"Menyikapi kondisi di atas diharapkan para pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi. Dampak tersebut antara lain genangan/banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan keterlambatan jadwal penerbangan/pelayaran," papar Slamet.
Berikut ini wilayah di Sulsel terdampak cuaca ekstrem 7-10 Februari 2025:
- Parepare,
- Barru,
- Pangkajene Kepulauan,
- Maros,
- Makassar,
- Gowa,
- Takalar,
- Sebagian Pinrang,
- Soppeng,
- Jeneponto,
- Kepulauan Selayar.
(asm/asm)